Sedari tadi jimin terus memperhatikan seorang wanita yang masuk kedalam mobil yang jimin yakini milik si wanita.
Jimin merasa mengenali wanita tersebut.
Namun ia terus bertanya dalam hatinya, dimana dan kapan ia pernah melihat wanita tersebut.
Jimin larut dalam pikirannya dan lamunannya.
Tak berselang lama lamunan jimin buyar tak kala mobil yang wanita itu kendarai melaju pergi.
Jimin memandang mobil itu hingga tak terlihat.
Sudah sirna dalam pandangan, jimin menghela nafas. Ia kembali kedunianya setelah beberapa menit dibuat berpikir jauh.
Jimin menghidupkan mesin motornya yang tadi sengaja ia matikan ketika tak sengaja melihat seseorang yang sepertinya ia kenali.
Detik berikutnya motor yang jimin kendarai melaju masuk kedalam area sekolah.
Motor yang jimin kendarai melaju menuju tempat parkir.
Dari tempat parkir dia dapat melihat para siswa yang berlalu lalang, tak sengaja matanya menangkap sosok chenle yang tengah berjalan seorang diri dikoridor.
Jimin tersenyum tipis.
Kriingg ..
Bel sudah terdengar. Jimin yang memang datang terlambat menghela nafas. Kemudian ia melangkah cepat menuju ruang guru.
..
Waktu memang berlalu dengan begitu cepat.
Ketika pagi, bel berbunyi pertanda pelajaran dimulai
Dan kini siang hari bel kembali berbunyi. Menandakan pelajaran berakhir.
Semua murid berhamburan keluar. Tapi tidak untuk chenle.
Alat tulisnya yang belum ia kemas dengan rapih membuat ia masih berada didalam kelas.Jimin yang juga masih didalam kelas memperhatikan chenle.
Tak lama ia tersenyum tipis, kemudian melangkah guna menghampiri chenle.
" kamu belum pulang ..?" Tanya jimin, hanya berbasa basi meski ia tahu kalau chenle belum selesai mengemasi alat tulisnya.
Chenle mendongkak, ia tersenyum kemudian menggeleng menjawab pertanyaan jimin.
Jimin kembali tersenyum. Kemudian ia mendudukkan dirinya dikursi kosong didepan meja chenle.
Jimin memperhatikan wajah chenle, wajah yang selalu ia lihat ceria.
Namun, tiba tiba jimin ingat akan satu hal. Seketika wajah jimin berubah sendu.
" chen .." panggil jimin, chenle yang tengah fokus dengan barang barangnya mendongkak.
" iya .." sahut chenle.
" maaf sebelumnya .. apa bener ayah kamu udah pergi ..?" Tanya jimin, sedikit berhati hati, ia penasaran dengan satu hal yang baru ia ketahui tentang chenle.
Wajah chenle terlihat datar tanpa ekspresi, jimin merasa tak enak hati.
Tak lama chenle tersenyum tipis dan mengangguk.
" apa beliau sakit ..?" Tanya jimin lagi, entah mengapa rasa ingin tahunya begitu besar.
Chenle menggeleng.
" bukan .. tapi kecelakaan .." sahut chenle. Ekfresi wajah jimin semakin sendu.
Tak lama helaan nafas jimin terdengar, tangannya terulur menyentuh bahu chenle.
Chenle tersenyum tipis menanggapi.
" ayo keluar .. udah selesai kan ..?" Kata jimin, chenle mengangguk. Kemudian keduanya beranjak dari kursi yang mereka duduki.
Baik jimin maupun chenle melangkah beriringan keluar dari dalam kelas.
Jimin dan chenle masih berjalan beriringan dikoridor sekolah. Kedua terlihat begitu dekat. Canda dan tawa mendominasi.
Terkadang jimin mengeluarkan humornya dan hal itu membuat chenle tertawa.
Sembari menanggapi kalimat kalimat yang jimin lontarkan, mata chenle melirik kearah gerbang.
Tak sengaja matanya melihat mobil yang terparkir diseberang jalan.
Chenle menyipitkan matanya, ia mengenali mobil tersebut.
Itu jisoo ibunya.
" pak .. saya permisi .. yang jemput udah datang .." kata chenle pamit.
Mendengar kalimat yang chenle ucapkan jaemin mengalihkan perhatiannya kearea gerbang dan ia bisa melihat mobil yang terparkir diseberang jalan.
Itu mobil yang sama seperti yang jimin lihat dipagi hari.
Apa mobil itu yang menjemput chenle ?, tanya jimin dalam hati.
Setelah pamit, chenle melangkah meninggalkan jimin. Jimin sendiri terus memperhatikan chenle.
Chenle terus melangkah menuju gerbang. Hingga pada saat ia keluar melalui gerbang sekolah, chenle menyeberangi jalan dan melangkah menuju mobil yang terparkir.
Jimin masih memperhatikan, dan tak lama jimin melihat chenle masuk kedalam mobil, tak lama pula mobil yang chenle tumpangi melaju meninggalkan area sekolah.
" jadi wanita yang tadi pagi itu ibunya chenle .." jimin berujar. Ia hanya menebak dari mobil yang ia lihat dipagi hari.
..
" sebenarnya mama kemana .. kenapa mobil bisa om yang bawa ..?" Tanya chenle wajah jengah terlihat jelas.
Yang ditanya menoleh kearah chenle, namun karena ia tengah mengendarai mobil, ia kembali fokus pada jalanan.
" mama lagi rapat .. dan gak bisa ditinggal .. jadi om yang jemput kamu .." sahutnya.
" alasan .." guman chenle pelan, dan terdengar sama ditelinga seseorang yang berada disamping chenle.
" kenapa ..?" Tanya nya. Chenle memutar bolamatanya.
" gak kenapa napa .. udah ya om kun fokus nyetir aja anterin aku pulang .." kata chenle, kun tersenyum sebelah tangannya terulur mengusak surai hitam milik putra temannya ini.
Chenle mendengus, ia menunjukan ketidak sukaannya diperlakukan seperti itu oleh kun.
Beruntung semua lelaki yang mencoba mendekati jisoo sudah tahu bagaimana sikap dan sifat chenle. Mereka tak pernah mempermasalahkan itu....
Bersambung ..
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJAGA MAMA ...!
Fanfictionmohon maaf, itu mama saya bukan kakak saya. apa saya harus bikin tulisan yang gede dengan kata kata " ini mama saya " supaya anda anda ini percaya .. : chenle 2020