─; 24

3.8K 414 35
                                    

.
.
.

"Kenapa wajahmu murung begitu, sayang?" Taehyung bertanya pada sang anak. Mereka semua kini sedang sarapan. Hari ini adalah hari pertama Taejun belajar di sekolah yang baru.

"Apa aku akan tinggal disini selamanya? Kenapa Taejun harus pindah sekolah, Yah?" jawab anak itu sedikit murung.

"Karena mulai hari ini Taejun akan tinggal disini bersama Ayah, jadi Taejun juga harus bersekolah disini. Kenapa, hm? Apa Taejun tidak senang?"

Jihan mendecih pelan mendengar percakapan itu.

Taejun menatap Ayahnya. "Itu berarti Taejun tidak akan bertemu dengan Boram lagi?"

Taehyung melirik Jungkook dengan wajah bertanya. Siapa itu Boram?

"Boram adalah anak Eunwoo, teman Taejun di sekolah yang lama." sahut Jungkook.

Taehyung mengerti sekarang. "Taejun akan mendapat teman baru disini. Anak Ayah yang tampan ini pasti akan mendapat banyak teman." hiburnya.

"Teman mudah dicari. Kau hanya belum menyesuaikan diri. Nanti juga akan terbiasa." timpal Baekhyun.

"Dengar apa kata grandpa. Sekarang habiskan sarapanmu, setelah ini Ayah akan mengantarmu ke sekolah."

•••

Jihan ingin mengambil minum di dapur. Ia melihat mertuanya begitu akrab dengan Jungkook. Mereka berdua sedang membuat cookies disana. Jungkook benar-benar mengeluarkan daya pikat serta kelicikannya untuk mengambil hati sang mertua dengan mudahnya. Benar-benar menjijikan, pikir Jihan.

"Oh? Jihan, ikutlah membuat cookies bersamaku dan Papa. Kau hanya perlu membentuknya seperti bintang, ini menyenangkan." ucap Jungkook dengan senyumannya yang mengembang.

"Tentu saja dia tidak akan mau. Jihan sudah terbiasa bermalas-malasan di rumah. Bermain ponsel dan keluyuran keluar rumah adalah hobinya, dia mana suka dengan kegiatan di dapur seperti ini." sahut Baekhyun.

Jihan menarik napas dalam-dalam untuk menetralkan rasa kesalnya karena ucapan sang mertua. Dia benci sekali ketika sang mertua merendahkan dirinya didepan Jungkook.

"Pa, ketika kau menyuruhku aku tidak pernah menolak. Aku juga pernah mengerjakan pekerjaan rumah─"

"Iya kau melakukan itu semua karena aku yang menyuruhmu. Terlihat sangat terpaksa ketika mengerjakannya. Mana pernah kau sadar diri untuk membereskan rumah ataupun memasak tanpa disuruh?" Baekhyun sengaja memotong perkataan Jihan.

"Kenapa Papa bersikap menyebalkan padaku? Aku juga menantumu." ucap Jihan tak terima.

"Apa bagimu aku ini menyebalkan?" tanya Baekhyun tak habis pikir.

"Pa, sudah. Mari kita lanjutkan membuat cookies." Jungkook mencoba melerai perdebatan keduanya. Ia jadi merasa canggung dengan situasi ini.

Jihan pergi dari dapur setelah menatap Jungkook sinis.

"Dasar tidak punya sopan santun." gumam Baekhyun. "Begitulah dia, sangat berbeda denganmu."

"Tidak apa, Pa. Mungkin Jihan begitu karena sedang merasa lelah. Biarkan dia istirahat."

"Seandainya kau yang lebih dulu menikah dengan Taehyung, suasana di rumah ini pasti akan terasa hangat. Sayang sekali Taehyung harus menikah dengan wanita pemalas itu, bahkan masih mau mempertahankan hubungan rumah tangga dengannya. Padahal Papa yakin jika Taehyung sudah tidak menaruh rasa cinta pada Jihan. Apalagi setelah ada kau dan Taejun di dihidupnya." ujar Baekhyun.

The Truth MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang