18

516 89 1
                                    

Sesekali berpikir bahwa apa yang diriku lakukan terlampau keterlaluan kendati yang aku lakukan sedari tadi hanya duduk di dekat jendela seraya menatap ke luar pelataran rumah. Iya, aku hanya diam menatap ke luar rumah yang di jatuhi banyaknya tetesan hujan yang tak kunjung mereda sejak dua jam yang lalu. Membiarkan Taehyung yang terduduk dengan punggung yang bersandar pada pagar rumahku dengan kepala yang menunduk.

Pintu kamarku kembali terketuk yang kemudian rupa Ibu tampak yang kemudian disusul perawakannya dengan pintu kamarku yang terbuka lebar.

"Tidak ingin membiarkannya masuk?"

Aku diam seraya menoleh menatap Taehyung di luar sana yang masih menunduk dengan kedua tangannya yang memeluk bahunya sendiri.

"Tidak."

"Tapi Ibu kasihan melihatnya."

Aku diam sejenak sebelum menjawab perkataan Ibu.

"Terkadang seseorang harus mendapatkan hadiah dari perbuatannya, Bu."

Setelahnya suara helaan napas Ibu terdengar disusul daun pintu yang tertutup rapat.

Tampak Taehyung kini berdiri, menolehkan kepalanya menatap rumahku sesaat yang kemudi mengalihkan atensinya menatap jendela kamarku. Sudah pasti diriku segera menutup tirai sehingga Taehyung tak dapat melihat presensi diriku di dekat jendela. Lantas pria Kim itu pergi membawa motor besarnya yang familiar bagiku.

Perlahan air mataku menetes entah karena apa. Tapi satu yang terasa saat ini, hatiku sesak.

[]

ABOUT: LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang