1. Aruna Sisilia

49.1K 7.2K 901
                                    

(Revisi setelah end)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Revisi setelah end)

Juli, 2019

"Akhirnya bisa menghirup udara bebas juga," ucap wanita berhijab itu tepat di depan pintu gerbang Universitas Satya Pusaka, tempat yang akan sering ia kunjungi selama empat tahun ke depan.

"Bismillah." Dengan langkah semangat ia memasuki area kampus. "Akhirnya sah juga jadi mahasiswa," besitnya selanjutnya.

Setelah kurang lebih sepekan melewati OSPEK kampus yang melelahkan, hari ini Aruna telah resmi menjadi seorang mahasiswa pada salah satu universitas ternama di Jakarta. Kampus yang telah berdiri selama hampir setengah abad ini menjadi pilihannya untuk melanjutkan studi, setelah enam tahun ia habiskan di sebuah pondok pesantren putri pada Puncak Bogor.

Dengan wajah yang masih kegirangan Aruna terus berjalan menyusuri koridor kampus. Begitu bangga dengan almamater toska yang dikenakannya. Setelah berjalan beberapa menit, wanita bergisung itu teringat sesuatu. Diliriknya sekitar, suasana kampus sudah dipadati oleh kesibukan mahasiswa. Sebuah bangku di sudut kiri taman kampus jadi sasaran langkahnya kemudian.


"Karena ini hari pertama kuliah, tentunya hanya pengisian SKS saja. Jadi aku masih punya banyak waktu luang," pikirnya.

Setelah mengambil posisi nyaman, ia keluarkan diary biru muda dari dalam backpack. Tidak lupa juga menyambar bolpoin di dalamnya. Kurang lebih lima belas menit kepalanya tertunduk. Sesekali ia edarkan pandangan ke sekitar, lalu kembali lagi menulis pada diary-nya.

Rutinitas menulis pada diary sudah ia lakukan sejak Madrasah Tsanawiyah, dan momentum hari pertama kuliah ini tentunya adalah momen yang harus diabadikan dalam diary. Karena itu tidak mau dilewatkannya sedikit pun.

Setelah dirasa cukup, ia tutup diary itu dan memasukkannya lagi ke dalam backpack."Hari yang indah," ucapnya setelah menghirup udara lekat-lekat. Ia bangkit dari tempat duduk, lalu melanjutkan langkah yang sempat terhenti.

***

"Ira?" Aruna yang baru saja keluar dari ruang administrasi melihat sosok yang familiar di matanya. "Ira, ya?" ucapnya setelah berhadapan dengan wanita yang dimaksud.

Raut wajah wanita berhijab pink di hadapannya itu langsung berubah kegirangan. "Ulat bulu?"

"Isshh, Ira ...." Keduanya langsung berpelukan. Kawan lama yang baru berjumpa lagi. Ulat bulu adalah panggilan ledekan yang disematkan kepada Aruna oleh teman-temannya.

"Kamu apa kabar? Lama banget kita nggak ketemu. Sekarang kamu gemukan." Ira sibuk mencubit-cubit pipi Aruna.

"Gemuk apaan? Aku udah diet kok," elak Aruna.

"Iya-iya nggak gemuk. Chubby doang." Ira kembali memeluk Aruna. "Aku kangen kamu tau."

"Kamu setelah pindah dari pondok lanjut sekolah di mana?" tanya Aruna setalah Ira melepas pelukannya.

O ANTAGONISTÌS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang