"Apa? Kau sudah memiliki pacar, Kim?!" Kaget Nana, kini dia dan Jisoo tengah makan siang cantik di restoran adiknya, yakni Yoon.
"Ssttttt.... Pelankan suaramu, unnie." ucap Jisoo sambil menaruh jari telunjuknya ke bibir Nana.
"Ups... Mian... mian... Ini karena kau yang tiba-tiba saja memberi kabar yang tak ku sangka-sangka, apalagi kau sama sekali tak memberi tanda-tanda sedang naksir seseorang sejauh ini. Pintar sekali kau menyembunyikan nya Kim?" Ujar Nana masih tak percaya.
"Sebenarnya hubungan kami masih belum jelas juga, sih... apalagi saat ini kami sedang berada pada posisi sulit," jawab Jisoo meneguk americano nya.
"Maksudmu, Kim?"
Jisoo pun menceritakan soal yang tengah terjadi antara ia dan Lisa sejauh ini pada Irene yang merupakan sahabat yang sangat ia percaya.
"Bagaimana menurutmu posisi hubungan kami ini, unnie?" Tanya Jisoo meminta pendapat.
"Memang Dia lebih muda berapa tahun darimu?" Tanya balik Nana.
Jisoo nampak ragu untuk menjawab, ia sudah bisa membayangkan seberapa syok wajah Nana, jika ia jawab jujur Lisa lebih muda lima belas tahun darinya.
"Em... Itu, apa aku harus memberitahu umur aslinya dulu supaya unnie bisa memberiku jalan keluarnya?" Tanya Jisoo memasang wajah ragu nya.
"Tidak juga, sih... aku hanya penasaran kalian beda berapa tahun. Jadi aku bisa memberimu nasihat untuk memperlakukan dia seusianya. Jika masih satu line dengan kita, yakni tiga puluhan, mungkin mendiaminya untuk sementara tak apa, karena biasanya kalau sudah seusia kita, pasti merasa menjalin hubungan yang tak pasti hanya buang-buang waktu. Tapi kalau jauh di bawah kita, mendiaminya hanya akan membuat sikapnya semakin menjadi. Apalagi jika dia sangat cantik atau tampan dan populer, serta benar-benar masih muda dan belum ada niatan untuk menikah, sudah pasti—"
"Mendiaminya hanya akan memberinya waktu untuk semakin larut bermain dengan wanita lainnya, begitu maksudmu, unnie?" Potong Jisoo sembari memasang wajah datarnya, ia jadi sedih mengingat nya.
Nana hanya menganggukkan kepalanya, itu memang fakta yang menyakitkan. Tapi mau tak mau Jisoo memang harus lebih pintar lagi membangun interaksi dengan gadis seusia Lisa, jika memang Jisoo serius dengan gadis berponi itu.
Jisoo menghela nafasnya, entah kenapa ia jadi merasa semakin tenggelam dengan fakta itu. Iya juga, apakah Lisa benar-benar serius dengannya?
"Lima belas tahun, unnie." jujur Jisoo.
Nana yang tengah meneguk kopinya jadi tersedak, "Kau serius, Kim? Bukankah dia hanya beda beberapa tahun dengan anakmu?" Tanya balik Nana sambil mengelap bibirnya yang terkena kopi.
Jisoo hanya menganggukkan kepalanya, dia semakin hilang harapan saja. Nana masih menatap melongo tak percaya, sebenarnya ia tak mempermasalahkannya karena terkadang cinta memang buta, tak mengenal penampilan apalagi usia. Nana hanya tak percaya wanita sekelas Jisoo bisa kegaet juga dengan seorang brondong.
"Tapi dia tak memanfaatkan mu kan, karena kau kaya?" Tanya Nana memastikan Jisoo tak sebodoh itu.
Jisoo menggelengkan kepalanya, ia memang sama sekali tak pernah mengeluarkan uang sepeserpun untuk Lisa sejauh ini selain gantian saling traktir saat makan. Lisa tidak pernah memintanya untuk membelikan ini itu atau memanfaatkan nya. Hanya sesekali saja Lisa memang ada sedikit sisi mesumnya, tapi itu bukan sebuah masalah besar bagi Jisoo. Bahkan justru Lisa lah yang lebih sering memberinya hadiah, bahkan tidak pernah telat memberinya sebuket bunga setiap mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mommy (End)
Fanfiction(LISOO & CHAENNIE) ‼️‼️ FUTA 21+‼️‼️ Kim Jisoo adalah seorang wanita karir yang sukses. tetapi karena kesalahan pergaulan di usia remajanya, ia sudah harus menjadi seorang ibu. Suatu hari ia bertemu Lisa, si brondong yang membuatnya kepincut setenga...