.
.
.Mereka sekeluarga kini sedang sarapan. Jungkook mengunyah makanannya dengan pelan, merasa risih ketika dihadapannya kini Jihan tengah menatapnya dengan seringaian tipis. Wanita itu merasa menang karena berhasil mengalihkan perhatian Taehyung semalam.
"Sepertinya aku harus berangkat sekarang." Taehyung meminum air putih dengan terburu. "Taejun ingin berangkat sama Ayah atau─"
"Aku yang akan mengantarnya ke sekolah." ujar Jungkook.
"Oke, kalau begitu aku berangkat sekarang." Taehyung bangkit dari duduknya dan mencium kening Jungkook sekilas sebelum ia berangkat ke kantor. Ia harus berangkat pagi-pagi sekali hari ini.
Taehyung beralih mengusap surai anaknya. "Jangan nakal di sekolah, ya. Belajar yang benar."
"Eum." Taejun menggumam sebagai jawaban.
"Pa, aku berangkat." Taehyung pamit untuk pergi. Baru selangkah, ia mendengar Jihan memanggilnya.
"Oppa, hati-hati di jalan." Senyumnya mengembang dengan sempurna. Wajah Jihan terlihat berseri ketika menatap Taehyung.
"Hm." Taehyung langsung pergi keluar.
Senyum Jihan pudar, padahal ia juga mengharapakan kecupan dari suaminya.
Selepas kepergian Taehyung, Jihan pun berlalu pergi ke kamarnya.
"Jungkook? Kau sedang tidak enak badan? Kenapa makanannya hanya diaduk seperti itu?" Baekhyun melihat Jungkook yang baru memakan sarapannya dua sendok saja, setelah itu ia hanya mengaduknya, terlihat seperti tidak ada gairah lagi untuk memakannya.
"Huh? Tidak, Pa. Aku sudah kenyang." Jungkook tidak lagi mengaduk makanannya. Ia tersenyum pada Baekhyun, memberitahu jika ia baik-baik saja.
"Biar Papa saja yang mengantar Taejun."
"Tidak, Pa. Biar aku saja." Jungkook menolak jika Baekhyun yang mengantar Taejun ke sekolah. Jungkook bukan sedang tidak enak badan, ia hanya sedang tidak bersemangat saja mengingat soal semalam. Terlebih dengan perkataan Jihan ketika berpapasan didepan kamar tadi, "Semalam kau mendengarnya, kan? Kami melakukannya, karena Oppa sangat menginginkanku."
Memangnya apa yang Jungkook harapkan? Menjadi egois dan berharap jika Taehyung dan Jihan segera bercerai? Iya, betul. Terdengar jahat memang, tapi Jungkook tidak ingin munafik, didalam hati kecilnya ia mengharapkan hal itu terjadi.
•••
Melihat Jihan berpakaian rapih, Baekhyun sontak bertanya, "Mau pergi kemana?"
"Aku ingin bertemu dokter."
"Kau sakit?"
"Tidak. Aku hanya ingin berkonsultasi tentang ..." Jihan mengelus perutnya sendiri. Melihat itu Baekhyun langsung paham.
"Memangnya yakin bisa?" Baekhyun terlihat mencibir, dengan santai membaca majalahnya.
"Maksud Papa?"
"Ya, maksudnya ... memang yakin bisa hamil? Apa rahim-mu tidak kering karena obat-obatan yang kau konsumsi selama bertahun-tahun itu?" Baekhyun menatap Jihan. "Baru sekarang kau kepikiran ingin mengandung anak Taehyung?"
Jihan ingin marah mendengar ucapan itu, tapi ia menahannya.
"Lagipula, tanpamu juga Taehyung sudah bahagia dengan pasangan barunya. Jungkook bisa memberikan apa yang Taehyung minta, termasuk keturunan." Baekhyun kembali membaca majalahnya. Mengabaikan sang menantu yang terlihat menahan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Marriage
Fanfictionbaca versi au di akun X; @mamiyourbae 『 on hold 』 ➱ pairing: Taekook [ toptae x bottkook ] Summary: Pernikahan itu sekali seumur hidup. Pasangan yang kamu pilih adalah pasanganmu sampai mati. Salah atau benar, itulah pasanganmu. Tapi siapa yang bis...