Sebagai permintaan maaf karena update seabad, chapter ini aku bikin panjang. mungkin harusnya jadi 2 atau 3 chapter. makasih buat yang masih setia sama cerita ini.
satu lagi, untuk sekian kalinya aku mengingatkan kalau cerita ini tuh drama banget. bagi pernyuka tragedi yuk masuk, bagi yang menganggap terlalu drama ya silakan tinggalkan.
~*~*~*~
Rio memasuki lift bersamaan dengan seorang ibu yang mengendong balita dan lima orang muda-mudi. Setelah menekan angka yang dituju, ia memilih bersandar di sudut lift sembari menunggu tempat persegi itu mengantarkannya pada lantai unit apartemen Ivy.
Sekitar sejam yang lalu, Rio beserta anggota timnya baru saja keluar dari lokasi proyek. Menyadari bahwa hari sudah menjelang malam dan ia sama sekali belum makan seharian, Rio mengajak rekan-rekannya untuk makan bersama. Tapi rekan-rekannya itu menolak dengan alasan yang serupa, intinya mereka mau makan malam bersama keluarga atau kekasih. Alhasil Rio memutuskan untuk ke Endorphine Café, setidaknya di sana ia bisa bertemu Keanu. Kalau Keanu tidak ada, dia bisa bertemu Mira si pelayan Café yang super ramah, Igun si petugas kasir yang rambutnya berjambul, dan Kang Ipul sang penjaga parkir atau siapa sajalah.
Awalnya Rio mengira dengan kembalinya ia ke rumah yang sudah selesai di bangun ulang, semua akan kembali seperti dulu. Tidak seperti di apartemen Mikha, dikala ia menyantap sendiri makanannya di meja makan atau duduk di sofa depan televisi, rasanya seperti ada yang hilang. Dulu, tak peduli seberapa lelahnya dia, seberapa buruknya suasana hati, atau seberapa banyak sisa-sisa pekerjaan yang harus diselesaikan pada hari itu, Rio tak pernah langsung mendekam di kamar begitu pulang. Ia pasti bertemu Mikha entah untuk makan malam atau bercengkrama sebentar.
Rio selalu beranggapan bahwa ia melakukan itu untuk menghargai si empunya tempat tinggal, bagaimanapun ia menumpang di sana. Tapi ketika ia kembali ke rumah, atmorfir sunyi yang sama masih saja membelengu, padahal seharusnya ia tak terusik dengan senyap mengingat dua tahun belakangan ia tinggal sendiri.
Mungkin ia melalukan itu bukan semata-mata sekadar berlaku sopan, mungkin ia memang tak pernah terusik dengan kelakuan absurd Mikha, dan mungkin saja ia tak pernah bosan mendengar berbagai celotehan yang bergulir dari bibir Mikha. Hingga akhirnya ketika ia bertemu Mikha kembali, Rio sadar bahwa segala kemungkinan yang merundung benaknya adalah ungkapan yang sebenarnya.
Alasan ia mendatangi Ivy sekarang adalah perkataan Keanu saat menghampirinya yang kala itu sedang makan.
~
"Yo, menurut gue masalah lo, Ivy, sama Mikha kayaknya udah nggak sehat."
"Iya gue tau."
"Gue ragu lo udah tau soal ini. lo tau nggak? Kemaren Mikha datengin nyokap gue buat ngelobi dana masuk buat kantornya."
"Dia kan memang sering ngelobi nasabah kayak gitu, apalagi nyokap lo artis veteran, udah pasti potensial."
"Memang dia biasa kayak gitu, tapi yang nggak biasa itu kalo ada nasabah yang tiba-tiba mau transfer uang 20M ke bank lain. Lo tau kan kerjaan Mikha gimana? Dia paling kerepotan kalo ada nasabah ngeluarin banyak duit pas akhir bulan atau akhir Tahun. Dan lo tau siapa pelakunya? Mantan calon istri lo, si Ivy itu."
Mendapati ekspresi tidak percaya yang berjejak di wajah Rio, Keanu hanya bisa mengos kemudian menepuk pundak sahabatnya. "Kayak Ivy yang lo kenal sekarang, udah bukan Ivy yang lo kenal dulu. Lo nggak bisa gini, Yo. Lo harus ambil keputusan sebelum kondisi ini semakin merugikan Mikha dan juga elo ataupun Ivy."
~
Rio mengernyit mendapati pintu apartemen Ivy sedikit terbuka. Apa Ivy sengaja? Pasalnya ia memang memberi tahu Ivy perihal kedatangannya. Saat memasuki apartemen itu, netra Rio langsung disambut pemandangan pintu balkon yang terbuka di seberang sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
PROPOSAL : Deposito 9 Bulan
ChickLitCinta Mikha pada Rio bertepuk sebelah tangan selama 12 tahun, tapi ia tidak menyerah, ia berhasil menjerat pria itu agar tinggal bersamanya... meski status mereka belum berubah. Mikha masih tetap mengenaskan. "Mikha itu memang cantik, banker, keluar...