MENGUNGKAPKAN

728 78 27
                                    


"Jika waktu bisa diulang kembali, aku ingin
Kembali ke masa-masa ini, masa yang membuat ku ingin mengubah perkataan ku
Kepadanya."

_Atnan Ankaa Aadinath_








.

13:30

Acara selesai tepat pukul 1 siang dan sebagian siswa memilih untuk pulang, dan sebagiannya lagi memilih untuk masih di sekolahan.

"Gue pulang dulu ya, mau nganterin nenek gue." Ucap Panca sambil memasukkan handphone-nya kedalam saku celana.

Atnan menoleh, "ntar malem jadi kan?." Tanya Atnan.

Mereka berencana untuk nongkrong di Cafe langganan mereka.

"Iya jadi."

Panca bangkit dari duduknya, "gue pergi dulu yah."

Atnan hanya berehem.

Panca pun melenggang pergi untuk pergi ketempat parkiran.

Atnan menenggak minuman yang tinggal sedikit itu, hingga habis. Lalu botolnya ia buang, di tong sampah yang ada di sampingnya.

Tiba-tiba ia mengingat sesuatu, Arryn. Apakah gadis itu masih di taman? Atau sudah pergi?.

Atnan mengacak-acak rambutnya.

"Shitt, ngapain sih gue kepikiran dia!" Gerutu Atnan.

Ia memandangi sekelilingnya yang mulai sepi, bahkan guru-guru pun bersiap-siap untuk pulang.

Atnan menyandarkan punggungnya pada penyangga kursi yang ia duduki.

Tubuhnya ingin menemui Arryn, namun otaknya menolak.

Ah, kepalanya pusing sekarang.

Lalu, ia bangkit dari duduknya, dan berjalan kearah taman belakang.

Ia hanya mengecek saja, gadis itu sudah pergi atau belum.

Atnan berjalan melewati beberapa kelas, sambil tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya.

Hanya beberapa meter saja ia akan sampai di taman, dan...

Ia telah sampai di taman belakang.

Atnan mengedarkan penglihatannya, dan matanya tertuju pada sebuah kursi. Kursi itu diduduki oleh seorang perempuan, Atnan menatap gadis itu yang sedang memeluk kakinya di atas kursi.

Jadi belum pulang?
Jika belum, berarti hampir 4 jam ia menunggunya?

Atnan berjalan dengan langkah pendek mendekati Arryn. Arryn yang mendengar suara langkah kaki seseorang, mengangkat kepalanya untuk melihat.

Setelah melihat Atnan berjalan mendekatinya, ia membenarkan duduknya, lalu bergeser untuk memberi tempat untuk Atnan duduk. Tentu saja Atnan tidak akan duduk disana.

Atnan berjalan kearah pohong mangga yang tau jauh dari bangku yang di duduki Arryn, lalu menyandarkan punggungnya.

Menatap Arryn yang terlihat gugup.

Apa yang akan Arryn bicarakan kepadanya sampai-sampai rela menunggu dirinya 4 jam disini?

Hal penting? Hal penting apa, bahkan Atnan pun tak pernah berbicara dengan gadis itu.

Di duduknya, Arryn menetralkan rasa gugupnya dengan mengambil nafas banyak-banyak.

"Ck, Lo mau ng-" belum selesai bicara, Arryn langsung memotongnya.

I'M SORRY, RYN✔️ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang