5

537 98 0
                                    

Kini aku berada di depan kelasnya. Ini masih jam belajar pria itu dan kelasku sudah berakhir sejak lima puluh satu menit yang lalu. Namun aku tak mempedulikan tentang seberapa lama diriku menunggu di depan kelasnya nyaris satu jam ini. Ada sesuatu yang ingin aku katakan. Sebenarnya ada dua hal dan seperti aku harus memilih salah satunya. Pendapat diriku atau pendapat temanku.

Penantianku tidak sia-sia, sebab kini kelas Taehyung telah berakhir. Terlihat beberapa mahasiswa berjalan keluar setelah sebelumnya sang Dosen yang terlebih dahulu keluar. Hingga tiba di saat Taehyung keluar bersama Jungkook, lantas diriku segera memberhentikan Taehyung yang berujung keduanya sama-sama berhenti. Terlihat Taehyung juga temannya sedikit terkejut dengan kedatanganku, namun ekspresi macam itu tak ku ambil pusing.

"Taehyung aku ingin bicara."

Taehyung sedikit menyingkir dari jalan masuknya ruang kelas— pintu— lantas mendekat padaku dan berdiri di hadapanku. Jungkook juga sudah menyingkir memberikan kami berdua waktu. "Apa?"

Aku sedikit mengernyit mendengar balasan pendeknya, namun segera ku normalkan raut wajahku dan menatap Taehyung dengan pikiran yang berkecamuk.

Pendapatku atau temanku?

Diriku inginnya langsung pada intinya dengan bertanya tentang Taehyung yang terlihat aneh beberapa minggu kebelakang ini walaupun yang paling kentara adalah seminggu belakangan ini. Namun yang ku lafalkan bukanlah itu, justru,

"Kau ada waktu nanti malam? Ibu mengajakmu makan malam bersama."

Tiba-tiba perkataan temanku terlintas begitu saja bersamaan dengan pendapatnya yang menyuruhku untuk mengajak Taehyung pergi bersama-meskipun pada akhirnya bersama keluargaku.

Taehyung terlihat berpikir. "Entah, nanti akan aku hubungi."

Kemudian aku mengangguk dan Taehyung pamit terlebih dahulu karena harus mengerjakan tugas bersama Jungkook karena pria Jeon itu satu kelompok dengannya. Taehyung sempat berkata maaf dan aku kembali mengangguk tanpa berucap lebih.

Tapi maafnya itu untuk dirinya yang kali ini tak bisa mengantarku pulang, bukan untuk dirinya yang membentak diriku hari itu.

Tak masalah, lagi pula aku sudah terbiasa tidak berangkat dan pulang bersama pria Kim itu. Jadi, diriku mencoba untuk tak ambil pusing kembali.

[]

Can i get your vote?

ABOUT: LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang