17

4.8K 342 28
                                    











































































Lisa nampak membuang nafas untuk membuang grogi, kini ia sedang ada di depan sebuah apartemen mewah yang merupakan tempat dimana presdir Kim, ayah dari Jisoo menginap malam ini, yang kebetulan memang sedang di Myeongdong pula.

"Huffttt..... Oke gugel, bagaimana cara meminta restu yang baik dan benar dari calon mertua?" Lisa ternyata masih bingung, jadi harus lebih dulu tanya mbah gugel.

Lisa terlihat sibuk mengutak-atik ponselnya, masih mencari cara untuk meminta restu camer.

"Kau?"

Lisa menoleh...

"Sedang apa kau disini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sedang apa kau disini?"

Lisa melotot, "Eh.... Itu anu.... A-aku...."

Presdir Kim hanya menatap datar Lisa yang masih garuk-garuk leher tak jelas dan gelagapan.

"Jika tak ada urusan, pergilah, aku sibuk." presdir Kim nampak mulai berjalan ke arah lift hendak ngantor.

"Saya ingin membicarakan soal Kim Jisoo, putri anda, Presdir Kim." Ujar Lisa akhirnya.

Presdir Kim menghentikan langkahnya, ia lalu menoleh kembali ke Lisa.

.
.
.

Presdir Kim memberi Lisa segelas kopi, kini keduanya tengah mengobrol santai di balkon apartemen mewah bagian dari Kim Company.

"Apa modalmu mendekati putriku?" Tanya Presdir Kim menatap ke arah view di depannya lalu meminum kopinya.

Lisa meneguk ludahnya, "Modal nekat om... Eh Dad.... Eh Presdir Kim," Lisa memejamkan matanya lalu melihat ke arah lain saking malunya.

Presdir Kim tersenyum tipis, "Gak modal sama sekali kalau begitu?"

"Em... Itu, aku... huffttt..... aku memiliki sebuah gedung seni di daerah Hongdae Presdir Kim,"

"Kau seniman apa?"

"Seniman fotografi dan lukis, belum hebat sangat memang, tapi yang pasti aku sangat menyukai pekerjaan ku, Presdir Kim."

"Pekerjaan orang tuamu?"

Lisa sadar itu, pertanyaan itu sudah pasti akan terlempar dari calon mertua manapun.

"Ayahku seorang chef dan ibuku seorang pemilik gedung sekolah seni, presdir,"

"Siapa nama ayahmu?"

"Marco Manoban, dia chef berdarah Swiss-Thailand."

Presdir Kim mengangguk lalu meminum kopinya lagi, "Aku mengenalnya, dia sudah sering keluar masuk beberapa hotel dan resort yang bekerja sama dengan ku, sebagai seorang chef utama. Tapi itu tak cukup untuk memodali putriku, kau tau itu bukan? Aku bahkan memberikan segalanya demi anak dan cucu ku, agar selalu hidup tercukupi,"

Young Mommy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang