(Revisi setelah end)
Setelah pertandingan berlangsung lama, saling serang dan bertahan. Janu sebagai power forward bagi timnya SP Warriors membuka skor lewat jump shoot yang memanfaatkan assist dari salah satu rekan timnya. Para penonton berdiri, bersorak merayakan shoot Janu yang tepat sasaran itu. Termasuk Ira yang sedang berdiri di samping Aruna.
Kuarter pertama berlangsung selama tiga puluh menit, lalu lanjut pada kuarter berikutnya dengan poin tertinggi masih dikuasai SP Warriors. Lay up selanjutnya dari Janu semakin memperlebar jarak menjadi 31 - 41. SP Warriors semakin menjadi-jadi pada kuarter ketiga. Apalagi keberadaan Nicholas yang bertubuh tinggi dan kekar di daerah pertahanan, menjadikan tim lawan sangat kesulitan untuk mencetak angka.
Setelah wasit meniup peluit panjang pertanda usainya pertandingan, kemenangan pun mutlak digandeng oleh SP Warriors. Janu jelas sangat berperan penting pada kemenangan itu.
***
Janu datang mendekati Ira dan Aruna dengan badan penuh keringat. Kostum biru putih yang dikenakannya sangat cocok untuk kulitnya yang putih bersih.
"Nih diminum, kamu pasti haus." Ira menyodorkan sebotol minuman isotonik kepada Janu. Laki-laki itu menerima, lantas meneguknya hingga hampir tandas.
"Hayuk ke depan! Kita ngobrol di sana. Itung-itung buat ngerayain kemenangan," ucap Janu.
Di samping lapangan basket kampus ada kantin mahasiswa dengan suasana menarik. Apalagi sore seperti ini. Penataan luar ruangan yang terkesan santai, menjadikan kantin ini banyak diminati oleh mahasiswa. Terkhusus bagi mereka yang punya pasangan.
"Mau pesan apa Aruna?" tanya Janu.
Aruna masih malu-malu untuk membuka pembicaraan. Sejak tadi dia hanya merespons ringan. "Hmm apa aja Kak, samain aja dengan pesanan Ira."
"Nggak usah panggil kak gitu kali. Santai aja. Muka gue nggak tua-tua amat," ucap Janu. Dia sedikit tertawa, sehingga lesung pipinya bisa terlihat jelas.
"Hehe, iya-iya Kak. Eh maksudnya Janu."
"Harap dimengerti ya, Jan. Maklum temen aku yang satu ini kelamaan di pesantren. Jadi rada susah gitu kalau adaptasi sama cowok," ucap Ira.
"Wah hebat. Anak pesantren, ya? Hmm ... nanti kalian gabung aja ke LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Biar kampus kita makin maju. Kampus kita butuh orang-orang hebat seperti kalian," jelas Janu.
"Aruna tuh yang pantas," timpal Ira. "Eh, kok di kampus katanya kamu terkenal nggak banyak ngomong gitu. Padahal nggak, 'kan?"
"Oh itu. Iya sih, gue juga sering denger. Tapi ya karena mereka belum kenal gue aja, makanya ngomong gitu. Mungkin Aruna juga gitu. Karena itu gue pengen deket ama dia. Biar tau dia orangnya seperti apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
O ANTAGONISTÌS (TERBIT)
Misterio / SuspensoDiterbitkan oleh Penerbit Grass Media (Tersedia di TBO & Gramedia) *** Elang, Emillio Elang Nugroho, mahasiswa semester sepuluh dengan segudang teka-tekinya. Sejak ayahnya meninggal ia selalu diteror oleh orang-orang yang sama sekali tidak ia kenal...