19

5.3K 352 58
                                    






















































































"Lisa.....!"

"A-aku merindukanmu Haein oppa."

"Sayang.... Aku disini," Ujar Lisa menatap tak percaya ke Jisoo yang nampak tak memperdulikan keberadaan nya dan hanya menatap rindu ke Haein.

Jisoo melihat ke arah Lisa, "Kau siapa?"

Haein dan Lisa kompak saling pandang. Air mata Lisa perlahan mulai menetes.

"Hiks..... Sayang ini aku, Lalisa, suami kamu sayang...." Lisa sesenggukan sembari mencoba menggenggam tangan Jisoo.

Jisoo menepisnya, "Jangan bercanda, aku belum menikah. Aku bahkan tak mengenalimu sama sekali," ia menatap tak suka ke Lisa yang mengaku sebagai suaminya itu.

"Sayang... Lihatlah ini, cincin pernikahan kita. Hiks.... Aku bersungguh-sungguh sayang... Hiks... Please... Cobalah untuk mengingat nya pelan-pelan,hiks..." Tangis Lisa semakin menjadi.

Haein hanya melihatnya, pikiran nya kacau.

"Lalisa....!"

Haein berpikir, bagaimanapun yang terkena luka tembak itu adalah bahu Jisoo, bagian kepala Jisoo sama sekali tak terluka atau terbentur apapun. Tapi kenapa Jisoo bisa melupakan semuanya?

Haein ber-smirk, ia lalu menggandeng tangan Lisa dan ia bawa keluar kamar.

"Maafkan paman, Lisa-ya, sepertinya Jisoo mengalami luka yang cukup serius sehingga bisa melupakan mu," Ujar Haein.

"Lalu, Hiks... Apa yang harus kita lakukan, paman?"

"Ya apalagi? Meskipun dia melupakan mu, tapi dia masih mengingatku. Jadi jalan satu-satunya agar kesehatan nya tetap stabil, kau harus rela membiarkan Jisoo berpikir kalau aku adalah kekasihnya, dan cincin pernikahan tadi hanya lah cincin yang kebetulan mirip atau ketidaksengajaan semata—"

Plak......!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Haein, Lisa menatap tajam penuh amarah ke pamannya, "Jangan pernah berpikir sedangkal itu, paman! Aku tau kalian berdua pernah memiliki masa lalu bersama, tapi memanfaatkan kondisi Jisoo yang sekarang untuk membuatmu kembali bernostalgia, aku sebagai suami sah nya, tak akan pernah mengizinkannya! Tak perduli sekalipun kau adalah pamanku!" Marah Lisa penuh penekanan sembari memegang kerah baju Haein.

"Lalu kau akan membiarkan Jisoo sakit hati, karena berpikir aku menjauhinya?!" Teriak Haein.

"Kita bisa menyembuhkan nya dengan melakukan pemeriksaan rutin disini! Tak perlu ada lagi drama yang harus merugikan pihak manapun! Paman tak usah memanfaatkan kondisi ini!" Lisa tak kalah emosi, ia menahan diri untuk tak memukul sang paman.

"Tapi kalau aku mau, bagaimana?!" Haein tersenyum sinis penuh emosi.

"Ya...! JUNG HAEIN!" Lisa nampak emosi dan mendaratkan sebuah tonjokan tajam ke pipi Haein.

***

"Ya....! LALISA MANOBAN...!! BANGUNN!!!" Teriak profesor Taeyeon.

Lisa tersentak, dia menegapkan duduknya lalu mengelap air liurnya yang hampir membanjiri bangku yang ia duduki.

"Bisa-bisanya ya kamu tidur di saat sedang UAS seperti ini! Mau saya kasih nilai F?!" Profesor Taeyeon masih menatap tajam ke Lisa.

Lisa membungkukkan badannya berkali-kali, "Maaf prof... Saya takkan mengulanginya," ujar Lisa, ia lalu melihat ke arah Sohee, Seulgi dan Dahyun yang terlihat menertawai nya, dasar sahabat gak akhlak.

Young Mommy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang