BAB LIMABELAS

12.4K 924 38
                                    

A/N : cerita ini telah diterbitkan dalam bentuk ebook dan direpost seminggu satu bab di Wattpad. Untuk membeli versi full silakan cek di google play.
berikut novel yang tersedia di Google Play :
1. Sinful Enfire
2. Lie With Me
3. Stole His Heart
4. Playing Her Heart
5. The Millian's Love Story
6. Gavin Millian
7. Take Me Back
8. Dirty Rich Obsession
9. Captivated
10. Meet The Dracula
11. Accidental Roommate
12. Bad Girl Vs Nerd Boy

***

"Kau berniat bermain-main denganku, Briana?" Ansell menenggelamkan miliknya perlahan, menembus pertahanan Briana hingga gadis itu luluh.

Briana tampak pasrah di bawah kungkungannya, begitu frustasi karena suaminya memegang kendali dan terus memainkannya. Dress cantik yang ia kenakan telah teronggok di lantai. Dengan keadaan terbelah dua karena dirobek oleh Ansell.

Ketika Briana berada di taman, tiba-tiba saja seseorang memanggil namanya kemudian memeluk tubuhnya dengan erat. Seorang pria berwajah tampan. Pria itu terus mengakui dirinya sebagai kekasih Briana. Padahal Briana sama sekali tak mengenalnya.

Kejadian itu dilihat oleh Ansell. Suaminya langsung memukuli pria itu tanpa bertanya. Lalu Ansell menarik Briana dengan paksa. Tanpa perasaan pria itu mendorong tubuhnya ke dalam mobil.

Ada apa dengan Ansell?

"Ansell, please..." Briana nyaris mendapatkan puncaknya, tapi Ansell selalu memainkannya berkali-kali.

Pria itu menjauhkan miliknya dengan mudah, di detik yang sama, kembali menghentikan miliknya perlahan. Sangat pelan membuat Briana begitu frustasi.

"Katakan padaku, siapa pria itu?" Ansell mengecup bibir Briana sekilas. Ciumannya turun ke puncak dada gadis itu, mengulumnya lembut, kadang menariknya dengan giginya.

Briana mendesah keras. Jemarinya mencengkram kuat pundak Ansell yang dibalut kemeja. Bibirnya terbuka merasakan getaran itu kian mendekat. Ya Tuhan ... Briana tak marah Ansell menyentuhnya secara kasar. Gerakan pria itu menambah fantasinya. Menambah rasa baru yang aneh namun memabukkan.

Briana menyambar lembut bibir Ansell ketika pria itu melumat bibirnya. Ia membalas ciuman Ansell tak kalah tergesa. Semakin Ansell menggodanya, semakin dia merasa terbakar. Ansell ... Sebenarnya apa maksudnya?

Briana sama sekali tak mengerti dengan apa yang ditanyakan ansell. Pikirannya terfokus pada satu hal yang ingin dicapainya; kenikmatan. Briana ingin Ansell membawanya melayang saat ini juga. Briana membutuhkan Ansell lebih dalam lagi. Menghentaknya. Memasukinya dengan cepat. Bibirnya yang basah mendarat di area kulitnya. Briana menginginkan pria itu. Lagi. Lagi. Dan lagi.

"Apa aku kurang untukmu hingga kau berani menyapa pria itu?" Ansell menghembuskan napasnya di tengkuk Briana.

Dia merasa terbakar, sama seperti apa yang Briana rasakan saat ini. Ansell ingin melakukan lebih cepat. Namun dia ingat wanita hamil muda cukup rentan. Kali ini Ansell hanya ingin bermain-main saja, meski dia sendiri menginginkannya.

Briana menelan ludah. Kurang? Ia menatap lekat kedua mata biru safir Ansell. Betapa seksinya pria itu. Bibirnya membengkak. Rambutnya berantakan akibat ulah Briana. Kemejanya kusut. Dua kancingnya terlepas--tidak lebih tepatnya memang berhamburan--dan itu ulah Briana. Dia tak sengaja melakukannya. Bukan untuk balas dendam karena Ansell merobek gaunnya. Tidak sama sekali.

Tidak ada yang kurang dari seorang Ansell Millian. Pria itu ... Segala sesuatu yang Briana inginkan. Walau Ansell sama sekali tak mencintainya.

"Aku sama sekali tak mengenalnya Ansell." Briana menarik napasnya, "dia memelukku tiba-tiba."

Ansell tersenyum miring. "Kau ingat perjanjian kita, Briana?" Ansell menggerakkan tubuhnya maju mundur. Dengan gerakan sepelan mungkin sengaja menggoda Briana lagi.

Briana mengangguk gugup. "Tapi...."

"Hmpph--Ansell." Briana tersentak jauh pada apa yang dia inginkan. Ansell menambah tempo gerakannya. Kedua mata Briana terpejam, menikmati dirinya yang melayang. Tubuhnya bergetar; Ansell terus bergerak tanpa henti.

"Hanya kau dan aku, Briana." Ansell menarik tengkuk Briana dan mencium bibirnya dalam. Menyalurkan rasa marah di dalam dirinya melalui ciuman itu. Entah karena apa.

"Aku telah berjanji bahwa aku akan menjadi milikmu seutuhnya." Ansell menarik napas. "Asal kau menuruti kemauanku."

Briana menggerakan jemarinya menyentuh helaian rambut Ansell. "Ya," lirihnya.

"Tapi kau berdansa dengan wanita lain tadi." Briana menatap Ansell dengan pandangan menuduh. Baru kali ini, entah mendapatkan keberanian dari mana, tapi yang jelas, Briana ingin mengutarakan kekesalannya. Dia pergi dari kerumunan itu bukan tanpa sebab. Tapi karena Ansell berdansa dengan wanita lain.

Ansell mengangkat sebelah alisnya. "Aku hanya membantunya. Kau tak berhak ikut campur."

"Tapi--"

"Apa kau hendak mengatakan bahwa kau cemburu?"

"...."

Ansell terkekeh hambar. Pria itu merubah raut wajahnya menjadi datar. Selalu biasa, diiringi tatapan biru safirnya yang dingin.

"Kau tak memiliki hak untuk cemburu, Briana. Bukankah kita telah sepakat? Hanya pernikahan, dan tentu saja tanpa cinta."

Briana bergeming, dengan air mata yang mulai menetes membasahi pipinya. Ia bersyukur bahwa saat ini dirinya membelakangi Ansell.

"Sebelum kau benar-benar jatuh cinta kepadaku. Kuharap kau lebih pandai mengubur perasaan sialan itu dari sekarang."

"...."

"Karena sampai kapanpun, aku tetaplah aku; aku hanya menikah, tapi tidak dengan jatuh cinta."

TBC

Unexpected Reality (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang