Bab. 15

13K 3K 1.5K
                                    

Cung! yang udah nunggu Atlas 2 🙋‍♀️🙋‍♂️

Yuk absen dulu, Althaf tanya,  pembaca Atlas 2 dari kota mana aja nih? 😁



























“Aku hanya ingin buat Mama telsenyum meski halus pula-pula jadi Alfan. Kalena aku sayang Mama.”
Altan

Dalam novel Atlas 2 

Dalam novel Atlas 2 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Atlas menatap Hafsah yang tengah tertidur sembari memeluk Altan, entah mengapa rasanya begitu sesak saat melihat pemandangan itu. Istrinya saat ini sedang tidak baik-baik saja dan sang putra merelakan diri berkorban demi sang Mama.

Atlas tahu sifat Altan paling dewasa di antara dua kembarannya, tapi dia tidak pernah berpikir bahwa Altan akan berpura-pura menjadi Alfan demi Mamanya. Altas merundukkan wajah, memberi satu kecupan di kening Hafsah dan Altan, setelah itu dia keluar dari kamar menuju kamar triplet.

Atlas membuka pintu kamar triplet, dia melihat ke arah ranjang Althaf, putranya itu menutup diri dengan selimut, tapi samar-samar dia mendengar tangis. Atlas melangkah masuk lalu duduk di tepi ranjang Althaf. Putranya menangis?

“Althaf?” Atlas menyibak selimut yang menutupi wajah kecil putranya.

“Papa…” panggil Althaf di sela-sela tangisnya. Dengan raut wajah khawatir, Atlas langsung mengangkat tubuh putranya dan mendudukan di pangkuannya. Memeluk erat agar Althaf tidak merasa sendirian.

“Maafin Papa,” ucap Atlas sembari memeluk Althaf.

“Aku sendirian hiks…” balas putranya.

“Ada Papa, sayang,” lanjut Atlas.

“Alfan pelgi, Altan sama Mama, Mama gak ingat aku, Papa juga lagi sedih. Aku sendilian. Aku gak suka kaya gini hiks… kenapa sih Alfan haru pelgi? Aku gak suka kalau nangis hiks…”

Atlas menitihkan air matanya, perkataan Althaf membuatnya merasa bersalah. Kepergian Alfan yang secara mendadak begitu mengejutkan, rasanya Atlas masih tidak percaya akan semua ini. Keluarga kecilnya yang dulu selalu diselimuti canda tawa, kini tengah diuji.

Terlebih kondisi mental Hafsah yang terguncang setelah kepergian Alfan, Atlas hanya mampu bersandar pada Dia, pada Dia yang memiliki jalan keluar untuk semua masalahnya, pada Dia yang telah mengatur kehidupan, pada Dia yang kapan saja menitipkan dan mengambilnya kembali.  

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Atlas 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang