16

236 38 8
                                    

" kaya nya bapak deket banget sama chenle ..?"

Pak satpam bertanya ketika ia tak sengaja melihat bagaimana cara jimin mendisiplinkan chenle.

Jimin terkekeh, ia mengerti ke arah mana alur pembicaraan pak satpam.

" saya dekat dengan semua anak murid saya .."

" tapi saya rasa sama chenle berbeda ..?"

" gak ada bedanya, semua sama .." sahut jimin masih tersenyum.

Tak lama bel pertanda di mulainya pelajaran berbunyi.

" permisi pak, pelajaran udah di mulai .." kata jimin yang kemudian melenggang pergi meninggalkan pak satpam.







Di depan kelas jimin tengah menerangkan pelajaran kepada para siswa.
Terkadang ia berjalan ke setiap kursi tempat siswa duduk dan memperhatikan jimin.

Diam diam mata jimin menangkap seorang siswa yang ternyata sedari tadi asik dengan dunianya.

Jimin tersenyum penuh arti.

" kalian paham kan apa yang tadi bapak jelaskan ..?"

Dengan kompak semua siswa menjawab termasuk satu siswa yang tadi jimin perhatikan.

" paham .."

" bagus .. coba kalau gitu chenle bisa kembali kamu jelasin apa yang sudah saya terangin tadi .." kata jimin yang tiba tiba menyebut chenle.

Sontak chenle terkejut, hingga pena yang sedari tadi jadi fokusnya terjatuh ke lantai. Chenle melirik ke sekitar, kini ia jadi pusat perhatian.

Di sampingnya, jisung tengah menahan tawanya.

" ehem .. mampus, gue bilang juga apa jangan di maenin tuh pulpen .." kata jisung tentu saja dengan suara pelan.

Chenle menatap jimin yang tengah berdiri di depan kelas sembari menatap chenle, kemudian jimin menaikkan alisnya seolah memberi kode kepada chenle agar chenle segera menjawab pertanyaanya.

Bingung chenle menunjukkan cengiran bodohnya.

" tadi bapak jelasan sampai mana ya .. ?" Chenle malah bertanya, haechan yang duduk di kursi lain menepuk dahinya, ia gemas dengan temannya yang satu ini, jika tidak aja jimin di depan, mungkin haechan sudah menoyor kepala chenle.

" maka dari itu saya bertanya, kalau kamu fokus memperhatikan saya pasti kamu tahu saya tadi menjelaskan sampai mana .."

Skakmat chenle tak mampu menjawab, ia yang bingung hanya menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal.

" sampai mana sih ji ..?" Chenle malah bertanya kepada jisung.

" mana gue tahu .." sahut jisung, yang memang benar tidak tahu. Sebenarnya jisung sama seperti chenle tidak mendengarkan pada saat jimin menjelaskan, hanya saja jisung lebih beruntung dari chenle.

" gak bisa jawab ..?" Tanya jimin, chenle menggelengkan kepala.

" ok ..gak masalah, tapi nanti kamu tulis kata kata seperti ini di kertas folio sebanyak dua lembar , tulis saya tidak akan bermain main lagi selama pelajaran di mulai, dua lembar penuh terus tanda tangan orang tua .. besok pagi serahin sama saya .."

Sontak chenle membelalak, se isi kelas tertawa, termasuk jisung yang terdengar paling kencang.

" kamu jisung, haechan dan renjun .. karena dari tadi saya perhatian bukan cuma chenle yang maen maen pada saat saya menerangkan, kalian juga sama .. jadi kalian bertiga juga mendapat hukuman yang sama seperti chenle .."

Ketiganya membelalak, kali ini chenle tertawa. Bahkan ia sampai terbahak, chenle seolah tidak ingat jika ia mendapat hukuman.

Suara tawa terhenti, berganti dengan suara bel tanda bergantinya pelajaran. Jimin melangkah menuju meja guru, kemudian ia merapihkan buku dan alat tulis yang ia bawa.

" sampai di sini pertemuan kita, nanti kita sambung lagi .. buat chenle dan kawan kawan jangan lupa sama tugasnya ya, besok pagi harus udah ada di meja saya .. jangan lupa sertakan tanda tangan orang tua .." kata jimin yang kemudian melangkah keluar kelas.

" gila .. bisa bisa uang jajan di potong sama papa .." celetuk jisung.

" lah gue bisa bisa dapat siraman rohani tiap pagi dari papa .." sambung haechan.

" gue bisa bisa tiap malem di suruh fokus belajar .." renjun menambahkan.

" kalau lu di apain chen ..?" Tanya jisung, pasalnya semua pasti akan mendapat hukuman dari orang tuanya, tapi di sini hanya chenle yang diam tak bersuara padahal jika di ingat dia yang lebih dulu mendapat hukuman.

" gue mah aman, anak yatim soalnya, papa udah gak ada .." celetuk chenle, dan mendapat dengusan dari renjun. Bahkan haechan bersiap melayangkan tangannya.

" semua juga tahu kalau itu .. tapi kan ada mama jisoo .." jisung kembali berbicara, ia mengingatkan chenle jila masih ada jisoo sebagai ibunya.

Sontak mata chenle membulat, jisung benar ada ibunya. Kenapa ia bisa tidak ingat dengan ibunya.

Raut wajah chenle tiba tiba berubah.

" gila bisa bisa gue di masukin pesantren ini mah .." kata chenle akhirnya mengatakan ke khawatirannya. Sontak ketiga temannya pun tertawa.

Namun tawa itu tak berlangsung lama, tawa itu terhenti kala sang guru berikutnya datang. Semua fokus kepada sang guru, begitu pun dengan ke empat siswa yang baru saja di beri hukuman oleh jimin.




..

Bersambung ..





See you

MENJAGA MAMA ...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang