" mama .."
Teriak chenle.
Jisoo yang tengah sibuk didapur menghela nafas jengah, putranya itu selalu saja mengganggu jika ia tengah dikejar kejar oleh tugas." mama .."
Karena jisoo tidak menyahuti teriak pertama, akhirnya teriakkan kedua pun terdengar.
" apa .. mama didapur .." akhirnya jisoo menyahuti dan tak lama chenle datang dengan setelan seragam sekolah yang kurang lengkap.
Tak ada dasi yang terpasang dileher chenle, jisoo menggelengkan kepala pantas saja putranya ini berteriak.
Satu hal yang memang sering dilakukan chenle ketika ia tidak menemukan sesuatu yang ia cari.
" ma .. dasi aku mama taruh dimana ..?" Tanya chenle yang kini sudah duduk dimeja makan sembari menikmati sarapan yang baru saja jisoo sajikan.
" mama taruh ditempat biasa .."
" ga ada tuh .." sahut chenle, jisoo menghela nafas.
Kemudian jisoo melangkahkan kaki meninggalkan dapur. Tak lupa mulutnya berguman.
" kalau ada mama iketin ke leher kamu .."
Seketika chenle menghentikan gerakan tangannya yang akan menyuapkan makanan.
" nih .. makanya kalau nyari apa apa tuh pake mata jangan pake mulut .." kata jisoo yang sudah kembali kedapur dengan membawa dasi chenle.
Melihat itu chenle tersenyum bodoh.
Jisoo memutar bola matanya malas.
" ma ..."
" apa lagi .. cepetan abisin sarapannya, kita udah telat .." potong jisoo, chenle kemudian melihat jam dipergelangan tangannya. Benar, waktu sudah semakin siang.
Dengan tergesa gesa chenle melahap semua sarapannya.
Setelah selesai, keduanya melangkah keluar apartemen.
Chenle akan pergi kesekolah, dan jisoo akan pergi kekantor tempatnya bekerja.
...
Karena waktu berjalan dengan begitu cepat, maka chenle pun melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan dua kali lipat.
Berkali kali ia dapat gerutuan dari jisoo, karena apa yang chenle lakukan membahayakan nyawa keduanya.
Namun bukannya mendengarkan jisoo, chenle malah menambah lagi kecepatan laju kendaraannya.Dan apa yang chenle lakukan mampu mengantar jisoo ketempat kerja tepat waktu tanpa terlambat.
Keduanya kini sudah berada didepan gedung kantor. Bergegas jisoo turun dari motor yang menjadi tumpangannya.
Tak bergegas masuk kedalam gedung, jisoo berdiri sembari menatap tajam chenle.
" kamu itu ya ... kalau tadi kita dijalan kenapa napa gimana .."
" ya ga gimana gimana ma, paling kita nyusul papa .." sahut chenle asal bicara, seketika jisoo diam. Ia pun kembali teringat akan kecelakaan tragis yang merengut nyawa suaminya.
Andai saja semua itu tidak terjadi, pasti yang saat ini mengantar jisoo bukanlah putranya melainkan suaminya.
Jisoo menatap sendu chenle, andai kejadian kelam itu tak terjadi, pasti chenle tak akan pernah merasa kerepotan setiap pagi.
Sadar akan sikap ibunya, chenle menghela nafas.
" ma .. udah masuk sana .. aku pergi dulu .. udah telat nih .." kata chenle, berhasil membuat jisoo sadar akan lamunannya.
Jisoo tersenyum tipis.
" jisoo .."
Suara laki laki memanggil jisoo.
Jisoo menolah, begitu pula dengan chenle.
" yailah .. buaya time .." kata chenle, jisoo terkekeh pelan. Ia paham betul dengan maksud dari perkataan putranya.
" kamu baru datang ..?" Tanya taeil, salah satu atasan jisoo.
Jisoo tersenyum dan kemudian menganggukan kepala.
Chenle sendiri hanya memutar bola matanya malas, ingin sekali ia menyahuti pertanyaan yang dilontarkan atasan ibunya itu.
Hanya saja chenle harus menjaga sopan satunnya, ia tidak mau ibunya terkena imbas akan tingkah nakalnya.
" ayo kita masuk .. sebentar lagi jam kerja dimulai .." kata taeil lagi. Jisoo hanya diam kemudian ia menatap kearah putranya.
Melihat jisoo menatap chenle, taeil pun mengalihkan perhatiannya kepada chenle.
" chenle ...kamu kenapa masih disini .. liat ini udah jam berapa .." kata taeil bermaksud mengingatkan chenle.
Chenle terkejut, kemudian ia melihat arloji dipergelangan tangannya. Setelah melihat arloji chenle menepuk dahinya.
Jisoo dan taeil menggelengkan kepala.
" ma ...aku pergi dulu ya .." pamit chenle yang kemudian melajukan motornya meninggalkan area gedung kantor.
Setelah chenle pergi, tinggalah jisoo dan taeil.
Taeil kembali memberi tersenyum, kemudian ia mempersilahkan jisoo untuk melangkah lebih dulu. Hingga keduanya masuk kedalam gedung kantor.
...
Hari ini bukan hari baik bagi chenle, disaat ia tengah buru buru karena akan terlambat kesialan menimpanya.
Ban motor yang chenle kendarai bocor, padahal jarak kesekolah sebentar lagi.
Beruntung dilokasi kejadian terdapat bengkel. Bergegas chenle turun dari atas motornya dan bersiap untuk mendorong motornya menuju bengkel yang letaknya tidak terlalu jauh.
" chenle .."
Merasa ada yang memanggil chenle melirik kekanan dan kekiri. Kemudian ia menoleh kebelakang, dan disana berdiri sosok guru yang mengajar disekolahnya.
" eh .. pak jimin .." kata chenle sedikit membungkuk memberi salam.
" ada apa ..?" Tanya jimin.
" oh .. ini ban motor saya bocor .." sahut chenle. Jimin tersenyum tipis dan menggelengka kepalanya.
" ada ada aja .. ya sudah bawa motor kamu kebengkel nanti kamu tinggal disini aja .. kamu kesekolah bareng saya .." kata jimin, chenle sedikit terkejut.
" tapi pak .." chenle berniat menolak tawaran jimin, namun jimin buru buru memotong ucapan chenle.
" ga usah so so an nolak .. ini sudah jam berapa .. yang ada nanti kamu pas nyampe sekolah langsung dihukum .." kata jimin mengingatkan.
Chenle diam, mencerna semua ucapan salah satu gurunya ini. Apa yang dikatakan jimin ada benarnya. Meski ragu akhirnya chenle menganggukan kepala.
Motor miliknya akhirnya chenle titipkan dibengkel. Dan dengan perasaan tidak enak chenle menerima tumpangan yang ditawarkan jimin. Keduanya kini pergi kesekolah bersama ..
...
Bersambung ..
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJAGA MAMA ...!
Fanfictionmohon maaf, itu mama saya bukan kakak saya. apa saya harus bikin tulisan yang gede dengan kata kata " ini mama saya " supaya anda anda ini percaya .. : chenle 2020