Part 15 || Okashii

1.3K 124 1
                                    

Sesaat sebelum melangkah masuk ke restaurant, telefon Lisa berdering.

"Halo?''

"Kau dimana gadis nakal? Kenapa tidak mengabari kalau kau sudah ada di Korea? Kalau saja bukan Bobby hyung yang memberitahu, aku pasti tidak tahu''

"Mianhe oppa. Aku benar-benar lupa''

"Ck. Dimana kau sekarang?''

"Aku sedang di restaurant oppa, makan siang bersama yang lain. Oppa bisa ke sini?''

"Tentu saja, kirim alamatmu. Aku segera menyusul''

"Kutunggu oppa''

"Kau sedang apa?'' Tanya seseorang yang membuat Lisa hampir terjungkal karena terkejut.

"Jiyong oppa? Kenapa oppa belum masuk?''

"Kau belum menjawab pertanyaanku''

"Hehe.. aku sedang menunggu hanbin oppa''

"Kau sangat dekat dengannya ya?'' Tanya Jiyong penasaran. Tetapi jika ditilik lebih dalam, ada raut tidak suka yang tergambar samar.

"Ne oppa'' Jawab Lisa tanpa ragu. Memang ia sudah dekat dengan Hanbin semenjak trainee.

"Jangan terlalu dekat dengannya'' Penuturan lugas pemuda tersebut tentu membuat Lisa sangat bingung.

"Maksud oppa?''

"Tidak. Hanya saja tidak baik terlalu dekat dengan lelaki Lisa-ya. Kau tidak pernah tau apa maksud mereka mendekatimu. Lagipula aku hanya khawatir kau terkena dampak buruk'' Jawab Jiyong dengan menatap tepat kedua retina gadis itu, pertanda bahwa ia sedang serius.

"Terimakasih sarannya oppa, aku berterima kasih atas perhatian oppa. Aku akan berhati-hati, tapi Hanbin oppa tidak seperti itu'' Lisa kekeuh mempertahankan pendapatnya. Karena ia tahu dengan sangat baik sosok Hanbin. Lisa bukan gadis bodoh yang dengan mudah percaya dengan opini lelaki di depannya. Walaupun ia adalah seniornya sendiri.

"Ne. Aku hanya menasihatimu, ayo masuk! Yang lain sudah menunggu'' Ajak Jiyong dengan menarik tangan Lisa seenaknya dan membawa Lisa duduk disebelahnya.

Sontak hal tersebut mengundang tanya dari semua orang. Ada apa dengan Jiyong dan Lisa?

"Mianhe oppa, tapi bisakah aku duduk dengan unnieku?'' Tanya Lisa. Jujur.. ia tidak nyaman dengan tingkah tiba-tiba Jiyong.

"Unnie siapa yang kau maksud Lisa-ya? Lihatlah, kursi disana sudah penuh dan unnie-unnie mu duduk acak bersama yang lainnya'' Jawab Jiyong masih dengan ekspresi arogannya yang khas.

"Duduk dan makanlah Lisa, oppa disini'' Bujuk Seughoon yang duduk tepat disebelah kiri Lisa. Ia seakan memahami ketidaknyamanan gadis itu.

Yaps. Meja tersebut diisi oleh lima orang. Ada Jiyong, Lisa, Seunghoon, Seunghyun dan Jihoon.

Lisa tidak nyaman dengan suasana akhward ini, namun ia berusaha merilekskan diri dan menyantap makanannya dengan lahap diselingi oleh obrolan ringan.

Suasana akhirnya mencair sedikit demi sedikit akibat guyonan Seunghoon dan Seunhyun. Sedikit banyak Lisa juga nimbrung semakin menambah kericuhan. Apalagi ditambah tingkah julid Jihoon yang sangat menjengkelkan.

Tiba-tiba semua terdiam saat Lisa melambaikan tangan kepada seseorang sambil berteriak kegirangan.

"OPPA!! DISINI !'' Pekik Lisa. Semua mata juga menatap bingung dan penasaran pada orang itu.

"Hanbin?'' Gumam Seunghoon saat orang itu melepas masker dan topi.

"Kau sangat berisik'' Kata hanbin sembari mengacak surai gadis itu.

"Jiyong hyung? Boleh aku bergabung?'' Tanya Hanbin saat melihat salah satu sunbae-nya duduk disebelah Lisa.

"Kenapa tidak?''

Hanbin yang baru saja duduk diberondong beebagai pertanyaan oleh para manusia di depannya. Lisa hanya terkikik geli melihat raut wajah bingung pemuda itu tanpa ada niat untuk menolong.

"Oppa? Kenapa kau diam saja?'' Lisa beralih bertanya pada Jiyong melihat sunbaenya itu hanya diam saja.

"Tidak, kau lanjutkan saja makanmu Lisa-ya'' Jiyong menatap gadis itu teduh dan penuh perhatian.

"Ne oppa, oppa juga makanlah. Ck. Kau semakin kurus saja setelah wamil oppa'' Ejek Lisa. Namun Jiyong malah senang mendengar perhatian gadis itu. Ia tersenyum menanggapi ocehan Lisa.

"Oppa? Kenapa kau terus saja tersenyum? Apa ada yang aneh dengan wajahku?''

"Kenapa oppa baru sadar ya? Kalau kau sangat menggemaskan?'' Tutur Jiyong.

"Ck. Oppa dari mana saja?'' Canda Lisa.

"Dasar geer. Jiyong hyung itu hanya tidak enak mengatakan kalau kau sangat cerewet'' Sela Hanbin.

"Dan sangat rusuh'' Tambah Seunghoon.

"Mwo? Andwe, noona tidak seperti itu kan Jihoon?''

"Hehe.. tapi mereka benar noona'' Jawa Jihoon tanpa merasa bersalah.

Mereka pun pulang satu persatu setelah menyelesaikan makan siang bersama. Sedangkan Lisa masih menetap dan menunggu seseorang kembali dari toilet.

"Mau pulang bersama?'' Tawar Jiyong.

Lisa memang sedang duduk sendirian di lobby. Unnie-unnie nya sudah pulang terlebih dahulu. Katanya ada urusan mendadak. Begitupun dengan yang lainnya. Hanya ada ia dan Jiyong di lobby.

"Tidak perlu oppa. Terimakasih atas tawarannya'' Tolak Lisa secara halus.

"Kau sedang menunggu jemputan?'' Tanya Jiyong.

"Ne? Aku sedang menunggu Hanbin oppa, aku sudah terlanjur berjanji akan mengunjungi Hanbyul''

"Baiklah, kutunggu sampai dia datang kalau begitu''

"Tidak perlu oppa, aku tidak masalah sendiri. Oppa pasti sibuk kan? Oppa duluan saja'' Tolak Lisa lagi.

Sebenarnya gadis itu tidak enak. Tingkah sunbaenya ini membuatnya sedikit tidak nyaman. Entah karena apa. Apalagi sosok Jiyong sedikit arogan.

"Okelah, oppa duluan ne?''

"Ne oppa. Hati-hati'' Lisa tersenyum.

Matanya mengikuti langkah kaki Jiyong sampai masuk ke parkiran. Tak lama setelah itu, Hanbin kembali dari toilet dan mengajak Lisa ke mobilnya.

"Kenapa ekskpresimu seperti itu?'' Tanya Hanbin khawatir. Pasalnya Lisa kelihatan sedikit gelisah.

"Aku baik-baik saja oppa'' Jawab Lisa.

Seperti biasa, ia lebih memilih memendam masalah dibanding bercerita dengan orang lain. Ia tahu, setiap orang memiliki masalah sendiri.

"Ceritalah kalau kau siap'' Hanbin mengerti perangai gadis itu.

"Ne oppa''

Mereka terdiam kemudian tak lama, Lisa menyalakan audio mobil Hanbin dan mulai bernyanyi mengikuti irama. Pemuda disampingnya anteng saja, toh kapan lagi mendengar Lisa menyanyi secara eksklusif? Ia lebih sering melakukan rap dibanding menyanyi. Padahal gadis itu memiliki vokal super soft yang sangat sopan masuk ke dalam kuping.

To be continue..
Jangan lupa vote dan komen ya?
Gratis kok.

Lalisa ManobanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang