Merajuk /Short story/ {All my fav. Ship~≧∇≦ I think...¬_¬} (MoFelz Vers.)

1.8K 90 19
                                    

Mefelz. Si tukang Farm dan Rajanya Kacung saat ini tengah mencari kacung sekaligus kekasih Sapinya, MoenD yang entah berada di mana.

Terakhir kali Mefelz bertemu dengan pagi ini, kalau tidak salah, MoenD saat ini tengah berada di halaman belakang. Katanya sih, mau ngegabut ria aja. Sekalian Afk di Sans.

Kebetulan, Mefelz sedang gabuts. Makanya dia mencari MoenD untuk menemaninya bermain di Sans, membuat Farm lagi misal atau jalan-jalan keluar.

Sampailah Mefelz di halaman belakang, ia melihat MoenD yang tengah duduk membelakanginya. Dengan semangat, Mefelz menghampiri MoenD dan mengajaknya bermain.

MoenD hanya menatap Mefelz sebentar sebelum dia kembali menatap tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MoenD hanya menatap Mefelz sebentar sebelum dia kembali menatap tanah. Mefelz tak menyerah, ia malah terus mengganggu MoenD dengan cara, memanggilnya terus sembari bergerak kesana kemari.

"MoenD~!"

"MoenD!"

"MoenDeh~!"

"MooenD!"

"MoenD-chan~!"

"Diam! Felz!" Bentak MoenD kesal sampai membuat Mefelz diam membantu "Kenapa sih! Berisik Tau! Huh!" Kesalnya sembari kembali duduk Membelakangi Mefelz.

Butuh beberapa waktu bagi Mefelz untuk menyadari, kalau MoenD sedang dalam mood paling buruk. Mefelz jadi merasa tak enak padanya, karenanya mood MoenD jadi tambah buruk.

Biasanya, Mefelz akan menghibur MoenD dengan cara apapun. Tapi, karena barusan di bentak MoenD, otak Mefelz langsung berhenti berfikir. Makanya, sekarang dia pusing, ling-lung 7 keliling.

MoenD juga sebenarnya merasa tak enak karena membentak Mefelz, tapi mau bagaimana lagi. Moodnya sedang buruk, ditambah kejahilan Mefelz yang membuat emosinya semakin naik dan tak terkendali.

MoenD menghela napas kasar, ia memutar badannya sedikit untuk melihat, apa yang di lakukan Mefelz sampai dia tidak bersuara. Dan yang MoenD lihat, adalah kepanikan Mefelz.

MoenD terkejut, tanpa basa basi, ia menarik Mefelz kepelukannya, berusaha untuk menenangkannya. Mefelz mengalami Panic attack, dimana akan di alami seseorang, jika dia terlalu mengkhawatirkan sesuatu. Ini sering terjadi, di kala Mefelz sedang membuild Farm atau bangunan yang belum tentu berhasil atau tidaknya.

Karena itulah, mengapa MoenD selalu di sampingnya. Membantunya di saat Mefelz kebingungan akan sesuatu dan mencegah kejadian itu terulang kembali. Pernah sekali, MoenD melihat Mefelz yang terkena serangan itu sampai membuat dirinya kejang-kejang. Untung, MoenD datang tepat waktu dan menenangkan Mefelz, mengatakan padanya kalau semuanya akan baik-baik saja.

"Suut, tenanglah. Kenapa kau kena serangan huh? Kitakan tidak sedang membuild" Ucap MoenD sembari melepas pelukannya dan mengelus pucuk kepala Mefelz.

"Uuh, itu karena. Gara-gara aku, moodmu jadi buruk..." Entah halusinasi atau apa, MoenD bisa melihat telinga serta ekor seperti seekor rubah menempel pada Mefelz, seketika keduanya turun. Menandakan, kalau Mefelz begitu sedang sedang atau murung.

"Eh?! E-enggak kok! Bukan kerena kamu kok!" Ucap MoenD panik.

"Terus kenapa? Kok kamu tiba-tiba marah sama ngebentak aku sih..."

"Ya... Itu karena..."

"Karena...?"

"Karena.... Reza terus ngegangguin aku pas lagi ngebuild rumah... Makanya, dari tadi duduk di sini, sekalian ngehilangin mood kesalku ke semula. Tapi, kamu tiba-tiba datang, pas aku masih kesal. Makanya aku tiba-tiba marah sama ngebentak kamu. Maaf, Felz..." Jelas MoenD menyesal. Kali ini, Mefelz melihat telinga dan ekor sapi MoenD turun, yah sedih kali.

"Ooh, gitu. Emang, Reza itu komplotan Desa Terkutuk. Makanya, orangnya aneh-aneh sama bar-bar semua" Mendengar kata aneh, MoenD langsung tertawa. Memang benar ucapan Mefelz, tapi bukan hanya Desa Terkutuk aja yang aneh. Tapi, semua Warga Sans aneh semua. Guru mereka aja Zombie yang mengajar di siang hari, mana ada Zombie yang bisa tahan sinar matahari, kecuali Guru idaman Murid Sans.

Mefelz tersenyum senang, karenanya dia bisa melihat MoenD tersenyum kembali.

"Oh, iya. Felz, tadi kenapa kamu terus ngegangu aku, memangnya mau apa?"

"Oh, soal itu! Aku gabut MoenD... Makanya dari tadi aku gangguin kamu..."

"Tumben kamu gabut, biasanya juga ngefarm"

"Ish! Kamu mah! Aku kan maunya main sama kamu! Kok kamu gak peka sih!"

Mata MoenD berkedip beberapa kali "Hah? Apa? Apa kamu bilang? Coba ulangi lagi"

"I-itu.. Ugh! Aku bilang, aku aku mau main sama kamu! Kalau sama kamu, a-aku gak bakalan gabut lagi..." Ucap Mefelz malu-malu sembari memainkan kedua jari teunjuknya dan menatap kearah lain dengan wajah serta telinga yang sudah memerah bak tomat.

MoenD menatap Mefelz tak percaya. Dengan sekali hap, MoenD memeluk Mefelz dan mencium seluruh wajahnya gemas.

"Ih! MoenD! Lepasin! Geli tau!"

"Habis, Mefelz lucu banget~! Iih! Ukeku memang yang paling manis~♡"

"Ih! Apaan sih! Lepasin!"

"Gak mau~ Kakak~"

"Kenapa kamu tiba-tiba manggil aku Kakak?!"

Keduanya terus melakukan itu sampai lelah. MoenD mengajak Mefelz untuk jalan-jalan di sekitaran kompleks, mengingat waktu sudah menunjuk pukul 03 sore. Mefelz dengan senang hati menerima dan merekapun pergi jalan-jalan diiringi dengan obrolan manis dan tautan tangan yang tak akan pernah lepas sedikitpun.




~END~


Akhirnya selesai juga... Modal ngebut sampai malem 😴

4 BRO!? {DISCONTINUED?}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang