─; 14

3.9K 464 37
                                    

.
.
.

Taehyung melangkah di lobi kantor untuk menuju ruangannya. Hari ini ia sudah kembali bekerja setelah cuti beberapa hari.

"Jangan biarkan siapapun masuk. Saya tidak ingin diganggu." ujar Taehyung pada resepsionisnya.

Resepsionis itu mengangguk singkat. "Baik, sajangnim."

Memasuki ruangannya, Taehyung langsung berdiri menghadap jendela besar disana, memperhatikan jalanan luar yang lumayan padat oleh kendaraan.

Hatinya masih teramat kesal ketika mengingat fakta jika dirinya harus terjebak dalam pernikahan yang seperti ini. Ternyata Jihan memiliki niat lain, Taehyung tak menyangka jika Jihan ternyata selicik itu.

Seandainya Taehyung bisa memutar waktu, dia ingin lebih percaya pada Jungkook dan memperjuangkan cintanya, kemudian berakhir bahagia ketika ia menikahi sosok tercintanya itu. Tapi semuanya hanya angan, Taehyung pun menyesal hingga kini tanpa sadar dirinya membuat luka baru pada Jungkook hingga pemuda itu membencinya.

Taehyung masih merasa bersalah, sebagai pelarian terkadang ia akan berada di rumah dan melakukan hobinya yaitu melukis, dengan itu Taehyung berharap jika perasaannya akan sedikit membaik, tapi percuma saja jika yang ia lukis adalah wajah Jungkook. Semuanya terasa mustahil untuk dilupakan.

•••

Jungkook mengecek alamatnya sekali lagi. Kini ia sudah sampai di depan gedung pencakar langit yang ia yakini itu adalah kantor milik Taehyung.

Untuk memastikan benar atau tidaknya, Jungkook bertanya pada satpam disana dan ternyata itu memang perusahaan Kim group.

Jungkook sedikit ragu, namun ia harus meyakinkan diri. Kakinya pun melangkah masuk dan berharap semoga saja Taehyung ada didalam.

Seorang resepsionis bertanya ketika melihat entitas Jungkook. "Maaf, ingin menemui siapa?"

"Saya ingin bertemu dengan Kim Taehyung. Apa dia ada?" balas Jungkook.

"Sajangnim ada di ruangannya. Tapi maaf, beliau sedang tidak bisa diganggu."

"Apakah dia sangat sibuk? Aku hanya ingin menemuinya sebentar saja." mohon Jungkook pada resepsionis itu.

"Maaf, Tuan. Tapi ini perintah langsung dari sajangnim. Beliau tidak ingin diganggu."

"Aku ada urusan penting dengannya. Kumohon izinkan aku bertemu dengannya, sebentar saja." mohon Jungkook lagi.

"Maaf Tuan, tidak bisa. Sebaiknya anda pulang saja. Mungkin anda bisa datang lagi lain waktu." Resepsionis itu menyatukan kedua telapak tangan didepan dada sebagai gestur permohonan maaf.

"Tapi aku sudah jauh-jauh datang kesini untuk menemuinya. Aku hanya ingin bertemu dengannya sebentar saja. Atau Nona bisa hubungi Taehyung lebih dulu, bilang padanya jika aku ingin menemuinya." ucap Jungkook memelas. Tidak mungkin ia akan pulang tanpa kejelasan. Setidaknya Jungkook ingin mendengar sendiri dari Taehyung, pria itu ingin bertanggung jawab atau tidak pada anak yang kini sedang dikandungnya. Setelah mendapat jawaban iya atau tidak, barulah Jungkook akan pulang.

Karena tak tega dengan wajah memelas Jungkook, pada akhirnya resepsionis itu menghubungi atasannya dan menanyakan kesediaannya untuk bertemu dengan orang ini atau tidak.

The Truth MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang