BAB SEBELAS

13.5K 943 8
                                    

A/N : cerita ini telah diterbitkan dalam bentuk ebook dan direpost seminggu satu bab di Wattpad. Untuk membeli versi full silakan cek di google play.
berikut novel yang tersedia di Google Play :
1. Sinful Enfire
2. Lie With Me
3. Stole His Heart
4. Playing Her Heart
5. The Millian's Love Story
6. Gavin Millian
7. Take Me Back
8. Dirty Rich Obsession
9. Captivated
10. Meet The Dracula
11. Accidental Roommate
12. Bad Girl Vs Nerd Boy

Untuk pdf, hubungi admin : 082124089124

***

Ansell menenggelamkan bibirnya pada bibir Briana. Mengecup bibir gadis itu penuh kelembutan. Salah satu tangannya bergerak di bawah sana. Menggoda inti Briana dengan gerakan memutar. Lidahnya bergerak menarik lidah Briana. Nyaris dua menit Ansell mencium bibir gadis itu, sama sekali tak ada balasan yang ia dapatkan.

Ansell melepaskan ciumannya dengan kesal.

"Balas ciumanku Briana," bisiknya dengan napas memburu.

Briana mengangkat sebelah alisnya. "Aku bingung Ansell. Aku tak bisa."

Ansell melepaskan jemarinya dari inti Briana. Briana melenguh pelan merasakan hal asing melingkupinya. Ia menatap Ansell dengan sayu. Memohon secara tidak langsung pada pria itu agar kembali memasukinya. Tapi, pria itu malah menjauh dan beringsut dari atas ranjang.

Briana menghela napas berat. Ia merasa aneh ... Dia menginginkan Ansell kembali menyentuhnya. Briana tak mengerti apa ini. Tubuhnya terasa panas seperti terbakar. Sentuhan Ansell bagaikan obat bagi apa yang dirasakannya. Ia memperbaiki dressnya yang telah terlepas setengah. Menutupi dadanya yang terpampang jelas.

"Kenapa kau memakai kembali pakaianmu?" Ansell mendesah pelan. Ia kembali mendekati Briana, kemudian dengan tergesa mencium bibirnya secara bergantian. "Aku hanya mematikan ponselku, Briana."

Ciuman Ansell turun menyusuri lehernya. Briana menahan desahannya dan mencengkram erat rambut pria itu. Dia meremang merasakan sentuhan Ansell yang kadang pelan, kadang tergesa. Bibir pria itu terasa basah di atas kulitnya. Menebarkan sensasi geli juga menggoda secara bersamaan.

Ansell melepas pakaian yang melekat di tubuh Briana, melemparnya dengan asal. Ia tersenyum melihat Briana yang hanya pasrah di bawah kungkungannya. Diraihnya lengan Briana agar melingkar di lehernya. Sentuhan bibirnya berlanjut pada puncak dada istrinya. Ansell menarik lembut kulit halus itu dengan giginya.

Briana sangat indah. Ansell tak pernah menyangka bahwa di keremangan cahaya, Briana tetaplah Briana; gadis itu mempesona, seperti apa yang dilihatnya di malam sebelumnya. Kulit sewarna zaitun gadis itu ... Sangat lembut bak pualam. Ansell merasakan sensasi tersendiri ketika kulitnya bersentuhan dengan kulit Briana.

"Jangan menahan desahanmu. Aku ingin mendengarnya."

Kedua pipi Briana memerah mendengar permintaan Ansell. Briana memberanikan diri membalas sentuhannya pelan-pelan. Salah satu tangannya meremas pundak Ansell, turun menyentuh dada bidangnya. Ketika Briana hendak menyentuh rahang tegasnya, Ansell menahan pergerakan tangannya. Takut pria itu tak mengizinkannya, Briana berusaha menarik tangannya.

Namun, tak disangka, Ansell membawa jemari Briana ke atas bibirnya, mengecup buku jarinya satu per satu. Briana merekam jelas bibir pria itu menyentuh jarinya. Kedua mata biru safir milik Ansell yang menatapnya lekat. Hatinya menghangat.

Ansell menangkup tangan Briana, membiarkan jemari itu menyentuh rahangnya. Ia memejamkan kedua matanya menikmati sentuhan Briana.

"Sudah kubilang ... Kau boleh menyentuhku di manapun sesukamu, Briana." Ansell membawa Briana duduk di atas pangkuannya. Ia menunduk, mengulum puncak dada Briana, lalu terkekeh melihat bercak merah di payudara Briana. "Apa sakit? Aku akan menghentikannya jika kau tidak menyukainya."

Briana menggeleng. "Tidak."

Ansell memejamkan kedua matanya. "Sekarang, cobalah untuk menciumku," perintahnya membuat Briana salah tingkah. "Kau hanya perlu menempelkan bibirmu di atas bibirku."

Briana mendekat dengan kikuk. Ia menempelkan bibirnya di bibir Ansell. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat merasakan bibir Ansell mulai bergerak. Perlahan Briana mulai membalas ciuman pria itu. Mulanya penuh kelembutan, lama kelamaan gadis itu membalas ciuman Ansell tak kalah tergesa. Tanpa sengaja menggigit bibir Ansell dengan keras hingga cairan berbau besi itu membasahi bibirnya.

"Maafkan aku, Ansell." Briana menjauh sedikit, ia segera menghapus darah di bibir Ansell dengan jemarinya. Perlakuan polos gadis itu ditatap jelas oleh Ansell. Cukup lama dia tertegun menatap Briana dengan jarak yang begitu dekat.

"Tidak apa-apa." Ansell menangkup tangan Briana. "Apa mereka tak pernah menyentuhmu?"

Briana tersentak merasakan bibir Ansell menyentuh telinganya. "Tidak. Aku tak pernah berhubungan dengan pria manapun." Briana memejamkan matanya, dia menikmati bibir Ansell di telinganya.

Ansell tersenyum kecil. "Kalau ini?" Briana melenguh pelan merasakan pria itu memenuhi dirinya. "Kau yakin rasanya masih sakit seperti kemarin?"

Briana membuka kedua matanya; Ansell tertawa renyah. Untuk pertama kalinya Briana melihat pria itu bersikap berbeda. Ansell yang lembut dan penuh kasih. Andai pria itu selalu seperti ini. Tapi, apakah saat ini Briana yang ada di pikirannya? Apa jangan-jangan Ansell memikirkan Kathleen lagi?

Lagi-lagi dia mulai tenggelam pada gairahnya. Briana melupakan apa yang membuatnya sakit; menikmati gerakan Ansell yang membawanya terbang tinggi. Sentakan demi sentakan pria itu terasa berbeda.

Ansell berguling di samping Briana setelah mendapatkan pelepasannya. Menyadari semuanya telah selesai, Briana beranjak dari atas ranjang, memungut pakaiannya yang tergeletak di lantai. Ansell mengernyitkan keningnya melihat hal itu.

"Mau ke mana?" tanyanya heran.

Briana berusaha menutupi tubuh polosnya, pipi memerah bak kepiting rebus. "Aku akan pergi ke kamarku."

Rahang Ansell mengeras. "Mulai saat ini kau tidur bersamaku, Briana."

Briana menyimpan kembali pakaiannya. Ia menatap Ansell sedikit takut, raut wajah dingin dan tatapan tajam pria itu mengintimidasinya. Briana kembali merebahkan tubuhnya di samping Ansell.

Ansell mengulurkan tangannya, mengusap helaian rambut Briana lalu memeluk tubuh istrinya. Perlakuan pria itu sukses membuat Briana terjaga sampai Ansell terlelap.

Pria itu benar ... Semuanya tidak sesakit kemarin.

TBC

Unexpected Reality (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang