39 - Memulai hidup baru

53K 5.6K 563
                                    

Kalian coba follow aku biar kalo ada pengumuman vakum kayak kemarin aku enak ngabarinnya T_T

Oh ya untuk readersku tersayang, aku mau ngingetin lagi kalau cerita ini memang sengaja aku bikin ngedrama. karena aku mau bikin cerita yang aku suka dan semoga kalian juga. tapi emang ga semua orang cocok buat tipe cerita kayak gini, so kalo kalian udah ga sreg ya silahkan cari cerita yang lain aja sesuai selera. oke? thank you guys...

~*~*~*~

Tangisan bayi memecahkan suasana tenteram sebuah kamar yang diselubungi cahaya cerah matahari dari jendela. Mikha yang tadinya berbaring di tempat tidur sembari berselancar di media sosial, mendadak menoleh pada box bayi di sudut kamar.

Mikha meninggalkan ponselnya begitu saja kemudian turun dari tempat tidur. Ia mengampiri ranjang bayi yang dilingkupi bilah-bilah kayu berwarna putih itu. Secara perlahan ia angkat bayi mungil berbalut kain biru muda di sana.

"Ssst ... Raken sayang...." Gumamnya sambil menenangkan bayi yang masih menangis di dalam dekapannya. Padahal baru diletakkan lima menit di tempat tidurnya setelah diganti popok dan diberi susu, tapi bayi mungil itu sudah menangis lagi.

Setelah beberapa saat barulah Raken berhenti menangis, bibir mungilnya yang menguap memancing Mikha untuk mengikuti gerakan yang sama hingga akhirnya Mikha tersenyum gemas. Meski matanya sayu akibat mengantuk, tapi sepertinya baby Raken enggan untuk terlelap.

"Anak baik, anak ganteng..." Mikha mengangkat kepala Raken yang bertumpu di sikunya lalu mendekatkan wajahnya demi menghidu aroma bayi yang sangat menenangkan. Wangi bayi memang paling nyaman untuk dicium.

"Tadi Raken nangis?" tanya seorang pria dari arah pintu.

"Sttt..." Mikha mendesis sebagai isyarat agar jangan ada suara keras.

Ia tidak mau Raken menangis lagi.

Menyadari bahwa bayi mungil dalam dekapannya sudah tertidur, Mikha meletakkan Raken di ranjangnya dengan hati-hati. Kemudian Mikha menghampiri pria yang masih berdiri di dekat pintu. "Perasaan ini masih pagi, kenapa lo ada di sini?" tanyanya pelan.

"Ini udah jam dua belas, gue mau makan siang."

"Kenapa nggak makan di Endorphin?"

"Gue kan mau lihat Raken dan bini tercinta gue." Mikha pura-pura mau muntah mendengar itu. "Bojoku endi?"

"Nggak usah sok-sokan bahasa jawa lu, nggak cocok," protes Mikha.

"Where is my wife?" Keanu mengulum tawa melihat Mikha yang melotot kesal karena dia sok inggris.

"Baru aja mandi tuh bini lo."

Sejurus kemudian, Vezia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kimono handuk merah muda dan handuk putih yang melilit rambutnya. "Loh, Daddy udah pulang?"

"Dedi-dedi, geli banget gue dengernya," cibir Mikha dengan gelagat jijik yang dibuat-buat.

Keanu bersedekap sambil bersandar miring di kusen pintu. "Sirik aje lo, makanya kawin biar ada yang dipanggil Daddy," ejeknya.

"Nggak usah kawin juga udah ada yang gue panggil dedi. Noh satpam kantor gue, Dedi Nurrohman."

Keanu kontan tertawa namun mulutnya langsung mengatup setelah mendapat pelototan maut dari dua wanita di sana, ia lupa bahwa anaknya baru saja tidur. Ia pun membuat gerakan tangan horizontal seperti menutup relsleting pada mulutnya.

~*~*~*~

Setelah makan siang, bukannya kembali bekerja Keanu malah memasuki kamar.

"Lo nggak balik ke café, Nu?" tanya Mikha yang ikut duduk bersandar di atas tempat tidur bersama Vezia.

PROPOSAL : Deposito 9 BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang