Bab. 20

13.9K 3K 1.3K
                                    

Sebelum baca, yuk kasih 💙 dulu buat Atlas 2

Sorry ya baru bisa up gaes hari ini 🙏

-Selamat Membaca-









Alfan

Alfan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















“Gak apa-apa menangis kalau itu buat kamu lebih lega, karena menangis itu manusiawi bukan semata-mata lemah karena cobaan.”

-Atlas 2-

Karya Nadia Pratama 

Karya Nadia Pratama 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






 

 

 

“Aku gak dengal Papa ngomong apa, aku gak dengal suala apapun hiks… telingaku sakit sekali… tolong Papa hiks…”

Detak jantung Atlas terasa berhenti mendadak, rasa sesak itu menikam dadanya. Laki-laki itu kembali memeluk putranya. Cobaan apa lagi?  Itu yang Atlas tanyakan dalam hatinya. Dia tidak tega jika nantinya Alfan mengalami hal yang membuat putranya cacat dalam pendengaran.

“Papa…aku gak dengal apa-apa,  tolong bicala,” sela Alfan ditengah-tengah tangisnya. Atlas masih diam sembari memeluk putranya dengan erat. Tangisan Alfan membuat Pak Atha masuk ke dalam ruang inap cucunya.

Beliau mengucap syukur karena Alfan kembali membuka kedua mata, tapi beliau bingung kenapa sang cucu menangis seperti itu.

“Tlas, kenapa?” tanya Pak Atha. Atlas melepas pelukannya dari Alfan lalu menatap sang Papa.

“Kakek Plabu, tolong bicala, panggil nama aku,” pinta Alfan.

Pak Atha menatap Atlas sejenak kemudian menatap Alfan. Mendekat ke arah sang cucu dan memanggil namanya.

Atlas 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang