6

535 66 9
                                    

Siang hari, saat jam pelajaran telah usai semua penghuni sekolah berhamburan keluar. Begitu pula dengan chenle.

Ia melangkah pelan namun pasti. Berjalan lurus menyusuri trotoar menuju bengkel demi mengambil motornya yang ia titipkan untuk diperbaiki.

Tak terasa ia tiba didepan bengkel. Secara kebetulan para montir bengkel berada diluar, bergegas chenle menghampiri.

" pak .. motor saya mana ..?" Tanya chenle menanyakan perihal motornya yang ia minta perbaiki.

" motor .. yang mana ya dek .." sahut si abang montir dengan wajah bingung. Pasalnya tak ada satu motorpun yang berada dibengkel kecuali motor milik para montir.

" motor saya pak .. yang waktu pagi dititipin, yang ban nya bocor .." kata chenle menjelaskan.

" masa bapak lupa sih .." chenle kembali bersuara.

Kemudian si montir terdiam, ia seperti tengah berpikir.

Tiba-tiba sang montir membuka matanya lebar, dan mendongkak menatap chenle.

" oh .. iya saya inget .. motor kamu sudah di ambil .." katanya.

Otomatis chenle terkejut, mulutnya terbuka matanya membelalak.

" siapa yang ngambil pak .. saya kan ga nyuruh orang buat ngambil motor saya .." kata chenle, panik. Salah satu kendaraan miliknya tak ada.

sang montir kembali berpikir, chenle yang jengah menggaruk kepalanya yang tak gatal. Nasibnya sedang berada diujung tanduk, jika motornya hilang maka ia akan mendapat siraman rohani dari ibunya.

" kamu chenle kan ..?" Tanya sang montir

Dengan wajah jengah chenle mengangguk. Dalam hati ia bertanya untuk apa montir itu bertanya akan namanya.

" hhmm ... jadi gini .. tadi ada orang datang ngambil motor kamu .. dia bilang dia kerabat kamu, terus dia juga bilang kalau dia suruhan ibu kamu .." kata sang montir menjelaskan.

Chenle semakin bingung.

" tapi pak .. saya ga pernah nyuruh orang buat ngambil motor saya .." kata chenle kambali menegaskan.

" ya mana saya tau dek .. tadi dia bilang mau ngambil motor anak sekolah yang namanya chenle .." sahutnya.

Chenle menghela nafas, ia bingung .. motornya hilang. Apa yang harus ia lakukan .. tanya dalam hati.
Menghubungi ibunya, itu sama saja bunuh diri.

" pak .. yang ngambil motor saya nyebutin namanya enggak ..?" Tanya chenle, ya siapa tahu yang membawa motor chenle memberitahu namanya kepada montir bengkel.

" hhhmm .. iya dia ngasih tau namanya .. kalau ga salah namanya jungwoo .." sahut sang montir.

Chenle diam, ia berpikir .. siapa orang yang memiliki nama jungwoo.

Hingga akhirnya mata chenle terbuka sempurna ketika ia ingat siapa jungwoo. Jungwoo adalah rekan kerja ibunya.

Satu pertanyaan kemudian muncul, kenapa jungwoo sampai mengambil motor chenle ?

Chenle menghela nafas, yang tahu jawabannya hanya jisoo ibunya.

" ya udah deh pak .. kalau begitu saya permisi .." kata chenle, sang montir mengangguk.

Kemudian ia melangkah pergi meninggalkan bengkel tersebut.

..
Chenle melangkah pelan di trotoar jalan.

Hari ini ia memilih pulang berjalan kaki, meski jarak rumahnya jauh. Chenle tidak perduli.

Chenle berjalan dengan sedikit menundukkan wajahnya. Tiba tiba langkahnya terhenti disuatu tempat.

Wajahnya yang tertunduk mendongkak, menatap lurus kearah jalan dengan hiasan lampu merah.

Seketika mata chenle berkaca kaca, bahkan wajahnya terlihat memerah.

Tempat ini lah, yang sudah membuat chenle kehilangan ayahnya. Tempat ini lah dimana ayah chenle merenggang nyawa, dan tempat ini lah dimana chenle tak bisa lagi melihat senyum ayahnya.

Chenle menghela nafas, masih teringat dengan jelas didalam benaknya, dimana dulu ibunya jisoo menerima telepone jika ayahnya mengalami kecelakaan.

Chenle manatap lampu merah yang berdiri kokoh. Sejenak ia menutup matanya, detik berikutnya ia kembali membuka matanya.

Fokus chenle kini kearah zebra cros yang membentang. Pada saat lampu merah menyala harusnya semua kendaraan berhenti, namun pada saat itu ada pengendara yang tidak mematuhi tata tertib lalu lintas, ia menerobos lampu merah, dan tepat saat itu mobil ayah chenle melintas, dan terjadilah kecelakaan yang membuat ayah chenle merenggang nyawanya.

Ingat akan kejadian naas yang menimpa ayahnya, membuat chenle menundukan wajahnya. Tubuh chenle bergetar pelan. Isakan mulai terdengar, ia menangis.

" papa .." gumam chenle pelan.

" chenle .."

Chenle terkejut, ada seseorang yang memanggil namanya. Perlahan ia mendongkakan wajahnya, dan akhirnya ia bertemu pandang dengan jimin yang entah sejak kapan berdiri dihadapan chenle.

" ada apa ..?" Tanya jimin khawatir akan kondisi chenle saat ini.

Sadar akan kondisinya, bergegas chenle menyapu air matanya yang mengalir dipipi. Ia pun buru buru merubah ekfresi wajahnya.

" ga ada apa-apa pak .. saya lagi kelilipan .." bohong chenle, jimin menatap tak percaya, namun didepam chenle ia berpura pura percaya.

Sebenarnya jimin penasaran, ada apa dengan chenle. Tapi, jimin tak ingin dianggap terlalu ingin tahu perihal kehidupan muridnya ini.

" kamu mau pulang ..?" Tanya jimin.

Chenle menganggukkan kepala.

" jalan kaki .. motor kamu mana.. belum kamu ambil ?"

" udah pak .. tapi kayanya dibawa pulang .." sahut chenle, jimin mengangguk paham.

" ya udah .. kamu pulang bareng saya aja .." kata jimin memberi chenle tumpangan.

Raut wajah chenle berubah, kemudian ia pun menolak tawaran jimin.

" enggak pak .. ga usah . Saya jalan aja .. lagi pula rumah saya ga jauh dari sini kok .." kata chenle, berbohong. Sebenarnya jarak rumahnya jauh.

" yakin kamu ga mau ikut .."

" iya pak .. ga usah .. "

" awas kalau besok ga masuk sekolah karena alasan kaki kamu pegel .." kata jimin dengan tawanya.

Chenle terkekeh pelan, gurunya ini bisa saja merubah suasana.

" enggak bakal pak .." kata chenle.

Jimin tersenyum ia menatap chenle yang tengah terkekeh.

" ya udah pak .. saya duluan .. permisi pak .." pamit chenle, jimin mengangguk menanggapi.

Kemudian chenle melangkah pergi. Jimin sendiri masih menatap chenle yang mulai menjauh.

Namun, tiba tiba jimin dibuat mengerutkan dahinya oleh chenle. Chenle tiba tiba menghentikan langkahnya, dan kemudian chenle menoleh kearah lampu merah dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tak lama chenle kembali melangkah dan mulai menjauh.

Sementara itu jimin masih terpaku ditempat menatap penuh tanya kearab chenle.

Apa yang sudah terjadi kepada chenle ..? Kata jimin dalam hati..











...

Bersambung ..


Hallo .. aku baru up .. baru ada ide ..

Part ini sedikit mengandung bawang ..

Mungkin nanti bakal lebih bawang lagi ..

Tunggu ya .. aku mo up lagi .. tapi nanti ..

See you

MENJAGA MAMA ...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang