PERASAAN

770 64 25
                                    








.

Jum'at.

06:45

Suasana kelas ramai seperti biasanya.

"Nan?" Panggil Panca.

Atnan yang sedang memejamkan matanya pun hanya berdehem.

"Nan? Atnan!" Panggil Panca lagi.

Atnan mendecakkan lidahnya, lalu menoleh ke Panca.

"Apa?!"

"Si Anak baru nggak berangkat tuh!" Ucap Panca memberitahukan kepada Atnan.

Atnan menoleh ke bangku milik Arryn, dan benar saja, mejanya kosong tanpa sang penghuni.

"Bodo amat, urusannya sama gue apa?!" Ucapnya lalu kembali memejamkan matanya.

Ya, 5 menit yang lalu, mereka berdua baru selesai bertengkar karena memperdebatkan kejadian di club. Panca bilang bahwa itu semua hanya fake alias bohong, saat foto dirinya bertelanjang dada sambil memeluk seorang perempuan itu bukan perempuan asli, melainkan boneka yang ia sewa dari toko butik.

Dan itu semua ada alasannya, yaitu agar Atnan bisa menerima seorang wanita di hidupnya terutama sang ibu, dengan cara inilah ia melakukan semua itu, agar Atnan bisa mencintai perempuan dan melenyapkan rasa benci pada ibunya.

Panca mengenal Atnan sejak mereka kelas 10, Pancalah yang terlebih dahulu mendekatinya.

Wajah muram dan gelap yang pertama kali Panca liat dari diri seoarang Atnan. Dan sejak itu mereka menjadi dekat.

Panca juga tahu kalau hubungan Panca dengan ibunya sangat tidak baik bahkan buruk.

Beberapa kali Panca bertanya apa masalah mereka, namun hanya kemarahan yang ia dapat. Memang sih seharusnya dia tak ikut campur dalam masalah keluarga Atnan, tapi Panca hanya ingin mencoba membantu temannya itu.

Sebenarnya Panca iri karena Atnan masih mempunyai ibu daripada dirinya.

Panca yatim piatu, kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan, dan Panca kini tinggal bersama sang nenek.

.

Bel jam istirahat, berbunyi sejak 10 menit yang lalu.

Atnan dan Panca memilih berada di rooftop sekolah yang merupakan tempat tongkrongan mereka. Dengan kresek plastik berisikan minuman dingin yang Panca beli dikantin.

Atnan menatap kosong kedepan, Panca yang sedang duduk sambil meminum minumannya menatap Atnan.

"Lo napa sih? Dari tadi bengong Mulu? Masih kepikiran yang di Club? Ck udah gue bilangin, gue masih perjaka!" Ucap Panca.

Atnan menatap tajam Panca, lalu duduk dipinggir nya.

"Gue kepikiran aja sih, sehabis dari Club, gak tau kenapa, ada yang ngeganjel di hati gue, tapi gue gatau apa yang membuat gue begitu." Jelas Atnan.

Panca menatap lekat Atnan dari samping.

Atnan ingin sekali bercerita kepada Panca tentang kejadian di rumah kosong, namun ia rasa tak perlu Panca tau soal itu apalagi tentang bercak darah di jaketnya.

"Mungkin... karna Lo belum bayar utang kali,"  Ucap Panca

Atnan menatap Panca.

"Gue nggak pernah ngutang!" Seru Atnan.

"Seloww men, seloww"

.

Sekolah telah berakhir, jam pun sudah menunjukkan pukul 13:00.

Atnan memarkirkan motornya dipinggir rumah, seperti biasanya.

Ia memasuki rumahnya dalam keadaan sepi seperti biasa.

Ibunya bekerja sebagai art di sebuah rumah besar yang tak jauh dari rumahnya. Berangkat pagi dan pulang tak menentu, tergantung kerjaan yang telah selesai di sana.

Setelah sang ibu jatuh sakit 4 tahun yang lalu, ekonomi mereka menjadi sulit karena Butik besar milik ibunya bangkrut. Kini sang ibu hanya mengandalkan uang tabungan yang semakin menipis dan juga uang gaji kerjanya yang lumayan cukup untuk membiayai sekolah Atnan dan juga kebutuhan sehari-hari mereka.

.

Memasuki kamarnya, lalu merebahkan badannya.

Atnan memegangi dadanya, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya sejak kemarin, ia merasa seperti sudah melakukan sesuatu yang kejam kepada seseorang. Namun apa? Bahkan ia pun tak ingat apa yang telah ia lakukan.

"Akkhhh" Atnan meremas rambutnya, mencoba mengingatnya tapi hanya rasa sakit di kepalanya yang ia dapatkan.

"Bisa gila gue!" Gerutu Atnan.

.

"Nih! Sekalian cuci sepatu gue!" Perintah Atnan kepada ibunya, sambil melemparkan sepasang sepatu.

Wanita itu hanya membalas dengan senyuman, lalu mengambil sepatu tersebut. Ia sangat senang, jika anaknya itu berbicara dengannya, walaupun dengan kata kasar, namun itu sudah cukup baginya.

Atnan melesat pergi untuk kerumah Panca seperti biasa, menghabiskan malamnya dirumahnya sampai larut malam.





.

TBC

I'M SORRY, RYN✔️ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang