Part 30 || HYLT

1.6K 160 5
                                    

Cahaya mentari pagi mengintip malu-malu di balik jendela kamar berlapis gorden putih brokat. Seorang wanita menggeliat kecil ketika ia mulai merasakan lamat-lamat efek cahaya yang menerpa kulit wajahnya. Mata indah yang terpejam perlahan membuka.

Pandangannya meneliti setiap sudut kamar yang tampak berbeda dengan miliknya. Gadis itu menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuhnya.

Ceklek..

Pintu kamar mandi terbuka. Memperlihatkan seorang lelaki yang tersenyum menatap gadis itu.

"Sudah bangun?" Gadis itu tersenyum manis melihat pria itu berjalan ke arahnya.

"Kenapa aku bisa disini?" Tanyanya bingung.

"Aku tiba tadi malam dan langsung menghubungimu, tapi Jisoo yang menjawab. Katanya kau tertidur room practice, jadi ya.. aku menyelinap dan membawamu kesini" Jelasnya sembari mengusap lembut surai hitam gadisnya yang sudah dipotong pendek.

"Kau menggendongku?"

"Hmm"

"Ck. Kenapa tidak membangunkanku?"

"Kau tampak lelah sweety"

"Um. Aku merindukanmu.." Lisa mengulurkan kedua lengannya memeluk pinggang dan menyandarkan kepalanya di dada bidang lelaki itu.

"Aku juga, bagaimana harimu? Lusa kau akan siaran Live untuk comeback kalian kan? Mau kutemani? Tidak perlu takut.. aku akan menunggumu di mobil saja kalau kau khawatir ketahuan"

"Serius? Kau ingin menemaniku ke tempat siaran besok? Wah.. daebak" Lisa tiba-tiba berdiri dan melompat-lompat kegirangan mendengar permintaan kekasihnya.

Devano terpana melihat antusiasme gadis itu. Awalnya ia pikir Lisa akan menolak permintaannya, tapi diluar ekspektasi.. ia ternyata langsung mengiyakan saja.

'Kok tumben?'

"Lalisa, berhenti melompat" Tegur Devano, ia takut gadis itu akan pusing atau terkilir di kakinya.

"Hehehe.. aku sangat senang. Kau tahu Dev? Aku sangat gugup dengan comeback kali ini. Blink sudah menunggu sangat lama untuk bertemu dengan kami lagi, apa mereka akan puas dengan lagu kami kali ini?"

"Percaya pada kemampuan kalian dan cinta fansmu" Devano memeluk gadis itu untuk menenangkan kekhawatirannya sambil sesekali mendaratkan kecupan di puncak kepalanya.

"Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Apa semuanya baik-baik saja? Oiya, kau tidak mau mandi dulu?"

"I'm fine. Tapi.. aku punya banyak cerita untukmu. Dev.. nanti saja aku mandinya ya?" Rengek Lisa.

Devano geleng-geleng kepala mendengar kalimat tersebut. Dasar Lalisa. Bukannya mandi pagi agar segar, ia malah menggelendot dalam pelukan Devano seperti anak anjing.

Devano pun menyeret tubuhnya dan gadis itu ke balkon untuk menikmati matahari pagi sembari menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh maid.

Lisa menceritakan tentang hari-harinya belakangan ini. Sebenarnya hampir tidak ada yang istimewa kecuali kejadian dengan Lee Hayi dan Jiyong.

Tak lupa ia juga menyebutkan perihal dirinya yang menjadi Global Brand Ambasafor dari Celine dan Bvlgary.

Untuk masalah politik Thailand yang entah kenapa menyeret namanya, ia tidak menyebutkan. Lagipula, ia yakin dengan kemampuan kekasihnya.. pasti ia sudah tahu berita itu.

Devano mengernyit mendengar segala ungkapan Lisa. Tentu saja ia khawatir.

"Aku tidak apa-apa" Tutur Lisa. Ia mengulurkan jari-jari rampingnya untuk memijat dan meluruskan kerutan di dahi Devano.

Lalisa ManobanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang