“Aku gak mau punya Mama balu, soalnya aku masih punya Mama Hafsah. Mama pasti pulang meski aku gak tahu kapan.”
-Alfan-
Setelah mengajak cucu-cucunya untuk makan siang di salah satu warung makan dekat rumah. Pak Ummar mengajak mereka untuk pulang, beliau tahu betapa kacaunya pikiran Atlas saat ini, wajar jika Atlas emosi saat Alfan merengek untuk minta bertemu Hafsah.
Pak Ummar tahu jika Atlas belum siap mempertemukan Alfan dengan Hafsah karena Atlas takut jika nantinya Alfan akan membenci ataupun takut pada Hafsah seperti Althaf. Berbicara mengenai Althaf, bocah itu sama sekali tidak mau bertemu dengan Atlas ataupun kembarannya yang lain.
Meski Pak Ummar sudah membujuk, tetap saja Althaf tidak mau berhubungan dengan Papanya. Saat ini Atlas memang tengah diberi ujian beruntun. Pak Ummar tidak bisa membantu apa-apa kecuali doa, beliau sudah menganggap Atlas seperti putranya sendiri dan hanya ada doa terbaik yang dipanjatkan untuk Atlas dan Hafsah kedepannya.
“Kalian tidur siang dulu di kamar Kakek,” suruh Pak Ummar pada Altan dan Alfan. Keduanya mengangguk lalu pergi ke kamar Pak Ummar. Kemudian Pak Ummar pergi ke kamar Atlas untuk menidurkan Hasna di keranjang bayi.
Setelah itu beliau Pak berjalan menuju ruang makan. Di sana masih ada Atlas yang duduk seorang diri dengan tatapan kosong.
“Tlas, sudah tenang?” tanyanya sembari duduk di salah satu kursi makan. Atlas langsung menatap Ayah mertuanya.
“Ayah tahu pikiranmu kacau, jangan dipendam sendiri. Berbagi sama Ayah untuk cari solusi gak masalah lho Tlas. Dari pada kamu lampiaskan semuanya pada anak-anak kamu,” tutur beliau. Atlas mengangguk.
“Maaf Yah,” balas Atlas.
“Jangan minta maaf sama Ayah, tapi minta maaflah pada Altan dan Alfan.”
“Tapi tetap saja aku minta maaf pada Ayah, mungkin setelah ini Ayah akan marah,” lanjut Atlas.
Pak Ummar mengerutkan dahinya, berpikir sejenak. Tidak tahu ke mana arah pembicaraan Atlas.
“Aku sudah memutuskan,” ucap Atlas.
“Memutuskan apa?” tanya Pak Ummar.
“Aku akan menikah lagi.”
Kedua bola mata Pak Ummar membulat sempurna, menikah lagi? Bukankah Atlas sangat mencintai Hafsah dan dia sangat anti dengan poligami?
“Atlas!” tegur Pak Ummar, beliau menahan amarah saat ini. Bagaimana pun juga, beliau tidak akan rela jika Hafsah di madu.
“Demi tumbuh kembang triplet dan Hasna—“
“Demi tumbuh kembang apa demi kesenangan kamu?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlas 2
General Fiction📌Sekuel Atlas "Seperti saham yang naik turun, kita tidak tau seperti apa hidup ini." -Atlas