BAB 25 : JAHAT

7 4 0
                                    

Nia bergegas keluar dari ruangan kantor. Setelah, ia mengingat sahabatnya yang paling tercantik di dunia, sedang menunggu dirinya di luar.
‘krek’
Suara dorongan pintu terdengar jelas di telinga Rani yang seketika mengalihkan pandangannya dari layar hp menuju ke arah pintu kantor. Ternyata yang mendorong pintu adalah Nia.
Kesal dan capek udah Rani alami. Ratu termager itu mudah sekali untuk menyebutkan kata capek. Ia mendekati Nia dan pasti sudah berkata”Aduh, Nia. Lama banget sih. Aku tuh capek tau gak nunggu kamu. Ngapain sih di dalam, lagi senam aeorobik?”
“ya gak dong, masa iya senam aerobik. Lagi pula aku kan di panggil kepsek”
“ngapain?mau ada lomba lagi?”
“gak kok, tentang yang aku hilang kemarin itu!”
“oh, itu aja!”
“iya, Ran. Eh tapi aku tadi gak sengaja dengar Tiro sama Bu Kasih lagi ngobrol serius”
“ih, Nia. Lama-lama mirip ibu-ibu deh!nguping!. tapi, kayaknya penting. Apaan Nia?”
“ah, kamu sama aja!. Itu si Tiro mau mengundurkan diri”
“mundur berapa langkah Nia?satu,dua,atau tiga Nia?”
“seribu langkah, sampai nabrak tembok. Ya gak gitu lah Ran!”Ucap Nia kesal
“bercanda Nia. Bagus dong dia mundur, bukannya kamu berharap gitu ya Nia?dari dulu kan?”
“iya sih, tapi aku pikir-pikir, kalu Tiro gak akan seperti itu kalau bukan ayah aku yang memulai”
“maksud kamu apa Nia?om Didit kenapa?”
“Ran, aku gak bisa kasih tau disini. harus di tempat yang lebih sepi”
Ia mengajak Rani untuk meninggalkan area depan kantor dan menuju ke tempat yang lebih sepi.

                             ***

Sementara itu,
“apa?perusahaan bangkrut?apa gak bisa dipertahankan?”Didit terkejut mendengar sekretarisnya menelpon.
‘sudah tidak bisa pak’
“ah, kamu sekretaris gak becus!”
‘maaf pak, saya bukannya gak becus. Tapi bapak sendiri yang egois dan tidak mau mengerti kami pak!, saya resign pak. Terimakasih!’sangkal Rio selaku sekretaris Didit.
Ratu yang melihat kejadian itu, ia berusaha untuk menenangkan suaminya. Yang sedang berada di puncak emosi.”yah, yang sabar ya!”
“sabar?ini yang kamu bilang sabar?”
“aku udah bilang yah!, semua ini adalah petaka bagi keluarga kita yang mengambil harta keluarga taufik dengan cara merampok!”
“terus kamu salahin aku?iya?”
“yah, aku gak salahin ayah. Ini kan memang benar”
“oke, aku tahu ini semua salahku. Ya, aku pantas menerimanya. Tapi, yang aku khawatirkan adalah rumah ini akan disita oleh bank!”
“apa?rumah ini?kita mau tinggal dimana ayah?bagaimana dengan Nia?”
“aku tidak tahu!setelah rumah disita harus tinggal dimana?”
“sudahlah yah!ini semua cobaan bagi kita. Kita hanya harus bicara agar Nia mengerti, yah”
***
Rani diajak oleh Nia di sebuah tempat yang cukup sepi. Tempatnya yaitu depan sebuah gudang penyimpanan barang untuk cleaning service di lantai tiga. “Nia kamu mau ngomong apa tadi?”
“Ran, tapi kamu janji jangan kasih tahu siapa-siapa”
“ya, gak mungkin lah. Nia!”
“makasih Ran, sebenarnya Tiro yang sering ketakutan, itu adalah penyebab ayahku!”
“om Didit?kenapa?”
“ayahku merampok harta keluarga Tiro. Ayah menyekap ibu dan ayah Tiro hingga meninggal dan mengambil semua harta keluarga Tiro”
“apa?om Didit gak mungkin lah seperti itu!”
“aku anaknya Ran, gak mungkin aku bohong!”
“tega sekali ayahmu Nia!”
“iya, dan itu yang membuat aku kesal sama ayahku”
‘Oh, jadi ayah kamu Nia. Yang membunuh ayah dan ibuku!kalian itu memang keluarga penjahat!’Ucap seseorang yang tak sengaja mendengar percakapan mereka berdua. Ya orang itu adalah Tiro. Tiro kembali merasa depresi dan mengingat kejadian belasan tahun lalu itu. Tiro berlari menuju lantai teratas dengan menggunakan tangga.
“Tiro, kamu dengar dulu!”teriak Nia sembari mengejar Tiro yang berlari menuju lantai teratas.
Tiro tak menghiraukan ucapan Nia. Rahasia yang selama ini terpendam dan terkubur selama bertahun-tahun terbongkar di telinga Tiro.
Saat Tiro berlari, sepatunya terasa licin dan tubuhnya tak bisa terkontrol. Lantas ia terpleset di anak tangga. Tubuhnya terhempas dan terjatuh dengan cepat di lantai bawah. Semua orang terkejut termasuk Bu Kasih yang baru saja keluar dari kantor.
“Tiro!”Teriak mereka berdua dari atas yang hanya bisa melihat tubuh Tiro bersimbah darah.

***

Siswa Baru [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang