BAB 20 : NIA HILANG

10 4 0
                                    

Camping yang mulanya nampak akan berjalan lancar, seketika buyar. Tawa dan keriangan berubah menjadi tangisan dan kecemasan. Bu Kasih dengan terpaksa mengambil keputusan, bahwa camping akan dibatalkan.
Sudah lebih dari dua jam, Nia belum juga kembali di bumi perkemahan. Rani sedari tadi hanya bisa mengeluarkan air matanya yang semakin deras saja. Ia takut kalau akan terjadi apa-apa dengan sahabatnya itu.
Sedangkan, Bu Kasih sudah menelepon orang tua masing-masing para siswa disana. Banyak siswa yang mengeluh karena camping yang ditunggu sejak beberapa bulan harus di akhiri hanya dalam beberapa jam saja.
“Rani, kamu tenang ya nak”Ucap Bu Kasih sedikit menenangkan sembari mengelus-ngelus punggung baju Rani.
“Bu, apa Nia akan ketemu?”tanyanya
“pasti, Nia akan ketemu. Lagipula tim SAR udah di panggil kok!”Ucap Bu Kasih sekali lagi menenangkan, walaupun hati kecilnya tak bisa dibohongi kalau ia juga resah.
Bus mulai berdatangan satu per satu, Para siswa mulai berbaris dan berpamitan dengan guru-guru disana, kecuali Rani. Ia tak bisa meninggalkan hutan tanpa Nia. Bu Kasih yang melihat Rani, juga merasa iba dan kembali menghampirinya untuk menenangkan”Rani gak mau pulang nak?”
“gak bu. Sebelum Nia ketemu. Rani gak akan pulang”
“tapi, kalau mamanya Rani cariin gimana?”
“mama pasti bisa mengerti bu”
“ya udah. Tapi janji sama ibu kamu harus tetap tenang ya?”
“iya bu”

***

Dari jauh, Tiro yang mulai sadar dan tak merasa ketakutan lagi. Melangkahkan kaki menuju bus, namun seketika langkah kakinya di hentikan oleh Rani, jelas kalau Tiro heran. Mengapa dirinya dihentikan.
“mau kemana kamu Tiro?”Tegur Rani yang kesal
“ak―aku, mau pulang”
“Gak boleh, Nia hilang gara-gara kamu!, apakah begini tanggung jawabmu sebagai seorang ketua osis?”Ucap Rani sedikit terdengar bijak.
“Tapi, Nia jahat. Keluarganya ja―”
“Diam!sahabatku gak jahat, tapi kamu yang jahat Tiro. Kamu buat Nia malu didepan teman-teman”gertak Rani memutuskan ucapan Tiro yang membuatnya panas.
Dari dalam bus, semua mata tertuju pertengkaran mereka, tanpa terkecuali.
“Sudah-sudah, cukup!. Nia gak butuh kalian bertengkar, Nia hanya butuh kalian menyelamatkan dirinya. Tiro, ibu gak izinkan kamu pulang!”lerai Bu Kasih
Sebagai sahabat, Rani sudah sepantasnya berkata seperti itu kepada Tiro. Ia mengingat kalau Nia pernah berkata kalau, ketampanan dan kegagahan seseorang tak akan bisa mencerminkan sikap tanggung jawab dalam jabatannya.
Ia baru sadar kalau perkataan Nia semuanya benar. sahabatnya memang suka berpikiran kritis, beda dengan dirinya yang bertolak belakang.

***

Siswa Baru [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang