CLUB MALAM

911 82 29
                                    







.

"Gue nyewa, hehe."

Atnan langsung menoleh ketika Panca mengatakan itu.

"Gila." Satu kalimat muncul dari bibir Atnan dan itu terdengar oleh panca.

"Sekali-kali gpp kali, gak bakal 'masuk' kok," Ucap Panca menekankan kata 'masuk'.

Atnan tak percaya, selama 3 tahun mengenal Panca, pemuda itu tak pernah melakukan hal seperti itu, bahkan menyewa-nyewa seperti itu tak pernah terpikirkan oleh mereka berdua, tujuan mereka ke club hanyalah untuk merelax kan pikiran dan juga tempat untuk bersantai.

Panca berdiri sambil menggandeng perempuan itu.

"Gue mau mulai ajalah," Ucap Panca sambil menaikan alisnya ke perempuan itu.

Atnan hanya memandangi mereka berdua dengan tatapan tajam, Panca cuma bohong kan? Pasalnya, Panca bukan tipe orang yang seperti itu, Panca adalah orang yang baik, ia mengenalnya dari kecil. Bahkan, saat Atnan membuat kesalahan, Panca selalu menasihatinya layaknya ustadz. Ia benar- benar tidak menyangka jika Panca seperti itu.

"Gue tinggal ya, ati-ati aja lo disini sendirian, jangan kebanyakan minum! Tau sendiri kan? Minum dikit aja tubuh Lo udah tepar." Ceramah Panca.

Lihat kan? Bahkan hendak melakukan 'sesuatu' pun masih sempatnya menceramahi dirinya.

Panca pun pergi dengan perempuan itu, meninggalkan Atnan yang sedang duduk memandangi mereka berdua dari belakang.

5 menit berlalu setelah Panca pergi, membuat Atnan kepo dengannya, apakah mereka bersungguh-sungguh melakukannya, atau tidak.

Tak mau memikirkannya, ia memanggil pelayan, lalu memesan bir 1 botol.

Tak lama kemudian, pesanan pun datang lalu membayarnya.

Jujur saja, jika soal minuman, ia bukanlah rajanya, karena hanya minum setengah gelas saja, kepalanya sudah pusing, dan perutnya mual.

Atnan menuangkan bir nya ke gelas sampai penuh. Saat hendak meminumnya, tiba-tiba handphone nya berbunyi menandakan pesan masuk.

Atnan membuka handphone nya, lalu menatap notifikasi yang menampilkan pesan dari Panca, berupa foto. Kepo, Atnan pun memeriksanya, dan...

Ia melotot saat melihat gambar yang di kirimkan oleh Panca. Foto itu berisi foto Panca yang telanjang dada sambil memeluk perempuan itu, namun wajahnya tidak kelihatan

"Shit." Umpat Atnan, dia tak menyangka Panca benar-benar melakukannya. Atnan pun mematikan ponselnya.

Menenggak bir yang ada di gelas dalam satu tegukan. Sial!.

Jadi Panca benar-benar melakukannya, sungguh diluar dugaan.

Ting

Ponsel nya berbunyi lagi, Atnan membukanya dan lagi-lagi Panca mengirimkan foto kemesraan mereka berdua. Atnan tadi nya tak perduli dengan mereka, namun ketika Panca mengirimkan foto seperti itu, tiba-tiba tubuhnya mendadak menjadi panas.

Atnan mematikan daya handphone-nya, agar tidak dapat melihat pesan yang dikirim kan oleh Panca lagi.

Menuangkan birnya kedalam gelas, hingga habis tak tersisa satupun.

.







.

23:45

Kini ia hanya bisa terbaring di sofa tanpa tenaga. Kepalanya pusing dan juga ia merasa sekelilingnya terlihat berputar.

Merasa mual, Atnan cepat-cepat bangun walaupun dengan sempoyongan, lalu memuntahkan isi perutnya kelantai.

Orang-orang yang tengah berdansa dan berlalu lalang pun menatapnya dengan jijik dan langsung menjauh darinya. Salah satu pelayan wanita yang melihat Atnan pun langsung menghampirinya.

"Mas, gapapa?" Tanya pelayan itu sambil mengelus punggung Atnan, berupaya menenangkan Atnan.

Namun, Atnan menepis kasar tangan wanita itu, duduk kembali untuk mengambil ponselnya dan berdiri dengan sempoyongan, bahkan tubuhnya hampir ambruk, untung saja dirinya berpegangan dengan sofa.

"Mas? Mas gapapa?" Tanya Wanita itu lagi, karena khawatir dengannya.

Tanpa menjawab, Atnan berjalan keluar sambil memegangi kepalanya.

Atnan berkali-kali memijat pangkal hidungnya karena pusing.

Setelah berhasil keluar dari tempat itu, ia langsung pergi, tanpa membawa motornya, mungkin karena efek maboknya, ia jadi lupa bahwa ia membawa sepeda motor.

Atnan berjalan di sepanjang jalan seperti orang gila, bahkan orang yang melihatnya pun menjauh darinya.

"kenapa? Takut sama gue?" Oceh Atnan setelah melihat sepasang kekasih menjauhkan diri darinya.

Disepanjang jalan, Atnan hanya mengoceh-ngoceh tidak jelas, bahkan saat ada polisi tidur pun, ia mengoceh.

"Lu ngapain disitu, mau gue tendang ha! Minggir sana!" Oceh Atnan sambil menendang polisi tidur tersebut.

Melanjutkan perjalanannya hingga tiba ditempat yang sepi, ini adalah tempat yang rawan kecelakaan, sebab itu tidak ada yang berani lewat dijalan ini.

Gluduk gluduk

Suara petir menggelegar di telinga Atnan, ia berhenti sejenak ditengah jalan, lalu memandang keatas hingga hampir jatuh.

Tes tes

Air hujan turun satu demi satu, menimpa wajahnya. Ia berjalan lagi, tak perduli jika bajunya basah, toh cuma gerimis saja.

Tak lama kemudian, yang tadinya gerimis kini menjadi hujan deras, Atnan menoleh ke kiri-kanan untuk mencari tempat teduhan. Matanya tertuju pada sebuah bangunan kosong yang ada di kanan jalan, kakinya pun melangkahkan ke tempat tersebut.

Memasuki bangunan tersebut yang terlihat sangat gelap, hanya ada cahaya dari lampu luar.

Mendudukkan tubuhnya, lalu bersandar pada dinding.

Namun, belum lama ia masuk, tiba-tiba seseorang masuk kedalam ruangan itu. Atnan tak perduli dengan siapa orang itu, bahkan kepalanya pun malas untuk menoleh.

Seseorang itu kaget melihat Atnan, ia kira hantu. Orang itu adalah seorang gadis sambil membawa kantong kresek berukuran besar.

Wanita itu memiringkan kepalanya, untuk melihat wajah Atnan, tidak jelas! Wanita itu memilih mendekat, dan berjongkok.

Setelah jelas melihat wajah laki-laki itu, wanita itu melotot setelah tahu siapa orang itu.

"Atnan?!"






..................

Babay

I'M SORRY, RYN✔️ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang