Aku Menjadi Istri Pemeran Ke Dua (END)

Bab 31

Richard memohon untuk nyawa ibunya, tetapi tidak ada yang mendengarkan anak kecil itu. Ibunya dibunuh, dan dikubur di tanah.

Richard bahkan tidak sempat melihat tubuh ibunya. Dia dikurung di gudang kumuh di gunung terpencil. Dan hanya setelah dipastikan bahwa dia tidak menangkap "Tancinol", dia kembali ke rumahnya.

Tidak ada yang menyambut Richard setelah setengah tahun.

Richard pergi ke perpustakaan, mengabaikan kata-kata orang.

Dan dia membaca buku tentang 'Tancinol'.

The Roums adalah yang pertama menangkap 'Tancinol'. Hal ini ditandai dengan tingkat infeksi dan kematian yang tinggi, bintik-bintik hitam muncul dimana-mana dan bermata merah.

Itu juga disebut kutukan kedua dewi karena terlihat mirip dengan kutukan Blake. Seperti pewaris kutukan dalam keluarga kekaisaran, dewi cahaya menurunkan status Roum untuk menghukum mereka dan membuat mereka sakit.

Richard menemukan mengapa ibunya tidak bisa menunjukkan bahwa dia sakit dan mengapa dia menghentikannya ketika dia menawarkan untuk memanggil dokter. Ketika orang mengatakan Roums sakit, mereka akan mencoba membunuh mereka, curiga bahwa mereka pasti memiliki "Tancinol". Itu sebabnya dia harus menanggungnya.

Richard kecil mengertakkan gigi.

Dia mengira ibunya meninggal karena dia. Tapi bukannya berduka, Richard bersumpah akan membalas dendam.

Richard melahap semua buku tentang 'Tancinol' di perpustakaan, dan menjadi yakin pada satu fakta. Ibunya tidak sakit karena 'Tancinol'. Gejala ibunya sangat berbeda dengan gejala tancinol.

Tidak ada bintik hitam, tidak ada perubahan penampilan, tidak ada darah muntah. Tapi Duke of Cassil membunuh ibunya, tanpa memberikan konfirmasi.

Duke of Cassil tidak memberitahunya di mana dia menguburkan ibunya. Richard juga tidak bertanya dua kali. Dia menemukan tempat itu dengan menyuap dan mengancam para pelayan. Ibunya dimakamkan di tanah terpencil. Richard menanam bunga kamelia merah favoritnya alih-alih di batu nisan tempat ibunya dimakamkan.

Dia berjanji untuk membalas dendam pada ibunya, untuk mengambil semuanya dari Cassil dan membunuh mereka.

Duke of Cassil mengejar tahta.

Richard tersenyum dalam hati, berpura-pura mengikuti keinginan Duke.

'Tahta akan menjadi milikku. Aku akan duduk di tempat tertinggi di Kekaisaran, dan aku akan menempatkan musuh-musuhku berlutut di bawah kakiku untuk semua yang membenciku. '

Sejak saat itu Richard benar-benar berbeda. Anak laki-laki yang tidak bersalah, yang hanya ingin melepaskan status budak ibunya, telah menjadi pria yang memiliki banyak keserakahan, dan diliputi oleh obsesi.

***

Saya memandang Richard yang berdiri di sana. Penulisnya mengatakan bahwa setiap kali dia mengunjungi makam ibunya, dia berjanji akan membalas dendam terhadap sang duke.

Apakah dia masih seperti itu?

Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Richard, tapi aku tidak merasakan kebencian atau ambisi yang membara melihatnya. Dia hanyalah anak laki-laki yang kesepian. Bahkan luka di lehernya disebabkan karena dia berusaha menyelamatkan ibunya agar tidak diseret.

Richard membuka matanya dan mata kami bertemu.

Richard, yang biasanya tersenyum sombong dan mengatakan hal-hal murahan begitu dia melihatku, menoleh ke arah lain seolah dia tidak melihatku.