11

366 53 14
                                    

" makasih .." kata chenle dengan nada suara yang terdengar ketus.

Kun yang berada di dalam mobil tersenyum, sikap tak ramah dari chenle sudah sering ia dapatkan. Jadi kun sudah biasa saja.

" om pergi ya .. hati hati di rumah .." kata kun, chenle diam tak menanggapi.

Tak lama mobil yang kun kendarai melaju pergi meninggalkan area rumah chenle.

Chenle masih berdiri di tempat hingga mobil yang kun kendarai tak terlihat.

Ia menghela nafas, kemudian ia memutar tubuhnya melangkah masuk kedalam rumahnya.

Ceklek ..

Kesunyian tentu saja menyapa chenle.

" aku pulang .." meski ia tahu tak akan ada yang menjawab, tapi setia tiba di rumah chenle selalu mengucapkan kata kata itu.

Kaki chenle kembali bergerak. Ruang pribadi adalah tujuan utamanya.

Saat melangkah, chenle tak sengaja melihat pigura berisi foto taeyong yang masih terpajang rapih di dinding rumahnya.

Di lihatnya foto sang ayah yang tengah tersenyum. Tak lama chenle mulai merasakan panas di matanya, ia mendongkat menatap langit langit rumahnya demi menahan genangan air mata yang memberontak ingin di keluarkan.

Chenle menghela nafas kasarnya, kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju ruang pribadinya.











..

Jam kantor sudah berakhir lebih dari satu jam yang lalu, jisoo tak bergegas pulang. Ia memilih untuk mampir ke sebuah minimarket.

Jisoo tengah asik dengan urusannya, ia tak sadar sedari tadi ada yang memperhatikannya.

Bahkan kini yang memperhatikan jisoo melangkah menghampiri jisoo.

" eehhhmm .. hai .. kita ketemu lagi .." sapanya, otomatis jisoo menoleh. Bukannya menjawab sapaan, jisoo malah mengerutkan dahinya. Bertanya tanya siapa yang saat ini berdiri di sampingnya

" eeemmm .. siapa ya ..?" Penasaran akhirnya jisoo bertanya, yang di tanya tersenyum bahkan kedua matanya ikut menyipit karena senyumannya.

" aku jimin .. tempo hari kita pernah bertemu di tempat ini pula .." sahut jimin.

Jisoo kembali mengerutkan dahinya,mencoba mengingat hal yang jimin katakan. Tak lama mata jisoo membulat. Ya, kini dia ingat.

" ah iya .. kita pernah ketemu .. waktu itu kita gak sengaja ngambil barang yang sama .."

Jimin terkekeh, ternyata wanita di hadapannya ini mengingat sampai sedetail itu.

Hening, keduanya terlihat canggung. Namun jimin berusaha mencairkan kecanggungan yang ada. Ia mulai berbasa basi. Jimin yang memang belum tahu nama jisoo akhirnya bertanya.

" tadi cuma aku yang ngenalin diri .. aku jimin .. jadi nama kamu siapa ..?" Jimin mengulurkan tangannya.

Kekehan terdengar dari jisoo. Ia pun membalas uluran tangan jimin. Keduanya berjabat tangan.

" jisoo .."

Mengetahui nama wanita di hadapannya tentu saja membuat jimin senang.

Tak sadar keduanya larut dalam kebersamaan. Jisoo seperti tengah di temani belanja oleh seorang suami.

Selesai, kedua pergi menuju kasir. Jimin mempersilahkan jisoo lebih dulu.


Lagi, secara bersama. Keduanya melangkah keluar.

" sepertinya itu persiapan untuk satu bulan .. tapi kenapa banyak cemilan untuk anak anak ..?" Tanya jimin, penasaran dengan semua yang sudah jisoo beli.

Jisoo tersenyum. Tangannya bergerak menyelipkan anak rambut ketelinganya.

" iya .. anak aku hobby ngemil, jadi kalau gak ada cemilan di rumah dia bisa ngamuk .." sahut jisoo.

Jimin terdiam,

" a nak .." kata jimin, hati hati dengan ucapannya.

Jisoo menganggukkan kepala.

" kamu udah punya anak ..?" Tanya jimin lagi, entahlah ia sangat penasaran.

" iya .. laki laki .. dia kelas satu SMA "

Apa yang jisoo katakan membuat jimin cukup terkejut.

Keduanya diam dalam beberapa menit. Kemudian jisoo melihat arloji di pergelangan tangannya.

" maaf jim .. sudah waktunya saya pulang .. saya permisi .." pamit jisoo. Jimin menganggukkan kepalanya.

Jisoo mulai melangkah menuju mobilnya, sementara jimin masih memperhatikan jisoo sampai jisoo masuk kedalam mobil dan melaju pergi meninggalkan area minimarket.

Jisoo sudah tidak terlihat, jimin menghela nafas. Mengetahui fakta jika jisoo sudah memilik putra membuat hatinya sedikit sakit.












..

" mama pulang .." suara jisoo memberitahu penghuni rumah jika dirinya sudah tiba di rumah.

Chenle yang tengah duduk santai dengan ponsel sebagai temannya menoleh dan melihat jisoo melangkah masuk dengan bungkusan di tangannya.

Chenle bergegas melangkah menghampiri ibunya itu. Ia pun membantu jisoo mengambil alih bungkusan besar yang jisoo bawa.

" banyak amat sih ma .." kata chenle, jisoo hanya tersenyum menanggapi.

Ia melangkah menuju dapur, chenle pun mengikuti.

Chenle meletakkan belanjaan jisoo di atas meja makan. Kemudian ia mendudukkan dirinya di kursi.

Jisoo sendiri mulai mengeluarkan barang belanjaan yang ia beli. Chenle hanya diam memperhatikan.

" ma .." cukup lama hening akhirnya chenle membuka suara.

Jisoo merespon, ia menatap chenle.

" kenapa tadi yang jemput aku om kun ..?"

" oh itu .. mama tadi ada rapat .." sahut jisoo, kemudian kembali melanjutkan perkejaannya, yaitu memasukkan barang belanjaan kedalam lemari pendingin.

Chenle menghela nafas













...

Malam sudah tiba, jimin yang tengah berbaring di atas tempat tidur tengah larut dalam lamunannya.

Bayang bayang jisoo terus muncul dalam benaknya, baru pertama kali ia merasakan hal seperti ini.

Jimin tersenyum ketika ia mengingat senyum jisoo.

" iya .. laki laki .. dia kelas satu SMA .."

Seketika senyum jimin sirna. Hatinya kembali terasa sakit.

Jimin menghela nafas, ia merasa baru saja menerima kenyataan pahit.










...

Bersambung ...

Part yang dipaksakan ..

Alur gak gelas ..

See you

MENJAGA MAMA ...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang