4 TAHUN YANG LALU

2.5K 122 83
                                    


Bruukkk

Nampan berisi makanan dan minuman itu seketika jatuh berserakan di lantai, diikuti dengan suara pecahan kaca dari piring dan gelas tersebut.

Para pengunjung cafe terlihat terkejut akan hal itu, namun tak seorang pun yang mau membantunya. Pemuda itu menghembuskan nafasnya gusar, lagi-lagi dirinya tak bisa berkonsentrasi saat bekerja. Pemuda itu berjongkok lalu mulai membersihkan lantai karena ulahnya tadi.

Seseorang yang berada di bagian kasir berlari kecil menghampiri pemuda itu.

"Lo gapapa?" Tanyanya, lalu berjongkok membantu mengambil beberapa potongan piring yang sudah tak berbentuk.

Pemuda itu membalas dengan senyuman kecil, "gapapa. Makasih."

Perempuan dengan kuncir kuda itu melirik kearah pemuda yang jauh lebih tua darinya. Suram, itulah yang menggambarkan wajah pemuda itu setiap harinya.

"Atnan!"

Suara bariton yang memanggil namanya dengan tegas itu, menginstrupsi dirinya untuk bangun. Diikuti dengan perempuan yang tengah membantunya.

"Setelah membereskan 'itu', segera temui saya." Perintahnya. Laki-laki paruh baya itu berbalik dan meninggalkan mereka berdua.

Pemuda bernama Atnan itu hanya bisa menghela nafasnya pasrah, "baik pak."

.

Atnan, pemuda yang beberapa menit lalu membuat kekacauan, kini sedang berdiri di hadapan seorang laki-laki yang merupakan atasannya.

"Baru 1 minggu kamu bekerja disini, tapi setiap bekerja selalu saja membuat masalah. " Ucap laki-laki paruh baya tersebut.

Atnan hanya menunduk, ia tidak bisa mengelak karena yang dikatakan oleh laki-laki tersebut benar adanya. Selama bekerja disini Atnan selalu membuat masalah, selalu telat datang untuk bekerja, membuat daftar pesanan yang salah untuk pengunjung, dan masih banyak lagi masalah-masalah lainnya.

"Kamu masih muda, tapi saya nggak pernah liat semangat kamu dalam bekerja. Dari kemarin-kemarin saya memaklumi kamu, saya membiarkanmu untuk bekerja. Tapi, masalah yang kamu buat itu sudah cukup banyak, jika terus-terusan begini, saya yang akan rugi."

"Oleh karena itu..." Laki-laki paruh baya itu menghembuskan nafasnya sesaat sebelum melanjutkan ucapannya.

"Saya tidak bisa melanjutkan kamu untuk bekerja disini."

Atnan memejamkan matanya. Jadi, dia dipecat? Ini adalah ke-49 kalinya ia dipecat dari pekerjaannya. Sudah berkali-kali ia melamar pekerjaan namun tidak ada yang cocok dengannya, belum ada 2 Minggu bekerja, selalu saja dipecat.

.

Atnan melangkahkan kaki panjangnya kesebuah rumah usang, rumah ini adalah rumah kontrakannya yang sudah 2 tahun ia tempati, rumah ini tadinya adalah gudang milik pak Cipto. Namun setelah melihat Atnan sedang mencari kontrakan, ia membantunya. Bahkan pak Cipto pun berbaik hati untuk memberikan tempat tinggal untuk Atnan, walaupun setiap bulan, ia harus mengeluarkan uang sebanyak 25rb untuk pembayaran listrik dan air.

Atnan bersyukur masih ada orang yang mau membantunya, walaupun tempat itu tadinya gudang, namun ia tak apa, selagi masih bisa untuk ia tiduri.

Pintu kayu berwarna coklat terbuka menampakkan isi didalamnya, Atnan melangkahkan kakinya masuk, sunyi! Itulah yang dirasakannya setiap kali memasuki rumahnya.

Ia mendudukkan badannya pada sebuah kursi yang selalu ia duduki ketika makan.
Meletakkan tas usang yang ia beli 3 tahun yang lalu di atas meja. Menatap kosong kedepan, membayangkan betapa dirinya menderita dalam kesengsaraan.

I'M SORRY, RYN✔️ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang