Selama makan malam, hampir tidak ada percakapan diantara Mikha dan 3B bersaudara itu. Mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Apalagi duo kembar yang seharusnya diwawancara, mereka makan seperti prajurit yang baru datang dari perang. Bara membombardir kepiting dan udang favoritnya, sedangkan Basta yang alergi seafood, menjajah semua lauk berbahan ayam. Maklum saja, si kembar itu sangat rindu dengan makanan asli indonesia.
Setelah puas berjibaku dengan makanan, keempat manusia itu tepar di ruang televisi. Mikha dan Rio duduk di sofa panjang, Bara menempati single sofa, sedangkan Basta memilih duduk lesehan. Mikha sengaja meletakkan makanan ringan dan minuman bersoda di atas meja, baginya tidak enak jika berkumpul bersama tanpa snack.
Mikha duduk bersila lalu memangku bantal sofa dengan posisi senyamannya. "Cerita dong, gimana kuliah kalian di Aussie?"
"Ya gitu lah Kak, susah sih tapi dibawa enjoy aja," jawab Basta santai.
"Kalian di Sydney, kan? Bara di Le Cordon Bleu, Basta di New South Wales University? Deketan nggak tempat kalian?" tanya Mikha bertubi-tubi. Rasanya Mikha ikut bangga dengan pencapaian Bara dan Basta yang bisa dapat beasiswa untuk kuliah di universitas bergengsi, bahkan termasuk yang terbaik di dunia.
"Iya, Kak." Kali ini Bara yang menjawab sambil meraih kaleng coke di ata meja. "Sekitar sejam kalau naik transportasi umum, gue di Blaxland road, Basta di Kensington."
"Kalian sampai kapan di Jakarta?" Rio ikut bertanya.
"Sampai besok, Bang. Kami ngambil flight siang ke Banjarmasin," ucap Bara lalu membuka kaleng coke-nya dan meneguk isinya.
"Bukannya orang tua kalian di Kal-Teng, ya? Kok malah ke Banjarmasin?" Seingat Mikha, setelah si kembar kuliah di Aussie, orang tuanya memutuskan pindah dari sumpeknya Ibu kota ke Kuala Kapuas, sebuah kota kecil di Kalimantan Tengah.
Rio pernah memberitahu Mikha perihal kepindahan orang tuanya -itu juga setelah beberapa kali ditanya dan Rio hanya membahasnya sekali saja dengan Mikha. Kata Rio, Ibu dan Ayah tirinya adalah teman sejak kecil, sewaktu dewasa mereka kuliah dan menetap di Jakarta lalu memutuskan kembali ke tempat asal mereka setelah ibu Rio memutuskan pensiun menjadi guru di SD swasta.
"Karena Kapuas itu lebih dekat ke Banjarmasin dari pada ke Palangkaraya," papar Basta. "Lagian kami nggak enak lama-lama di sini, takut ganggu hehehe...." Imbuhnya dengan kekehan jahil.
"Ma! Mama!!! Kami di Jakarta, loh! Besok berangkat ke tempat Mama! Lihat nih, ada Bang Rio sama Kak Mikha!!!" ucapan heboh Basta membuat Mikha, Rio, dan Bara yang tadinya sedang bercengkrama, langsung menoleh kaget. Mikha sampai tak berkutik ketika Basta memutar ponselnya demi menunjukkan gambar sekitar.
Bara yang sadar situasi langsung merampas ponsel Basta. "Bentar ya, Ma," ucapnya kemudian mematikan video call. Ia melototi basta dengan kesal. "Bego lo, Bas! Lo mau bilang kita malam-malam di apartemen Kakak Ipar? Lo mau bilang Abang sama Kakak tinggal bareng?"
Basta mendadak panik. Ia baru sadar kalau perbuatannya bisa membuat Mikha dipandang negatif. "Maaf ya, Kak," lirihnya penuh penyesalan kepada Mikha.
"Lo kalo mau telpon Mama bilang dulu," tukas Rio geram.
"Tau, nih! Kan biar briefing dulu!" Bara menimpali.
"Terus gimana, dong?" tanya Basta dengan tampang memelas.
"Udah, bilang aja gue datang bawain makanan buat kalian. Nanti kalo di tanya kalian di mana, bilang aja Rio nge-rent apartemen." Solusi yang ditawarkan Mikha langsung mendapat anggukan setuju 3B bersaudara. Mau bagaimana lagi? Mereka terpaksa berbohong demi menyelamatkan image Mikha.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROPOSAL : Deposito 9 Bulan
ChickLitCinta Mikha pada Rio bertepuk sebelah tangan selama 12 tahun, tapi ia tidak menyerah, ia berhasil menjerat pria itu agar tinggal bersamanya... meski status mereka belum berubah. Mikha masih tetap mengenaskan. "Mikha itu memang cantik, banker, keluar...