BAB 9 : RASA PENASARAN NIA

12 4 0
                                    

”Gak, apa-apa kok Nia. Tiro cuman depresi ringan”Ucap Dokter Bram.

Ucapan dokter Tampan itu memang cukup kurang meyakinkan bagi Nia. Bagaimana bisa Tiro hanya depresi ringan jika ia ketakutan seperti orang yang trauma pada sesuatu hal yang mungkin cukup buruk. Aneh, apakah guru-guru dan staff disekolah ini sepakat dengan menyembunyikan rahasia besar keanehan Tiro?

Nia hanya terdiam dan memicingkan matanya kepada dokter Bram,pertanda bahwa ia sungguh sangat curiga. Sedangkan, dokter Bram dan Bu Kasih melihatnya dengan sorot mata yang melotot.

“kenapa sih kamu Nia?”Tanya Bu Kasih

“gak-gak apa bu”Balasnya terkejut.

“kamu gak masuk Nia?.Nanti pak Bimo cari kamu loh!”

“oh iya bu. Saya masuk ke kelas dulu ya bu!”

“iya,”

Nia berjalan menuju ruangan kelas dengan wajah yang masih seperti orang kebingungan. Gadis itu bukannlah typhical orang yang haus info alias kepo. Tetapi, siapa sih orang yang tidak ingin tahu kalau sudah di hadapkan dengan masalah yang luar biasa ini, tentulah semua orang akan penasaran. Ya sudah pasti sama halnya dengan Nia.

Ia terus menginjakkan kakinya di lantai-lantai koridor sekolah menuju kelasnya. Ia masih tak habis pikir dengan ucapan dokter Bram tadi. Bisa-bisanya dokter itu hanya mengatakan depresi ringan. Padahal, anak-anak pun tau kalau si Tiro lagi ada masalah yang cukup rumit hingga berperilaku aneh seperti tadi.

Ia akan mulai menyelidiki sendiri, jika tak ada satupun guru yang ingin memberitahunya. Tetapi, bagaimana bisa hal itu akan dilakukan, sementara ia akan mengikuti ajang cerdas cermat tahun ini dan pasti harus memerlukan fokus yang cukup tinggi agar kemenangan tidak diambil alih oleh sekolah lain.

***

Pelajaran bahasa Indonesia sudah berakhir. Pak Bimo pun sudah mengambil buku pelajarannya yang bertumpuk di meja. Guru yang sedikit memiliki tubuh agak gemuk itu, mulai melangkahkan kakinya menuju keluar kelas XI IPA 1.

bruk...’

Ia bertabrakan dengan Tiro yang baru saja masuk ke kelas, buku pelajaran kelas mereka pun berceceran di lantai tak teratur. Pak Bimo tidak marah, justru ia menyapa Tiro”loh, apa kabar Tiro?”

“aku gak apa-apa. Baik.”Ucap Tiro seperti orang Normal. Namun, Sedikit Lebih Dingin.

“ya udah. Kalau begitu bapak mau ke kantor dulu!”

Astaga’,Perkataan Pak Bimo mengundang kembali rasa penasaran Nia. Lagi-lagi dan lagi, selalu ada aja guru yang memperlakukan Tiro secara lembut. Nia semakin penasaran dengan sikap guru ditambah sikap Tiro seperti gansing, selalu saja berputar tak jelas. Tanpa angin badai ataupun angin topan, ia mengejar Pak Bimo bagaikan cahaya, untuk sekali lagi bertanya tentang Tiro. Kalau tidak ada lagi hasil, sepertinya Nia perlu berubah menjadi ‘Detektif Conan’.

Nia berteriak tidak terlalu keras sembari menghampiri Pak Bimo”Pak, tunggu saya pak!”Ucap Nia mengeluarkan nafas lari maraton.

Pak Bimo menghentikan langkahnya mendadak setelah mendengar teriakan Nia di belakang”Ada apa Nia?”

“Pak saya mau tanya tentang Tiro”

“Tiro?dia kenapa?”

“jadi gini Pak, Tiro kok selalu di lembutin ya sama guru-guru dan staff disini pak?dia kenapa sih pak?”

“saya kurang tahu nak. Tapi, sepertinya dia spesial”

“maksudnya bapak?”

“spesial, pakai telor plus ayam sama jamur”

“itu sih nasi goreng pak”

“hehe. Kalau tentang Tiro saya tau nya dia spesiallah”

“spesial karena apa pak?”

“Nia, Lebih baik kamu persiapkan diri aja untuk ikut cerdas cermat ya?”Alih Pak Bimo

“iya pak. Tapi...”

Pak Bimo tiba-tiba menghilang dari depan Nia. Gadis pintar itu lagi-lagi tak ada jawaban yang spesifik dan cukup jelas. Sepertinya Nia harus memang berubah menjadi detektif Conan. Atau kalau bisa, menjadi makhluk halus. Kok jadi ngeri sih.

Wajah Nia berubah menjadi kusut seperti pakaian yang belum disetrika. Untuk mencari sebuah jawaban dari guru-guru aja susahnya minta ampun!. Padahal ini bukanlah urusan percintaan ataupun tentang jodoh, tetapi ini lebih rumit dari menunggu kepastian yang tak kunjung datang dan entah kapan Nia dapat mengetahui seluk-beluk tentang Tiro agar membuatnya bisa tenang. Tujuan Nia juga baik, kalau ia tahu tentang masalah yang dihadapi Tiro. Siapa tahu ia dapat membantu Tiro agar menjadi siswa biasa seperti yang lain. Walaupun, Tiro mungkin tak ada bedanya dengan Rani.

***
Yuk, Vote Lagi Bab Ini!
Tunggu Bab Selanjutnya Ya!

Siswa Baru [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang