.
.
."Oppa ingin pergi ke Busan lagi?" Jihan melihat Taehyung yang memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper. "Oppa baru saja kembali dari sana sebulan yang lalu." lanjutnya.
"Ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditinggalkan." jawab Taehyung.
Jihan mendengus. "Pekerjaan penting macam apa? Biasanya Oppa pergi ke Busan hanya satu kali dalam dua tahun. Lagipula bukankah sudah ada Tuan Park yang mengurus perusahaan disana?"
"Ini pekerjaanku. Jangan berisik."
"Sejak terakhir kali Oppa kembali dari Busan, Oppa mulai berubah. Apa karena si jalang itu?" Jihan menatap Taehyung lekat. "Aku jadi curiga."
"Siapa yang kau sebut jalang?" tanya Taehyung dengan intonasi datar. Jika yang dimaksud adalah Jungkook, ia benar-benar tidak terima.
"Tentu saja Jungkook! Siapa lagi jalang yang menggoda suamiku ketika sedang di Busan kecuali dia!"
"Tutup mulutmu sebelum aku benar-benar marah."
"Nah lihat, Oppa saja membelanya. Apa otakmu sudah dicuci olehnya? Apa dia menyuguhkan bokong sintalnya dihadapanmu secara cuma-cuma hanya untuk merayu dan menggodamu agar kau terpancing untuk menidurinya? Si jalang murahan itu?" Jihan terlihat menahan luapan emosi ketika mengatakannya. "Benar-benar pelacur."
Taehyung menggertakkan giginya dengan tatapan tajam. "Diam atau─"
"Apa? Benar, kan? Jungkook memang pelacur, jalang, murahan. Dia itu sampah!" Jihan berani mengatakan itu. Rasa kesalnya pada Jungkook semakin menjadi. Terlebih ia tahu jika Jungkook merupakan sekretaris pribadi Taehyung disana, membuatnya merasa was-was jika saja Jungkook akan merebut suaminya.
Taehyung mengepalkan tangan. "Cukup, Jihan."
"Tidak akan pernah cukup jika itu menyangkut tentang Jungkook! Oppa sendiri yang memancing emosiku!" balas Jihan sedikit menggertak.
Taehyung sudah kepalang emosi. Pada akhirnya ia menampar pipi Jihan lumayan keras.
Plak!
Jihan terkejut, menatap suaminya tak percaya. Ia memegangi sebelah pipinya yang memerah dan berdenyut nyeri akibat tamparan itu. "Kau menamparku ... hanya untuk membelanya?" ucapnya lirih.
"Aku sudah memperingatimu sebelumnya." Taehyung mencoba untuk meredam emosinya.
Jihan terduduk di ujung kasur dan merenungi apa yang baru saja terjadi. Ia bertengkar dengan Taehyung hanya karena Jungkook? Keparat, ia benci sekali.
Tanpa berkata apa-apa, Taehyung pergi dari sana dengan membawa koper yang sudah ia siapkan sebelumnya.
Jihan terkekeh miris. Airmata sudah menggenang dipelupuk matanya. Ia mengambil gelas yang berada diatas nakas dan melemparnya kuat. "Arggghh!! Awas saja kau, Jungkook! Ini semua karenamu!"
•••
Jungkook baru saja keluar dari kantor untuk pulang. Ia melihat Eunwoo yang menunggunya disana. Lagi.
Eunwoo memasang senyuman terbaiknya. "Hei, ayo aku antar?"
Jungkook juga tersenyum membalasnya. "Eunwoo, terimakasih banyak karena sudah meluangkan waktumu untuk datang menjemputku disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Marriage
Fanfictionbaca versi au di akun X; @mamiyourbae 『 on hold 』 ➱ pairing: Taekook [ toptae x bottkook ] Summary: Pernikahan itu sekali seumur hidup. Pasangan yang kamu pilih adalah pasanganmu sampai mati. Salah atau benar, itulah pasanganmu. Tapi siapa yang bis...