BAB 21 : KEMATIAN NIA

8 4 0
                                    

Sudah lebih dari dua hari tanda-tanda ditemukan belum terlihat. Tim SAR masih menulusuri hutan untuk mencari jejak-jejak Nia. Namun, sepertinya satupun jejak belum ditemukan. Hal itulah yang menjadi penyebab memperhambat pencarian Nia.
Jelas terlihat kantung mata mulai ada di wajah Rani, menangis selama dua hari itulah penyebabnya. Gadis yang ceria itu benar-benar merasa sedih setelah kehilangan sahabatnya di hutan.
Sudah beberapa kali, Bu Kasih membujuk untuk makan, tetapi tetap saja Rani menolaknya. Padahal Rani memiliki riwayat maag akut yang bisa berakibat fatal bagi kesehatannya.
“nak, makan ya?”bujuk Bu Kasih
“maaf bu, tapi saya gak selera makan”balasnya
“tapi, nak―”
“bu, makasih atas perhatiannya. Tapi saya hanya butuh sendiri, please bu”
“iya nak, tap―”Ucap Bu Kasih kembali terhenti setelah salah satu tim SAR memanggil namanya.
Pak Roni―salah satu tim SAR terlihat gusar, mulutunya seperti ingin mengatakan sesuatu yang penting. Dahi  Bu Kasih mengkerut, penasaran mengapa ia dipanggil.
“Bu, saya dengar dari salah satu rekan saya.”
“Dengar apa Pak?Nia udah ketemu?”
Pak Roni menggelengkan kepala dan berucap”Kami menemukan sebuah mayat di hutan, wanita dan sepertinya anak SMA”
Bu Kasih tersentak, wajahnya yang penuh harap berubah menjadi kusut. Matanya mulai berkaca-kaca dan suaranya mulai serak”mayat?wanita?itu pasti bukan Nia”
“tapi, foto yang ibu berikan. Sama persis dengan wajah Nia”
“bukan, itu pasti bukan Nia!”Ucap Bu Kasih masih tidak percaya dengan perkatan Pak Roni.
Rani mendengar semua pecakapan mereka berdua, di balik tenda ia juga terkejut mendengar sebuah kabar tentang sahabatnya. Rani kembali meneteskan Air matanya sembari melihat sebuah foto saat mereka liburan bersama di Jogja. Saat pertama kali masuk SMA, namun. Kini tawa itu mulai sirna, kebersamaan itu akan hilang, dan kesetiaan akan memudar.
Rani berteriak sekeras mungkin menyebut nama Nia hingga memecah keheningan semua orang disana. Rani benar-benar terpuruk dan merasa kehilangan.
“Nia!”
Bu Kasih melihat Rani yang menangis seperti itu, tak bisa berkata apapun. Nia yang selama ini menjadi kebanggan sekolah. Sudah tiada.
Bu Kasih segera menghubungi orang tua Nia sekaligus Rani!

***

Orang tua Nia sudah berkumpul mengelilingi jasad seorang wanita yang telah dibungkus kantong jenazah berwarna oranye.
Semua wajah terlihat sedih. Mereka tak menyangka kalau nyawa Nia akan berakhir di hutan ini. gadis pintar yang pernah membanggakan SMA Nusa Bangsa sudah pergi terlebih dahulu.
Rani mendekati kantong jenazah dan membuka secara perlahan. Ia benar-benar melihat Nia terbujur kaku di kantong itu, ia memeluk sahabatnya itu untuk terakhir kalinya dan berkata”Nia, ini pasti bukan kamu!. Kamu gak boleh tinggalkan aku Nia. Kamu harus sadar Nia!. Kumohon Nia bangun!”
Ucapan Rani membuat Bu Kasih tak bisa menahan kencangnya hujan air matanya. Namun, Bu Kasih tak tega melihat Rani dan menegakkan tubuh Rani untuk berdiri secara perlahan.

***

Siswa Baru [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang