Part 28 || G-Dragon

1.7K 133 1
                                    

Sepasang mata elang memandangi sosok gadis itu dengan tajam. Tak lupa dengan seringai khas leader kwon tersebut.

Lisa yang ditatap seperti itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Shit! Ia paling tidak suka suasana akhward yang mencekam seperti ini.

"Duduk" Titah Jiyong

Lisa pun duduk di seberang pria itu tanpa penundaan.

"Waeyo oppa? Apa ada masalah dengan part rapku? Tapi kenapa bukan Teddy oppa yang menghubungiku?" Tanya Lisa heran. Hehe.. sebenarnya pertanyaan itu hanya formalitas sih. Karena ia tahu bukan itu maksud pria itu memanggilnya kesini.

"..."

"Oppa?"

"Kenapa terus menghindar, hmm?"

"Aku hanya tidak nyaman oppa" Jawab Lisa lugas

Jiyong memijat pangkal hidungnya, bingung bagaimana harus menghadapi gadis dihadapannya ini. Bersikap lembut.. sama sekali tak ada hasil. Bersikap agak kasar dan memaksa pun, membuatnya semakin menjauh.

"Alasannya?"

"Oppa.. kau adalah sunbae sekaligus idolaku. Aku menghormatimu, aku tidak pernah bermaksud bersikap kurang ajar. Tapi.. akhir-akhir ini, sikapmu berubah"

"Kau tahu dengan baik alasannya Lisa-ya"

"..." Lisa terdiam. Sepertinya ia harus meluruskan permasalahan ini sampai akar-akarnya.

"Maaf atas kejadian tempo hari"

"Ne oppa"

"Oppa, kau tahu? Meskipun kau pernah menyakitiku.. kau tetaplah oppa sekaligus idolaku. Tapi oppa untuk kembali seperti dulu, kurasa itu mustahil. Aku sudah memiliki kekasih dan aku sangat mencintainya" Tambah Lisa lagi.

Jiyong menatap gadis itu tidak percaya. Apa ia sudah sangat terlambat? Apa ia sudah kehilangan kesempatan kedua? Wae??

"Kau berbohong" Tolak Jiyong

"Aku mengatakan sebenarnya oppa"

"Siapa lelaki itu?"

"Oppa tidak mengenalnya, tapi oppa pernah bertemu dengannya sekali di ruangan sajangnim"

"Pria itu?" Lisa mengangguk sebagai jawaban.

Jiyong kembali terdiam. Mengapa akhirnya seperti ini? Haruskah ia menyerah? Tetapi ia sudah mrnunggu gadi itu bertahun-tahun. Apa yang harus ia lakukan?

"Oppa.." Lisa meraih kedua tangan Jiyong dan menggenggamnya pelan sembari tersenyum tipis.

"Kau pria yang baik oppa, kau pantas mendapatkan yang lebih baik dan berbahagia"

Lisa kemudian melepas genggamannya. Sementara Jiyong meringis dalam hati. Haruskah ia menangis atau tertawa? Gadis ini hanya berusaha menghiburnya.

Di bagian mana ia adalah pria yang baik? Disaat ia sendiri telah menyakiti hati gadis itu.

Dan siapa yang lebih baik dibanding gadis itu? Dialah yang Jiyong harapkan.

Hhh.. apa penyesalannya sama sekali tidak berguna?

"Kaulah yang terbaik" Kekeuh Jiyong.

Lisa tercengang mendengar penuturan pria itu. Apa ia salah bicara tadi? Hei !!

"..."

"Sudahlah jangan dipikirkan lagi, biarkan semuanya mengalir Lisa-ya. Kau hanya perlu mejalani hidupmu dengan baik" Jiyong kini menepuk puncak kepala Lisa dengan penuh kelembutan.

Lalisa ManobanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang