MENJAGA JARAK

718 68 37
                                    








.

SENIN.

Atnan dan Panca meletakkan tas nya pada bangku mereka masing-masing.

Mereka terlalu pagi berangkat ke sekolah. Jadi hanya ada beberapa murid saja yang ada dikelas.

Tak selang beberapa menit, Arryn datang dengan wajah ditekuk. Panca yang melihatnya, langsung memberitahu Atnan untuk melihatnya.

Bukannya berjalan ketempat duduknya, Arryn malah berjalan kearah bangku pojok paling depan.

"Dia kenapa?" Tanya Panca kepada Atnan.

Atnan hanya diam sambil menatap gerak-gerik Arryn.

.

"Jadi ibu akan membuat kelompok yang berisi 2 orang, sesuai absen. Nanti kalian bisa berdiskusi bersama, ada pertanyaan?" Ucap Bu Dewi, guru bahasa Indonesia.

Atnan yang sedang menulis, menghentikan kegiatannya tersebut. Sesuai absen? Jadi, ia akan satu kelompok bersama Arryn.

"Bu?"

"Iya Arryn?"

Atnan menoleh ke arah Arryn.

"Kalo saya sendiri, boleh nggak Bu?" Tanya Arryn kepada Bu Dewi.

Atnan menatap Arryn dari belakang, hari ini gadis itu terlihat berbeda. Bahkan kemarin saja ia ingin berkenalan dengannya, dan sekarang......ia tidak mau satu kelompok dengannya. Tapi, Atnan pun tak mempermasalahkan nya.

"Iya, boleh." Jawab Bu Dewi.

.

Triiiiiiinggggg

Bel istirahat berbunyi, sebagian siswa berhamburan keluar, dan sebagiannya lagi memilih menetap di dalam kelas, terutama Atnan dan Panca.

Atnan menaruh asal bukunya kedalam laci meja, lalu bangkit dari duduknya.

"Lo mau kemana?." Tanya Panca.

"Toilet."

"Titip teh pucuk 1 ya,"

.

Atnan melangkahkan kakinya menuju WC yang berada di pinggir Lab. WC di sekolahnya ada 2, namun yang didekat kelasnya sedang dalam perbaikan.

Atnan berjalan sambil menatap kedepan, hanya beberapa langkah lagi ia sampai di toilet. Setelah sampai di depan toilet pria, Atnan hendak masuk, belum sempat kakinya melangkah masuk, tiba-tiba ia mendengar suara tangisan seseorang, suara itu dari toilet perempuan yang tak jauh dari toilet laki-laki.

Ia tak perduli, lalu melangkahkan kakinya masuk.

Namun, suara tangisan itu membuatnya berisik.

"Siapa sih yang nangis!" Geramnya, lalu berjalan keluar mendekati toilet perempuan.

Ia sudah didepan pintu toilet perempuan, tangannya terangkat hendak mengetuk kasar pintu tersebut.

Namun, belum sempat mengetuk, pintu terbuka dengan berdirinya perempuan, yang bernama Arryn.

Dengan mata sembab, gadis itu menangis. Atnan mematung dengan tangan yang masih terangkat.

Arryn mendongakkan kepalanya menatap Atnan, namun ia menangis menjadi-jadi. Lalu mendorong Atnan dengan kasar. Dan berlari meninggalkan tempat itu.

Atnan hanya diam, ia memegangi dadanya, rasa mengganjal hatinya datang kembali.

Kenapa dia?
Kenapa malah nangis lihat gue?
Apa gue buat salah?

I'M SORRY, RYN✔️ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang