12

427 58 14
                                    

" mau kemana ..?"

Tanya jisoo ketika melihat chenle mengeluarkan motor maticnya.

Chenle memutar bolamatanya malas, enggan menanggapi, chenle memilih menghidupkan mesin motor maticnya.

Sudah beberapa hari motornya tidak ia pakai, jadi menurut dia, mesin motornya itu butuh di panaskan.

Tak di tanggapi oleh putranya membuat jisoo harus menggelengkan kepalanya.

Ia melangkah menghampiri chenle.

" kamu mau kemana ..?" Tanya jisoo lagi,

Chenle mendecakan lidahnya.

" sekolah lah .. ya kali ke pasar .." sahut chenle.

Jisoo menggeleng gelengkan kepala.

Membiarkan chenle, kemudian jisoo melangkah menuju garasi. Sembari memainkan gas motor maticnya, chenle memperhatikan jisoo yang mulai mengeluarkan mobil dari dalam garasi.

Chenle mengerutkan dahinya. Mesin motor yang menyala, ia matikan.

" mama mau kemana ..?" Tanya chenle, di dalam mobil jisoo memutar bolamatanya malas.

" nganter kamu ke sekolah, terus ke kantor . " sahut jisoo.

Raut wajah chenle berubah, ia menghembuskan nafas kasarnya.

" mama aja yang pergi pake mobil .. aku ke sekolah pake motor .. males nanti pas aku pulang yang jemput orang lain .." kata chenle, sekaligus menyindir jisoo perihal kemaren.

Jisoo diam merasa malas menanggapi. Ia merasa tidak akan menang berdebat dengan chenle pagi ini.

Tak lama suara mesin motor matic milik chenle kembali terdengar. Jisoo diam sembari memperhatikan putranya yang mulai duduk di jok motornya.

" aku berangkat duluan .. hati hati ya .." pamit chenle yang kemudian menarik gas motornya melaju pergi meninggalkan jisoo yang masih terdiam di dalam mobilnya.

Jisoo terus menatap chenle, sampai chenle tak lagi berada dalam pandangan jisoo.

Dan ketika chenle tak terlihat, jisoo menghela nafasnya.

Bergegas jisoo menghidupkan mesin mobilnya, dan melaju pergi meninggalkan rumahnya yang sudah terkunci rapat.











..

" berikan ini pada orangtua kalian ya .." kata jimin sembari membagikan lembaran kertas yang sudah di lipat.

Tentu saja chenle pun mendapat kertas tersebut. Ketika kertas berada dalam genggaman, ia membolak balikkan kertas yang terlipat itu. Hanya bagian atas yang dapat chenle baca, sisanya tak terbaca.

" ini undangan apa pak ..?" Tanya salah satu siswa yang duduk di samping chenle, siapa lagi jika bukan jisung.

Chenle menoleh ke arah jisung, namun detik berikutnya ia menatap jimin yang duduk di meja guru.

Chenle menunggu jawaban akan pertanyaan yang jisung lontarkan. Bahkan bukan hanya chenle, seisi kelas menunggu jawaban.

" kalian berikan aja sama ayah atau ibu kalian .. kalau bisa ayah sama ibu kalian datang bersama .." kata jimin.

Chenle tersenyum kecut. Kedua orangtuanya datang, tentu saja itu hal yang tidak mungkin.

Lembaran kertas yang merupakan surat undangan tersebut ia masukkan ke dalam tasnya.

Chenle kembali memperhatikan jimin, ia bersiap menerima pelajaran dari wali kelasnya itu.













Kriiiinggg ...

MENJAGA MAMA ...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang