17

251 38 1
                                    

Chenle memijat mijat pelan telapak tangannya. Hukuman yang jimin berikasan cukup menyiksa.

Dua lembar kertas folio harua ia tulis, tak boleh ada satupun baris yang terlewat

Tersisa dua baris lagi, tapi rasa pegalnya membuat chenle merasa dua baris terlihat seperti dua puluh baris.

Dengan sekuat tenaga, akhirnya hukumannya selesai.

Chenle mengangkat kedua tangannya ke atas, ia ingin berteriak karena senang.

Tak lama chenle ingat sesuatu, ia ingat perintah jimin. Kertas itu harus di tanda tangani oleh orang tuanya.

Chenle menghela nafas frustasi, pasalnya ia belum memberitahu jisoo jika ia tengah mendapat hukuman.

Mau tidak mau, chenle harus menemui jisoo guna mendapat tanda tangan jisoo.

Dengan membawa dua lembar kertas folio, chenle beranjak dari duduknya dan melangkah keluar kamar.

Chenle berjalan menuju kamar jisoo, kebetulan pintu kamar jisoo tudam tertutup, chenle yakin ibunya itu belum terlelap.

Tiba di depan kamar jisoo, chenle yang bersiap untuk masuk tiba tiba mengurungkan niatnya, ia melihat jisoo yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Melihat sibuknya jisoo membuat chenle merasa iba. Bayangkan satu tangan jisoo menggenggam ponsel yang ia tempelkan di telinga, dan satu tangan jisoo lainnya bergerak menari nari di atas keyboard leptop.

Chenle menghela nafas, jika ia menghampiri jisoo dan meminta tanda tangan jisoo, maka itu akan mengganggu jisoo.

Mengurungkan niatnya, chenle kembali melangkah menuju kamarnya.

Tak sengaja, mata chenle melihat foto yang di pajang di meja ruang tamu. Ia melihat foto ayahnya yang tengah tersenyum.

Wajah chenle memelas, kemudian ia tersenyum penuh kepahitan.

" andai aja papa masih ada di sini .. pasti aku udah minta papa yang tanda tangan, bukan mama .." kata chenle.

Hembusan nafas kasar ia keluarkan.

" bahagia di sana ya pa .. kalau rindu datang aja ke mimpi aku .." kata chenle lagi, chenle terus menatap foto ayahnya, wajah sendu dan senyum penuh kepahitan kini sirna berganti dengan senyuman manis.

Setelah puas menatap sang ayah, chenle kembali melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam kamarnya.

Chenle tak sadar jika apa yang ia lakukan dan ia ucapkan di lihat dan di dengan jisoo.
Kala itu, jisoo yang merasa haus memutuskan untuk mengambil air di dapur.
Ketika ia keluar dari kamar, jisoo tak sengaja melihat chenle yang tengah berdiri sembari menatap foto sang ayah.

Jisoo tersenyum tipis, dan ketika chenle sudah kembali masuk ke dalam kamarnya, jisoo mengucapkan sesuatu.

" kamu lihat, anak kamu sudah mulai tumbuh dewasa, dia mulai ikhlas dengan takdir pahitnya .." kata jisoo sembari menatap foto mendiang suaminya.

Tak lama jisoo kembali dengan tujuan awal. Ia melangkah menuju dapur, dan segera menghilangkan rasa haus yang sedari tadi menyerang.

Selesai, jisoo kembali melangkah menuju kamar dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.




Malam sudah larut, dan jisoo baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Kacamata yang sedari tadi ia pakai di lepaskan, Kemudian ia letakan begitu saja di atas meja kerjanya.

Sebelum menutup leptopnya, jisoo memeriksa kembali data data yang ia simpan. Merasa tak ada yang kurang, jisoo kemudian menutup leptopnya.

Rasa kantuk yang tak bisa di tahan membuat jisoo menguap, kemudian jisoo melihat jam yang ada di kamarnya, pukul 01.00, jisoo benar benar terkejut, ternyata sudah selarut itu, bahkan hari sudah berganti.

Jisoo beranjak dari duduknya, kemudian ia melangkah keluar dari kamar, tujuannya dapur, ia akan menaruh gelas ke dapur.
Tapi, dalam perjalanan menuju dapur. Jisoo tak sengaja melihat pintu kamar chenle yang terbuka.

Buru buru jisoo melangkah ke dapur, dan setelah selesai menaruh gelas, jisoo melangkah menuju kamar chenle.

Jisoo yakin pasti chenle belum tidur karena pintu kamarnya belum tertutup.

Ketika tiba di depan pintu, baru saja jisoo akan membuka mulutnya untuk menegur chenle, jisoo di buat terdiam dengan satu hal yang ia lihat. Ternyata putranya sudah terlelap.

Jisoo menggeleng gelengkan kepalanya, bisa bisanya chenle lupa menutup pintu kamarnya. Bahkan chenle tidur tanpa selimut.

Jisoo melangkah masuk ke dalam kamar chenle, ia mendekati chenle dan kemudian menyelimuti tubuh putranya.

Selesai, jisoo berniat keluar. Tapi pada saat ia memutar tubuhnya untuk melangkah keluar, jisoo tak sengaja melihat dua lembar kertas folio di atas meja belajar chenle.

Ia mengerutkan dahinya penuh tanya. penasaran, di raih dan di baca tulisan yang ada di atas kertas tersebut.

setelah membaca satu baris jisoo nyaris tertawa terbahak, namun ia mampu menahannya.

Jisoo kembali menggelengkan kepalanya, ternyata putranya ini tengah mendapat hukuman.

Tak sengaja jisoo melihat tulisan yang harus di tanda tangani orang tua. Jisoo kembali terkekeh, kemudian matanya bergerak mencari sebuah pena.

Di temukan, jisoo kemudian mulai menanda tangani kertas itu.

Selesai, jisoo kembali meletakan kertas itu di atas meja belajar chenle.
Kemudian jisoo melangkah keluar, tak lupa ia menutup pintu kamar putranya.








...

Bersambung ..


See you

MENJAGA MAMA ...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang