16

512 103 5
                                    

"Jihye, tolong untuk dengarkan penjelasanku."

Aku berjalan cepat berusaha untuk menjauh dari Taehyung yang tengah berlari kendati segala usahaku terasa sia-sia sebab kini Taehyung yang mencekal lengan tangan kiri ku hingga kini menghadap ke arahnya.

"Dengarkan aku Jihye," ujar Taehyung kembali.

Aku diam sejenak. "Diriku harus mendengar apa?"

Taehyung menghela napasnya panjang, terlihat lelah sebab sebelumnya berlari atau dengan hubungan kami.

"Ada apa dengan dirimu?"

"Aku sudah menjelaskan sebelumnya. Aku baik-baik saja."

"Lalu mengapa dirimu mendiami aku hingga seminggu lebih ini?"

"Tidak tahu."

Taehyung menghela napasnya kasar. "Aku tidak tahu ada masalah apa lagi antara kita atau yang diriku perbuat, tapi aku benar-benar tidak mengerti semuanya, setidaknya beritahu diriku atas sesuatu yang tidak aku ketahui."

Aku menatap Taehyung yang terengah setelah mengatakan kalimat yang nyaris sama seperti sepuluh menit yang lalu.

"Memang apa yang dirimu tidak ketahui?"

Taehyung kembali menghela napasnya kasar yang kemudian merotasikan matanya jengah, mungkin lelah dengan diriku yang sengaja membelit-belitkan konversasi kami.

"Aku mohon, Jihye. Untuk kali ini tolong jangan mempersulitnya."

Aku tersenyum menatap dirinya yang terlihat setengah kesal atau mungkin sudah kesal?

"Kau bilang aku mempersulitnya?" Aku menjeda sesaat. "Jika memang benar diriku demikian, lalu dirimu apa?"

"Apa maksudmu, Ji?" Taehyung menatapku tak mengerti.

"Sekarang coba pertanyaanmu diputar balikkan, apa yang tidak diriku ketahui? Apakah dirimu merasa telah menyembunyikan sesuatu di belakangku?" Aku diam menatapi dirinya yang belum merubah ekspresinya yang kemudian cekalan tangannya pada pergelangan tanganku terlepas perlahan. "Jika dirimu belum menyadarinya, sekitar seminggu yang lalu di taman pada saat petang saling berbagi kehangatan dengan kedua tangan yang saling memeluk. Aku pikir pernyataan ku tadi cukup untuk membuat ingatanmu pulih dari amnesia tiba-tiba mu itu."

Benar saja ekspresi Taehyung perlahan berubah tegang. Netranya mengerjap cepat beberapa kali dengan lisan yang terlihat ingin mengutarakan aksaranya.

"Terkadang seseorang yang berbuat kesalahan memang mudah untuk melupakan kesalahan itu daripada seseorang yang menerima kesalahan itu sendiri. Lalu mengenai diriku yang mempersulit, bisa jelaskan padaku di bagian mana aku mempersulitnya? Ketika hubungan kita sedang tidak baik, aku mencoba untuk memperbaiki secara perlahan. Ketika diriku mengetahui bahwa dirimu tengah dekat dengan wanita lain di saat hubungan kita tak baik-baik saja, aku juga berusaha untuk sabar, berusaha membuat bermacam teori positif terhadap perilakumu yang sebenarnya negatif. Memilih untuk menghabiskan waktu berdua dengan orang lain daripada kekasihmu sendiri, aku tak masalah jika orang lain itu adalah Namjoon, Jungkook atau Jimin, tapi ini adalah wanita yang bahkan terlihat sangat akrab kepada dirimu daripada diriku saat ini. Ingatkah dirimu pada saat diriku menunggu dirimu di halte selama dua jam lebih? Namun kau justru melupakan janjimu sendiri dengan bersenda gurau bersama teman dan gadis itu. Kala kau meminta kesempatan kedua, aku juga dengan berbaik hati memberikannya."

Taehyung diam sama seperti saat di kedai kopi kala itu. Menatap diriku tepat di kedua mataku yang kini tergenangi air mata. Menjadi tontonan secara tiba-tiba dengan posisi kami yang berada di depan fakuktasku. Sekuat apapun aku menahannya, tapi pada akhirnya genangan itu mengalir bebas kendati setelahnya segera diriku usap kasar.

Aku berlari menjauhi Taehyung yang saat itu mencoba untuk meraih tanganku kembali.

[]

[A.N]: 500+ padahal aturan di series 'About' tuh gak boleh lebih dari 500 :"

Don't forget to give your vote and comment!^^

ABOUT: LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang