─; 13

3.6K 434 46
                                    

.
.
.

'Cara menggugurkan kandungan..'

Jungkook menatap ponselnya, membaca satu persatu cara bagaimana agar dirinya bisa keguguran.

Menggigit bibir bawahnya dan menatap perutnya yang masih rata, Jungkook menghempaskan ponselnya ke kasur.

Jungkook tidak mungkin tega membunuh anaknya sendiri. Bagaimanapun juga bayi ini tidak bersalah.

"Apa yang aku pikirkan?" Jungkook menjatuhkan diri ke kasur sambil menatap langit-langit kamarnya, lalu mengelus lembut perut ratanya. "Maaf, Nak."

Ponselnya berdering menandakan panggilan masuk, Jungkook meraba sisi sampingnya untuk meraih ponselnya dan mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

'Jung? Ini aku Seulgi. Kau jadi meminta nomor ponsel presdir Kim?'

Jungkook mendudukkan dirinya. "Iya, Noona. Kau punya, kan?"

'Aku tidak punya nomor ponsel pribadinya, tapi kalau nomor kantor cabang Seoul ada. Apa kau mau nomor kantornya?'

"Nomor kantor, ya? Baiklah tak apa. Berikan aku nomor kantornya."

'Oke, nanti akan aku kirim. Memangnya ada apa, Jung? Apakah sangat penting?'

"Bukan apa-apa. Aku hanya ingin berbicara dengannya."

"Pa, ini buahnya." Taejun datang dan memasuki kamar.

"Noona, aku tutup dulu teleponnya. Sebelumnya terimakasih." Jungkook mematikan sambungan teleponnya.

"Sudah pulang, hm?"

"Iya, Bibi Ahn yang mengupas buah nanas ini. Papa makan saja." Taejun melirik sepiring buah nanas yang dibawanya.

Sebelumnya Jungkook memang menitipkan sesuatu pada Bibi Ahn yang kebetulan hendak pergi ke pasar.

"Jun, kau makan saja buah itu, ya? Papa sudah tidak ingin memakannya." ucap Jungkook pada anaknya.

"Bukankah tadi Papa bilang ingin memakan buah nanas yang banyak?"

"Tidak jadi. Kau makan saja buahnya, ya? Papa ingin tidur." Jungkook membaringkan tubuhnya untuk mengistirahatkan diri.

"Yasudah, aku simpan di kulkas saja. Siapa tahu nanti Papa ingin makan ini." Taejun pergi untuk menaruh buahnya di kulkas.

Jungkook melamun. Ribuan cara sudah ia siapkan untuk melenyapkan janin yang kini sedang dikandungnya, tapi rasa bersalah selalu menghinggapi pikirannya. Anak ini tidak berdosa, tapi Jungkook lah yang merasa dirinya adalah pendosa.

Tapi pendosa sepertinya juga berhak untuk mendapat kebahagiaan, kan?

Meskipun tahu jika perbuatannya ini salah, tapi Jungkook ingin keadilan. Cukup sekali anaknya hidup tanpa mengenal siapa Ayahnya. Kali ini Jungkook akan meminta pertanggung jawaban dari pria itu. Tak peduli bagaimana dengan perasaan Jihan, Jungkook hanya ingin Taehyung tahu dan mengakui bahwa anak yang kini sedang dikandungnya adalah darah daging pria itu.

The Truth MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang