BAB 28 : PERMINTAAN MAAF DOKTER

7 4 0
                                    

Sudah lebih dua hari Tiro dirawat di ICU. Tak ada tanda-tanda ia akan siuman. Malam ini Nia masih di rumah sakit bersama Rani. Nia takut kalau akan terjadi apa-apa dengan Tiro.
“Nia,”panggil dokter Bram dari arah jauh
Sudah jarang sekali dokter Bram bertemu dengannya, terakhir kali ketemu saat ia di antar pulang. Nia bertanya-tanya, ada apa dokter Bram memanggilnya
“iya dok,ada apa?”
“maafkan saya ya Nia?”Ucap dokter Bram terlihat khawatir.
“untuk apa dok?apa dokter punya salah?”Tanyanya heran.
“saya melaporkan ayah kamu ke polisi”
“apa?jadi dokter yang melaporkan ayah?”Nia tersentak
“kamu gak marah Nia?”
“buat apa saya marah dok, lagi pula ini salah ayah”
“jadi kamu sudah tahu?
“iya dok, tapi dari mana dokter tahu?”
“saya pernah melihat ayah dan ibu kamu bertengkar saat kamu dirawat, awalnya saya kaget karena mereka beetengkar, namun pertengkarannya justru malah menjurus ke ayah Tiro yang rumahnya kerampokan”
Tanpa disadari seseorang mendengar percakapan mereka, orang itu adalah bibi Tiro”jadi ayah kamu yang rampok rumah Tiro?tega sekali. Tapi ya sudahlah, lagi pula ayah kamu sudah tertangkap”
“maafkan ayah saya Bi”
“seharusnya bukan kamu yang minta maaf Nak, tapi ayah kamu. Iya bibi maafkan”
“makasih bi. Tiro bagaimana?”
“Tiro belum siuman”
                             ***
Pukul 22.00
Di ruangan ICCU dokter dan para perawat terpaksa memakai alat pemacu jantung, karena bedside monitor menunjukkan kondisi Tiro mulai tak stabil, garis-garis yang awalnya naik turun, seketika berubah menjadi garis datar yang membuat semua orang khawatir.
Nia mengelus-ngelus punggung bibi Tiro yang menangis tak henti-henti. Perasaan bibi Tiro pasti benar-benar khwatir jika keponakannya akan di ambil oleh Sang Maha Kuasa.
“Bi, tenang ya. Doa kan Tiro gak kenapa-kenapa”
“Bagaimana bibi bisa tenang, Tiro―keponakan bibi seperti itu!”
“Tapi bi,”
“sudah Nak, bibi butuh sendiri disini dulu”
“ya sudah Bi,”
Nia meninggalkan Bibi Tiro sendiri, langkah kakinya menuju mushalla untuk berdoa agar Tiro baik-baik saja. Wajah Nia tampak sedih, berusaha tenang, namun tetap saja ia merasa sedih.
Sesampainya di mushalla. Sepi, tak ada seorang pun disana. Ia berwudhu dan bersegera berdoa memohon agar Tiro tidak kenapa-kenapa’Ya Allah, aku mohon sembuhkan Tiro, bangunkan dia dari mimpi panjangnya. Kumohon Ya Allah. Kabulkan doaku ini Ya Allah’
“Nia, ayo cepat ke ICU”Panggil Rani dengan cemas yang seketika menghampirinya
“Kenapa Ran?”
“Tiro Nia, dia butuh kamu sekarang!”
“ada apa?apakah dia sudah siuman”
“ayo cepat Nia!”
“i―iya Ran”
Nia meninggalkan mushalla dan beranjak ke ruang  ICU, Nia menjadi cemas karena Rani memanggilnya dengan cemas juga. Ada apa dengan Tiro?kenapa Rani begitu cemas dengannya?

                                        ,***

Siswa Baru [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang