─; 25

3.4K 385 70
                                    

.
.
.

"Huh? Oppa?" Jihan merasa senang ketika Taehyung datang ke kamarnya, dan kini pria itu berbaring di kasur tepat disampingnya.

"Malam ini Oppa tidur disini?" Jihan memeluk suaminya dari samping.

"Hm." Taehyung bergumam singkat sebagai jawaban. Jika bukan karena Jungkook yang meminta, tidak mungkin Taehyung tidur disini malam ini.

"Oppa, aku senang akhirnya kau tidur bersamaku lagi. Dan juga─ sudah lama kita tidak berhubungan." Tangannya bergerak mengelus dada bidang Taehyung dan merambat ke rahang tegasnya, Jihan memiringkan tubuh menghadap sang suami. "Aku ingin Oppa menyentuhku."

Taehyung menahan tangan Jihan. "Tidak, Jihan. Aku─"

"Kenapa, Oppa? Aku juga istrimu. Aku ingin kau bersikap adil juga padaku. Aku menginginkanmu malam ini." Tanpa menunggu persetujuan Taehyung, Jihan pun mencium bibir lelaki itu dan memagutnya lembut.

Awalnya Taehyung ingin menolak, tapi mengingat jika Jihan juga adalah istrinya, apa salahnya Taehyung menuruti kemauannya dan memenuhi birahi istri pertamanya ini.

Jihan senang, karena kini Taehyung tidak menolaknya. Pria itu beralih mengukungnya dan menelusupkan tangannya ke dalam piyama Jihan untuk meraih kaitan bra dan membukanya.

"Sentuh aku, Oppa. Aku juga ingin mengandung anakmu."

•••

Semalaman Jungkook tidak bisa tidur. Ia sudah terbiasa dipeluk dan dimanja oleh suaminya, tapi begitu tak mendapatkan afeksi itu semalam, rasa kantuknya tak kunjung datang. Terlebih ada sesuatu yang mengganggunya.

Ketika melintasi kamar Jihan yang masih tertutup, Jungkook tahu jika sekarang suaminya pasti masih tertidur didalam sana. Jungkook tahu, apa yang mereka lakukan semalam. Ada perasaan cemburu, tapi ia tidak masalah dengan itu─ mungkin, karena Jihan juga merupakan istri Taehyung.

"Sudah bangun? Apa Taejun masih tidur?" Sesampainya di dapur, Baekhyun berbicara padanya. Melihat mertuanya sedang menyiapkan bahan untuk sarapan, Jungkook berinisiatif untuk membantunya.

"Taejun sedang poop, tuh." kekehan kecil keluar dari bibir tipisnya.

"Begitu rupanya. Papa pikir dia belum bangun. Suamimu juga masih tidur, ya? Papa belum melihatnya, padahal sudah hampir siang."

"Tae Hyung sepertinya masih tidur." jawab Jungkook sekenanya.

Baekhyun menghentikan kegiatannya sebentar hanya untuk menatap Jungkook. "Sepertinya? Apa semalam kalian tidak tidur bersama?"

Jungkook tersenyum. "Tidak. Aku yang menyuruh Hyungie untuk tidur bersama Jihan."

"Eh? Kenapa kau melakukan itu? Seharusnya kau senang jika suamimu lebih memilih tidur denganmu."

"Aku pikir sudah cukup Tae Hyung membahagiakanku, dan aku rasa Tae Hyung juga perlu membahagiakan Jihan. Aku juga harus sadar diri, bagaimanapun juga aku ini kan yang kedua." jawab Jungkook.

"Kau memang yang kedua, tapi kau yang pertama dihatinya. Kau harus tahu itu." Baekhyun menyentuh pundak Jungkook. "Nak, Papa hanya ingin memberi saran, jangan terlalu baik pada wanita itu. Kau tidak tahu sikapnya seperti apa. Jika kau terlalu baik padanya, kau yang akan kalah. Sesekali kau harus bersikap tegas, atau paling tidak jangan terlalu sering mengalah. Papa tahu, ada rasa tidak rela didalam hatimu ketika Taehyung bersama dengan wanita itu. Iya, kan?"

The Truth MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang