Part 19 || Lee Hayi

1.2K 124 2
                                    

Hayi duduk dengan gelisah di salah satu ruang vvip sebuah restaurant yang tidak jauh dari YG building. Pandangannya lurus kearah jendela, menikmati pemandangan kendaraan dan manusia berlalu-lalang memadati jalan raya dan trotoar.

Gadis itu memejamkan mata sejenak, meresapi perdebatan hebat dalam hatinya. Banyak alasan yang membuatnya ragu untuk memilih tindakan ini, tetapi ada ribuan alasan yang lebih mendominasi sehingga membuatnya sedikit lebih yakin.

Pandangannya seketika tertuju ke pintu masuk mendapati sosok gadis cantik tersenyum menyapanya. Gadis yang telah ia tunggu kedatangannya sekitar dua puluh menit.

"Mianhe sunbae karena aku membuat sunbae menunggu" Kata Lisa dengan raut penyesalannya.

"Tidak masalah, duduk dan pesan makanlah dulu. Aku juga belum makan malam" Jawab Hayi.

Mereka kemudian memesan makanan. Tak lama, kesunyian menyelimuti mereka ketika keduanya sibuk menyantap hidangan masing-masing.

Meski begitu, Lisa sibuk menerka-nerka hal apa yang ingin dibicarakan oleh sunbaenya ini. Ia tiba-tiba merasa gugup dan tertekan karena suasana akhward ini.

"Apa yang ingin sunbae bicarakan?" Tanya Lisa penasaran ketika mereka sudah menyelesaikan makan malam mereka.

Lee hayi menghela nafas berat terlebih dahulu sebelum memberikan tatapan intimidasi pada lawan bicaranya.

"Jauhi Hanbin" Tutur Lee Hayi yang tentu saja membuat Lisa tersentak akibat permintaan tersebut.

"..." Lisa terdiam hingga membuat Lee Hayi kembali melanjutkan kalimatnya.

"Kau tahu Lisa-ssi? Aku mengenal Hanbin lebih dulu di banding dirimu, aku bahkan sudah sangat dekat dengannya jauh sebelum kau hadir diantara kami. Dulu.. aku adalah satu-satunya wanita di lingkungan pergaulannya.."

"Sunbae..." cicit Lisa. Ia masih tidak menyangka akan kalimat tersebut.

"Kehadiranmu mengubah itu semua! Perhatian itu semua teralih kepadamu. Aku menyukai Hanbin sudah sangat lama, tapi apa?? Ia bahkan hanya menganggap aku sahabatnya. Perhatian yang kudapat bahkan tidak sebesar perhatiannya untukmu. Apa kau mengerti perasaanku?" Lee Hayi semakin berapi-api menggertak gadis dihadapannya tanpa membiarkan Lisa menyela.

"Aku tidak..."

"Hahaha. Kau mau bilang kau tidak bermaksud begitu? Bullshit!! Aku tidak butuh raut innocent mu itu, membuatku muak" Mata Lisa sudah berkaca-kaca mendengar segala unek-unek gadis itu.

"Kau itu cuma parasit. Kau bukan apa-apa di negara ini, kenapa kau harus datang ke korea? Kenapa kau harus ada di YG? WAE?? Tidak cukupkah segala perhatian yang kau dapat selama ini dari semua oppadeulmu dan dari semua sahabatmu? Tak cukupkah semua itu hingga kau harus merebut segala perhatian pria yang kucintai?" Tanya Lee Hayi, wajahnya sudah memerah karena amarah.

"Kau tahu sunbae? Aku tidak menyangka kau akan menganggapku seperti itu" Kata Lisa disela tangisnya.

"Lantas kau mau dianggap seperti apa olehku HAH?? Kau hanya b**ch yang menumpang tenar di negara ini. Seharusnya kau sadar diri"

"Wae? Apa aku salah jika aku ingin mengejar mimpiku? Anak usia 13 tahun datang ke negara yang sama sekali tabu baginya hanya untuk meraih apa yang dia inginkan. Tapi apa yang salah hingga anak itu memperoleh begitu banyak kebencian??..." Kata Lisa dengan lirih.

"Aku tidak peduli dengan itu semua. Aku hanya minta jauhi Hanbin. Hanya satu orang yang kuminta darimu Lisa, apa kau bahkan tidak memiliki bekas kasih?"

"Sunbae.. aku dan Hanbin oppa hanya sebatas sahabat, tidak lebih"

"Baiklah kalau itu maumu sunbae, maaf karena selama ini membuatmu tidak nyaman dengan tingkahku" Jawab Lisa kemudian bergegas meninggalkan ruangan seiring dengan tangisnya yang pecah.

Sementara Lee Hayi juga menangis mengingat tiap perkataannya barusan yang telah sangat menyakiti hati gadis itu. Tapi mau bagaimana lagi? Ia menguatkan keberanian bahwa inilah yang terbaik untuknya. Ia harus egois.

"HEY !!" Tegur seorang pria yang tidak sengaja ditabrak oleh Lisa. Namun gadis itu hanya melakukan bow sebagai permintaan maaf tanpa mengatakan apa-apa.

Gadis itu tengah menahan isak tangis agar tak mengundang perhatian orang lain. Wajahnya tersembunyi dalam tudung mantel hitam dan masker.

"Lisa?" Gumam pria itu ragu. Dari belakang, ia merasa cukup familiar dengan gadis itu hingga ia memilih berbalik untuk mengikutinya.

Lisa melangkah tanpa arah hingga tanpa sadar, ia sudah tiba di pinggir sungai han. Ia menumpahkan tangisnya disana, menenggelamkan wajah di atas lututnya yang tertekuk. Bahunya bergetar karena menangis.

Sementara pria itu memilih duduk diam tepat disebelah gadis itu. Entah kenapa.. meski ia tidak melihat wajahnya, ia yakin bahwa gadis itu adalah sosok yang sangat ia kenal.

"Kau tidak lelah menangis selama itu?" Tanyanya saat gadis disebelahnya masih saja terisak.

"Hiks.. oppa?" Lisa terkejut melihat pria tersebut. Sudah lama ia seperti menghilang setelah hengkang dari YG.

Saat masih trainee, Lisa memiliki geng dan ia adalah satu-satunya perempuan. Jaewon Hanbin, Bobby dan Lisa. Tapi saat ini... hanya tersisa ia dan Bobby yang masih bertahan di YG.

Maka dari itu, saat Hanbin juga akhirnya memutuskan keluar dari iKon dan YG entertaiment.. ia menangis semalaman hingga matanya bengkak, padahal besoknya ia akan ada dibandara.

"Sudah selasai menangis? Tidak mau memeluk oppamu ini?" Tanyanya. Tanpa ragu, Lisa menghambur ke pelukan pria itu.

"Jaewonnie oppa, hiks.. oppa kenapa baru menemui Lisa?"

"Mianhe. Tapi oppa sekarang disini, dan hey.. apa itu caramu menyambut oppa? Dengan menangis seperti itu? Siapa yang membuat uri princess seperti ini. Hmm?" Cerocos Jaewon. Ia paling tidak suka melihat Lisa menjadi lemah seperti ini.

"Tidak ada oppa, Lisa hanya sedang sensitif saja" Bohong Lisa.

Meski Jaewon sangat tahu kalau gadis itu berbohong, ia memilih tidak bertanya lebih lanjut. Karena ia sangat tahu bagaimana perangai gadis itu.

"Apapun masalahnya, pasti ada jalan keluar. Kau cukup menangis dan menjadi lemah malam ini, tapi bangkitlah esok hari. Oppa tidak suka melihatmu seperti ini"

"Ne.. gomawo oppa" Lisa tersenyum. Ia bersyukur bahwa banyak orang yang akan selalu berdiri disampingnya dan mendukungnya. Meski ada pula beberapa yang membencinya.

"Sudah larut, oppa akan mengantarmu pulang" Ajak Jaewon dengan menggandeng Lisa menuju mobilnya.


To be continue..
Jangan lupa vote and comment ya?
Gratis kok.

Lalisa ManobanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang