Berkali kali chenle mendecakan lidahnya, ia kesal kepada ibunya. Pagi ini jisoo memaksa chenle agar dia mau diantar oleh jisoo kesekolah menggunakan mobil, chenle yang memang trauma akan kendaraan bernama mobil tentu menolak, namun jisoo bersikeras tidak boleh ada penolakan pagi ini.
Didepan rumah mobil sudah terparkir, jisoo baru saja mengeluarkan dari garasi rumahnya.
Melihat jisoo mengendarai mobil, chenle yang berdiri diteras rumah menghela nafas.
" ayo masuk .." kata jisoo.
Chenle diam, ingin menggelengkan kepala tanda menolak namun ia tak bisa.
" cepetan .. mama gak mau nanti terlambat .." kata jisoo memberi perintah kepada chenle agar bergegas.
Chenle menghela nafas untuk kesekian kalinya, tak lama ia menggerakan kaki menuruni satu anak tangga diteras rumahnya. Kemudian ia melangkah menuju mobil yang akan mengantarnya kesekolah.
Tiba didepan pintu mobil, bukannya membuka dan masuk. Chenla malah diam menatap jisoo yang sudah duduk dikursi kemudi.
Jisoo memutar bolamatanya malas, kali ini ia harus tegas. Ia tidak mau putranya itu terus menerus merasakan ketakukan pada kendaraan bernama mobil.
" kalau kamu cuma diem dan gak masuk. Yang ada kita gak akan berangkat berangkat .. ayo masuk .." kata jisoo dengan intonasi suara yang cukup tinggi.
Sembari memegang kedua tali tasnya chenle menundukan kepalanya.
Jisoo menghela nafas, akhirnya jisoo memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan menghampiri chenle.
Tiba didekat chenle, jisoo membukakan pintu mobil untuk chenle.
" ayo masuk .." kata jisoo, chenle mendongkak menatap jisoo dengan tatapan sendu.
Jisoo memejamkan sejenak matanya, tangannya terulur menyentuh bahu chenle.
" chenle .. dengar .. kalau kamu terus kaya gini gimana kamu bisa ngelawan rasa trauma kamu .. kamu harus yakin gak akan terjadi apapun tanpa seizin tuhan .. kalau pun terjadi sesuatu itu semua karena takdir tuhan .." kata jisoo menyakinkan putranya.
Tatapan chenle kepada jisoo semakin sendu, kemudian tatapannya dialihkan kearah mobil yang berada dihadapannya.
Chenle menghela nafas, kemudian yang memejamkan sejenak matanya, detik berikutnya chenle mengangguk yakin.
Jisoo tersenyum melihat putranya.
Kaki chenle mulai bergerak, perlahan ia mulai memasuki mobil. Dan akhirnya chenle duduk dikursi penumpang.
Jisoo kembali tersenyum, kemudian ia menutup pintu mobil dan melangkah menuju pintu disisi lain.
Jisoo masuk kedalam mobil, mendudukan dirinya dikursi kemudi kemudian ia menoleh kearah chenle.
" pake sabuk pengamannya .." kata jisoo. chenle tak menjawab, namun tangannya bergerak mencari sabuk pengaman dan kemudian ia memasang sambut pengaman tersebut.
Jisoo kembali tersenyum melihat chenle. dirasa sudah siap, jisoo mulai menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan area rumah.
Pagi ini, untuk pertama kali setelah kejadian yang merenggut ayahnya. Chenle kembali pergi kesekolah menggunakan mobil.
..
Dalam perjalanan chenle hanya diam, wajah waswas terlihat jelas. Jisoo memaklumi hal itu.
Ketakutan chenle semakin jelas ketika mobil yang jisoo kendarai akan segera melintas jalan yang merenggut nyawa ayahnya.
Keringat dingin mengalir dipelipis chenle, jisoo sadar akan hal itu. Bergegas mengulurkan tangannya dan menggenggam telapak tangan chenle.
Chenle tersentak ia menoleh kearah jisoo.Jisoo mengeratkan genggaman tanganya, kemudian ia menoleh sejenak kearah chenle sembari memberi senyum, detik berikutnya jisoo kembali fokus pada jalanan.
Chenle menundukan wajahnya, menatap telapak tangannya yang tengah digenggam erat oleh ibunya.
Chenle menghela nafas den memejamkan sejenak matanya, kemudian ia membalas genggaman erat ibunya.
akhirnya setelah menempuh waktu sekitar setengah jam, mobil yang jisoo kendarai tiba diarea sekolah.
Setengah jam, waktu yang singkat untuk jisoo namun bagi chenle adalah waktu yang amat lama. Maklum selama dalam perjalanan chenle bergelut dengan rasa takutnya.
" lihat .. gak terjadi apa apa kan ..?" Kata jisoo disertai senyum. Chenle diam tak menanggapi. Ia malah mengalihkan pandangannya dengan menatap sekolahnya melalui kaca mobil.
" ayo sana sebentar lagi bel masuk bunyi .." kata jisoo lagi. Chenle menganggukkan kepala.
Chenle membuka sabuk pengamannya yang melingkar ditubuhnya, kemudian ia membuka pintu mobil. Dan keluar dari mobil yang dikendarai ibunya.
Jisoo mengikuti chenle, ia pun keluar dari mobil dan melangkah menghampiri chenle yang kini sudah berada diluar.
Wajah sumringah jisoo tunjukan, ia kembali berbicara kepada putrnya.
" kalau pulang telephone mama ya .. nanti mama jemput .."
" gak usah ma .. aku pulang sendiri aja , nanti nyari tukang ojek .. nanti mama cape bolak balik dari kantor kesini .." sahut chenle menolak, ia merasa kasihan kepada ibunya.
Jisoo tersenyum, kemudian mengangguk.
" ya udah sana masuk .." kata jisoo, kali ini chenle yang mengangguk
Tak lama chenle memutar tubuhnya, dan mulai melangkah meninggalkan jisoo.
Jisoo tersenyum memandang putranya. disaat chenle sudah mulai menjauh, jisoo merubah mimik wajahnya dan kemudian ia menghela nafas.
Jisoo melihat arloji dipergelangan tangannya. Sudah waktunya bagi jisoo untuk pergi kekantor. Bergegas ia melangkah dan masuk kedalam mobil. Dan di detik berikutnya jisoo melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah.
Sementara itu ditempat lain. Jimin yang baru saja datang memperhatikan seorang wanita yang baru saja masuk kedalam mobil.
Jimin sampai menyipitkan matanya, ia melihat jelas wanita yang baru saja ia lihat.
" kaya pernah lihat .. " kata jimin, sayang sekali ia hanya bisa melihat punggung si wanita.
..
Bersambung.
Haloo .. aku baru up.. sibuk sama story yg lain ..
Ada yg kangen sama jimsoo.
Nanti aku up lagi ya , tp ga tau kapan.
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJAGA MAMA ...!
Fanfictionmohon maaf, itu mama saya bukan kakak saya. apa saya harus bikin tulisan yang gede dengan kata kata " ini mama saya " supaya anda anda ini percaya .. : chenle 2020