14

478 83 0
                                    

Perkataan Taehyung tempo hari masih terngiang dalam memori otakku. Dirinya menjelaskan secara rinci dari awal hingga akhir dari kehidupan percintaan kita yang katanya hanya itu-itu saja. Sempat membalas dengan perkataan bahwa dirinya bosan denganku, tapi Taehyung bilang bahwa dirinya tidak bosan denganku melainkan hanya berusaha untuk memastikan hatinya.

Aku sungguh-sungguh akan melepaskan Taehyung saat itu jika pria itu tidak berlutut di dekat tempat dudukku dengan kepala yang menunduk, berhasil menyita nyaris seluruh atensi penjuru kedai kopi saat itu. Membuat diriku terpaksa membuatnya kembali berdiri dan duduk di kursinya sendiri. Setengah menahan malu sebab menjadi pusat perhatian sesaat.

Hubungan aku dan Taehyung sedikit membaik. Ya, memberinya kesempatan sekali tidak masalah, bukan? Dia juga mulai sering mengirimkan diriku pesan meski tidak terlalu sering seperti dahulu.

Aku berjalan menyusuri trotoar yang dihiasi paving tersusun rapi. Diriku baru saja pergi ke rumahnya Soora, ada tugas bersama dan itu dikerjakan di apartemen wanita itu. Taehyung hanya bisa mengantar diriku tadi, tak bisa menjemputku sebab katanya ada urusan keluarga yang secara tiba-tiba. Aku tidak mempermasalahkannya, sebab dalam prinsip diriku keluarga adalah yang utama.

Udara petang ini terasa menyejukkan, bahkan suasana hatiku juga perlahan mulai membaik kala mengizinkan Taehyung mendapatkan satu kesempatan agar dapat memperbaiki hubungan kami yang nyaris hancur. Taehyung sedikit lebih perhatian dan berusaha untuk membuat diriku kembali percaya padanya.

Saat di apartemen Soora bahkan wanita itu sempat memarahiku dan mengumpatiku karena masih berbaik hati memberikan kesempatan pada pria Kim itu. Aku memberinya kesempatan pula memikirkannya berulang kali, berpikir mungkin dengan ini aku dan Kim Taehyung akan menjadi baik-baik saja atau menjadi lebih baik.

Diriku mengira demikian, semua akan baik-baik saja dan akan semakin lebih baik. Namun Taehyung kembali menjatuhkan asa yang telah diriku awangkan. Menjatuhkan asa yang diriku panjatkan dengan tidak berperasaan. Berharap bahwa kedua netra milikku ini tak dapat melihat pemandangan di depan sana saat ini atau jika tidak jadikan diriku tuna netra sesaat agar tak dapat melihat.

Soora membuktikan bahwa keputusan yang diriku buat adalah kesalahan. Salah sebab membiarkan Taehyung mengambil kesempatan yang diriku berikan dan kembali membuatku berharap sesuatu yang tak akan mungkin menjadi nyata.

Taehyung tengah memeluk wanita yang tampak tak asing untuk dijamah oleh kedua mataku sebab terlalu sering melihat wanita itu meski tak sempat berjumpa secara langsung.

Soora benar, aku yang salah.

[]

ABOUT: LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang