ENEMY || 32

3K 428 145
                                    

Spam komen dan jangan lupa vote❤️

**

Irene sedang menyuapi sarapan pada Dahee. Dahee diam melirik ke depan tanpa menoleh pada Irene.

"Kakak masih marah sama ibu?" Tanya Irene sambil menyuapi Dahee.

Dahee diam namun air matanya menetes begitu saja. Sudah lama sekali dia tidak dipanggil dengan sebutan 'kakak' oleh orang tuanya.

"Kesalahan ibu sangat besar. Ntah bagaimana cara ibu menebusnya. Kakak boleh marah tapi jangan cuekin ibu kayak gini" Irene tampak sedih karena Dahee enggan menoleh padanya.

"Jika ibu tidak lari dan meninggalkan kami, aku tidak akan seperti ini" sahut Dahee pelan sambil menepis air matanya.

"Ibu akan membujuk papa Younghoon, kita akan tinggal bersama tanpa menganggu hubunganmu dengan Younghoon"

Dahee menggeleng. "Aku terlalu kotor untuk tinggal bersama keluarga baru ibu. Aku hanya akan memberi pengaruh buruk"

"Tidak usah pedulikan diriku, urus saja suami ibu itu. Aku akan mengurus urusanku sendiri" lanjut Dahee.

Irene dan Dahee menoleh saat mendengar suara pintu terbuka. Keduanya memandang Younghoon yang baru saja masuk ke ruang inap Dahee.

Younghoon berjalan menghampiri Dahee. "Biar aku yang suapin Dahee" ujar Younghoon.

Irene menggeser meja makan Dahee lalu berdiri dari kursinya. Irene mencium dahi Dahee, Dahee tetap tidak menoleh pada Irene. Irene menghela nafas lalu keluar dari sana.

Younghoon duduk di kursi lalu kembali menarik meja makan Dahee dan melanjutkan menyuapi sarapan pada Dahee.

"Besok ujian akhir, dokter bilang kamu belum boleh pulang. Kamu bakal ujian di sini" ujar Younghoon sambil menyuapi Dahee.

"Bagaimana perjodohanmu dengan Eunha?"

Younghoon mengerutkan dahinya. Ia belum menceritakan hal itu pada Dahee. "Tau dari mana?"

"Aku sudah tau sebelum kamu mengetahuinya"

"Dari ibumu?" Tanya Younghoon. Dahee mengangguk.

"Jungkook juga mengetahuinya?" Dahee mengangguk lagi.

"Tidak usah pikirkan itu, lekas sembuh dan beraktifitas seperti biasa" ujar Younghoon sambil memberikan minum pada Dahee.

"Bolehkah aku ke Amerika?" Tanya Dahee sambil menatap Younghoon.

"Ngapain ke Amerika?"

"Kuliah, sambil mengurus anak ini" ujar Dahee sambil mengelus perutnya. "Dia tidak salah, aku tidak tega membunuhnya bahkan sebelum dia melihat dunia" ujar Dahee.

"Lalu bagaimana dengan diriku?"

"Aku tidak tahu harus bagaimana" Dahee menunduk sambil terisak. Dari tadi ia hanya memikirkan calon anaknya tanpa memikirkan Younghoon.

"Aku akan menerima kamu, dan si kecil ini" ujar Younghoon sambil mengelus perut Dahee.

"Jangan terlalu baik, Younghoon" Dahee makin terisak. Younghoon memeluk Dahee membiarkan Dahee menangis di bahunya.

Enemy || Kim Younghoon✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang