Part 10 || Vanlice

1.8K 142 0
                                    

Sesampainya di depan ruangan Lisa, pria itu segera mengetuk pintu. Rose yang membuka pintu tentu saja kaget mendapati sosok lelaki yang tidak ia kenali berdiri di depan ruangan ini. Mau tak mau sisi paranoid gadis itu muncul.

"Kau siapa?''

"Maaf mengagetkanmu. Aku Devano, kekasih Lisa''

"hah?'' Tanya Rose dengan tampang cengo.

"Siapa Chaeyong-ah?'' Tanya Jisoo yang kini berdiri di sebelah Rose.

"Katanya dia kekasih Lisa unnie. Apa kau percaya?'' Bisik Rose.

"Masuklah'' Kata Jisoo mempersilahkan dan mengabaikan pertanyaan Rose.

Tanpa pikir panjang, Devano melangkahkan kakinya menuju bed Lisa. Mendapati sang kekasih yang biasanya selalu tampil energic kini terlihat pucat dan lemas.

Ia duduk di kursi tepat disebelah bed Lisa dan mengecup pelan dahi kekasihnya itu. Perlahan gadis itu membuka mata karena merasa tidurnya terganggu.

"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sakit, hm?''

"Maaf.. tapi aku tidak mau merepotkanmu terus''

"Hhh. Sudahlah, setidaknya sekarang aku sudah tahu. Istrahatlah sweety..'' Kata Devano dengan penuh pengertian.

"Hmm, aku sangat mengantuk'' Keluh Lisa.

"Tidurlah, aku menemanimu disini'' Lelaki itu beralih mengusap pelan rambut Lisa hingga gadis itu kembali tertidur.

Sementara Rose dan Jisoo tengah tersenyum kecil melihat interaksi pasangan tersebut. Sangat romantis.

"Terimakasih karena telah merawat Lisa'' Tutur Vano.

"Tidak perlu berterimakasih. Lisa adalah adik kami, sudah sepantasnya kami merawat dia dengan baik'' Jawab Rose. Jisoo mengangguk sebagai pertanda setuju.

"Kau datang dari mana? Kau datang sangat cepat setelah mendengar kabar Lisa'' Tanya Rose penasaran.

"Saya menggunakan jet pribadi'' Jawab Vano yang membuat kedua gadis itu hampir menjerit.

WAH. Setajir apa pria ini ? Batin Rose dan Jisoo.

"Kau sangat mencintai Lisa? Bisakah aku mempercayakan adikku padamu?'' Tanya Jisoo tiba-tiba.

"Tentu saja'' Jawab pria itu tanpa ragu.

Setelah berbincang-bincang sebentar, kedua gadis itu pamit. Memberikan waktu luang kepada sepasang kekasih tersebut.

Keadaan Lisa semakin membaik setelah menjalani perawatan intensif.

"Sweety, ayo minum obatmu dulu. Kau harus sembuh total sebelum melanjutkan aktivitasmu lagi''

"Iya sayang..'' Jawab Lisa.

Setelah itu, Lisa kembali berbaring dengan mengenggam tangan Devano erat. Merasa pegal duduk lama.. lelaki itu memutuskan berbaring disamping Lisa sembari memeluk kekasihnya itu.

Lisa membuka mata perlahan dan tersenyum lebar melihat wajah tampan sang kekasih tepat di depan matanya. Ia selalu mengagumi karya indah Sang Pencipta dalam diri pria itu. Rahang kokoh menambah kesan maskulin, belum lagi hidung mancung dan kedua mata setajam elang.

Kemudian ia beralih melihat jam dinding, terkejut ketika melihat jarum jam menunjukkan angka 11. Sebentar lagi unnideol-nya akan menjemputnya untuk kemudian berangkat ke bandara bersama-sama.

Siang ini, Lisa sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Bahkan infusnya sudah dilepas sejak tadi pagi. Jadi ia memutuskan untuk kembali ke China untuk mengejar jadwal shooting besok pagi. Tentu saja unnideol-nya mengajukan protes.

"Dev.. bangun sayang'' Kata Lisa sembari mengusap pelan rahang pria itu.

"Hmm? Aku masih betah memelukmu'' Rengek Devano.

"Hehe.. tapi ini udah jam 11 sayang. Sebentar lagi unnie-unnie ku akan datang. Aku juga harus bersiap untuk ke Bandara'' Tambah Lisa lagi.

"Baiklah..'' Pria itu akhirnya bangkit dari tempat tidur setelah mendaratkan kecupan singkat untuk kekasihnya.

Lisa yang tak mau membuang waktu lagi, segera mandi lalu bersiap. Sembari menunggu, ia memutuskan duduk di soffa dan menonton TV. Tak lama.. Devano duduk disebelahnya setelah mandi.

"Dev? Kamu tahu dari mana kalau aku lagi sakit?''

"Aku menelfon, tapi Jennie yang menjawab. Lalu dia mengatakan kau sedang dirawat disini''

"Lalu?''

"Ya karena khawatir... jadi aku langsung ke sini'' Jawab pria itu sekenanya.

"Serius? Kamu terbang dari Swiss ke sini?''

"Hmm..''

"Maaf ngerepotin kamu'' Sesal Lisa. Ini adalah salah satu alasan mengapa ia tidak mau membuat pria ini khawatir. Dia rela melakukan segala hal demi Lisa. Untuk Lisa sendiri.. ia merasa sangat bersyukur diberikan pendamping sehebat Devano.

"Jangan minta maaf sweety.. kau tau aku tidak suka mendengarnya. Kau adalah kekasihku. Wajar aku memperlakukanmu seperti queen''

"I love you so much'' Ucap Lisa sembari memeluk lengan kokoh pria itu.

"Love you more..'' Balas Devano menarik Lisa dan menenggelamkannya dalam pelukan.

"Jangan sakit lagi, aku takut..'' Desis Devano. Lisa yang mengerti perasaan lelaki itu mengangguk sebagai jawaban.

Lisa tahu pria itu sosok yang kuat dan tangguh.
Telah mencapai banyak hal meskipun usianya masih terbilang cukup muda. Tetapi dibalik kesempurnaan itu, pria itu kesepian. Kedua orang tuanya telah meninggal sejak ia masih usia delapan tahun. Ia diasuh oleh kakek dan neneknya. Tapi beliau juga telah meninggal lima tahun silam.

Saudara ? Devano adalah anak tunggal. Untunglah ia masih memiliki paman dan bibi serta dua orang adik sepupu. Tetapi mereka tinggal di USA, memegang kendali perusahaan cabang di Amerika.

Ditengah suasana haru.. tiga orang gadis cantik datang mengintrupsi kegiatan mereka.

"Uuu.. romantis sekali kalian'' pekik Rose heboh.

"Iya dong'' Jawab Lisa dengan bangga sembari memeletkan lidah ke arah gadis itu.

"Aish. Kau semakin menyebalkan Lalisa''

"Kalian berdua. Berhentilah berbuat gaduh, disini bukan cuma kalian berdua saja'' Tegur Jisoo membuat Rose tersadar kalau masih ada seorang pria di dalam ruangan itu.

"Kau Devano? Kekasih adikku?'' Tanya Jennie setelah meneliti penampilan kekasih Lisa tersebut.

"Ya'' Jawab Devano singkat. Ia memang tidak terbiasa berbicara banyak dengan orang baru, apalagi wanita.

"Maafkan dia unnie, sikapnya memang seperti itu. Ia sedikit anti-sosial. Hehehe'' Kata Lisa menimpali.

"Aku mengerti'' Jawab Jennie.

Setelah berbincang sebentar, Devano pamit terlebih dahulu. Ia harus kembali secepatnya ke negara asalnya karena tuntutan pekerjaaan.

Sementara Lisa beegabung bersama unniedeol-nya menuju ke bandara. Mereka berpisah di bandara karena berbeda penerbangan. Lisa menuju ke China dan member lain kembali ke Korea.

To be continue...
Jangan lupa vote and coment ya?
Gratis kok.

Lalisa ManobanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang