19.PILIH KASIH?

33K 5.5K 1.1K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang rasa sakit berasal dari orang terdekat—Kesya Theresa Lexandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang rasa sakit berasal dari orang terdekat
—Kesya Theresa Lexandra

Kesya memasuki pekarangan rumahnya dengan langkah gontai, dia lelah lagi-lagi tidak ada kendaraan yang lewat, Kesya sudah berusaha menghubungi Galaksi kakaknya namun tidak ada jawaban terpaksa dia harus pulang jalan kaki. Dari luar gadis itu mendengar canda tawa keluarganya, canda tawa yang sangat Kesya rindukan selama ini.

"GOLLLL"

"Yes tim Galaksi  menang tim ayah kalah"

"Kebetulan itu"

"Kalah kalah aja yah"

"Sudah-sudah bunda masakin cemilan kesukaan kalian cocok buat nobar"

Mereka begitu bahagia tanpa kehadiran Kesya disana, hati Kesya hancur tangannya mengepal kuat matanya memerah. Memang jika Galaksi berada dirumah keadaan rumah menjadi harmonis Frans dan Kinan tidak bertengkar seperti biasanya, sedangkan Galaksi tidak ada keadaan rumah begitu kacau tidak ada keharmonisan sama sekali di dalamnya yang ada hannya pertengkaran suara tamparan keras dan pecahan kaca.

"Gue itu berharga nggak sih? Gue mau bahagia," rintih Kesya sudah tidak tahan air matanya tidak bisa dia bendung, gadis itu lari dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi.

—CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS—

Laki-laki tampan mengenakan hodie hitam mengendarai motor dengan kecepatan sedang, dia baru saja selesai latihan basket untuk persiapan lomba. Laki-laki itu fokus mengendarai motornya sampai retina matanya tidak sengaja melihat gadis masih lengkap dengan seragam sekolah duduk di taman dekat rumahnya sendirian membuatnya gagal fokus dan memilih memarkirkan motornya lalu menghampiri gadis itu.

Dengan langkah santai dia mendekati gadis itu lalu merogoh sakunya mengambil sapu tangan dan menyodorkannya pada gadis itu yang sedari tadi menunduk. Kesya mendongak  untuk melihat siapa yang menyodorkan sapu tangan tersebut dia terkejut lantas dia berbalik badan tanpa bicara sepatah kata pun.

"Itu ingus mau dipelihara di hidung lo? Atau mau lo ternak?" Ucap Arka yang terus menyodorkan sapu tangan, Kesya mengambil sapu tangan itu tanpa mengubah posisinya.

"Kenapa hm?" Tanya Arka namun tidak ada respon dari Kesya memang sudah dia duga sebelumnya.

"Lo diem ngga bakal nyelesain masalah, cerita aja sama gue, gue ngga ember bocor kaya Satria, gue juga ngga suka ghibah sama ibu-ibu kompleks jadi lo cerita ke gue itu aman, nyaman, tentram, damai," lanjutnya tetap saja Kesya diam membisu

"Ngga ada salahnya kan lo cerita sama temen lo?" ucapnya lagi menatap punggung Kesya

"Emang lo temen gue?" jawabnya datar

Deg

"Astagfirullah sabar ka sabar," batin Arka

"Ya mungkin sekarang belum, liat aja nanti bahkan lo pasti jadi pacar gue!" Ujar Arka percaya diri, salah! Terlalu percaya diri membuat Kesya menggelengkan kepalanya pelan.

Kesya berdiri hendak pergi namun dicegah oleh Arka yang menghalangi jalannya. Kesya mengangkat satu alisnya sedangkan Arka tersenyum smirk membuat kebingungan Kesya bertambah. Laki-laki itu meraih pergelangan tangan Kesya menuntunnya pergi menuju dimana motornya terparkir, Kesya mencoba memberontak namun percuma kekuatan Arka lebih besar.

"Naik!" Perintahnya

"Hah?" Beo Kesya bingung

"Telinga lo masih waras kan? Naik cepet keburu maghrib."

Tanpa berfikir panjang Kesya menaiki motor milik laki-laki itu. Dia tidak tau Arka ingin membawanya kemana namun entah setan apa yang merasuki tubuh Kesya yang membuatnya menuruti perkataan laki-laki itu.

"Pegangan!" Perintah Arka dibalik helm fullcase- nya

"Apa?" Tanya Kesya yang tidak mendengar jelas apa yang Arka katakan.

"Lo dingin-dingin lemot juga, pegangan!" ucap Arka menaikkan intonasi bicaranya.

"Lo jatuh gue yang mati disalahin ortu lo," lanjutnya

Tangan Kesya perlahan bergerak menyentuh pundak Arka, Kesya lebih memilih pegangan di pundak Arka.

Arka yang menyadari hal itu membuka suara, "lo kira gue tukang ojek!?"

"Jalan atau gue turun!" Ancam Kesya

"Iya iya kembang kulkas yang Arka sayangi dan Arka cintai"

"Alay!" jawab Kesya ketus

Arka hanya menggelengkan kepalanya pelan, pemuda itu melaju meninggalkan tempat. Arka sekarang rasanya ingin meninggoy  bagaimana tidak Kesya hari ini, jam ini, menit ini, detik ini juga Kesya mau diajak pergi setelah dulu dia menolak mentah-mentah tawarannya untuk pulang bersama, walaupun hari ini hannya kebetulan saja tapi tidak menjadi masalah baginya.  Arka tau jika Kesya kini masih sedih jadi pemuda berniat untuk menenangkan pikiran Kesya.

—Crazy Ketos Vs Ice Waketos—

Arka idaman 😭🤙🏻

Next?

Spam nextt ☞

Crazy Ketos Vs Ice WaketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang